Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kegagalan Alat Flue Gas Desulphur Terhadap Tegangan Lewat Denyar Isolator di Gardu Induk Pembangkitan Tanjung Jati B Jepara Tedy Juliandhy; T Haryono; Suharyanto Suharyanto
Jurnal Teknologi Elektro Vol 13 No 1 (2014): (January - June) Majalah Ilmiah Teknologi Elektro
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.481 KB)

Abstract

Tegangan lewat denyar ( flashover ) adalah  fenomena pelepasan muatan  bersifat merusak yang melintasi  seluruh bagian permukaan isolator. Pelepasan muatan ini disebabkan pembebanan medan listrik pada permukaan isolator yang melebihi harga ketahanan elektriknya. Penyebab terjadinya tegangan lewat denyar adalah pengotoran permukaan isolator, hujan asam, surja hubung dan surja petir. Tegangan  lewat denyar atau flashover ini berupa loncatan api yang terjadi antara isolator atau komponen listrik tegangan tinggi. Hal ini dapat terjadi akibat gagalnya isolasi  sistem tegangan tinggi tersebut. Salah satu penyebab kegagalan isolasi pada isolator tegangan tinggi di Gardu induk Tanjung Jati B Jepara adalah  timbulnya hujan asam akibat kondensasi asap yang keluar dari cerobong  PLTU Tanjung Jati B.  Hujan asam timbul karena kegagalan peralatan Flue Gas Desulphur (FGD) yang dipasang di PLTU untuk mengurangi gas emisi sebagai persyaratan pembangkit listrik ramah lingkungan yang diprogramkan pemerintah melalui Kementerian  Lingkungan Hidup. Tindakan nyata ini dilakukan untuk menepis anggapan bahwa PLTU dengan bahan bakar batubara merupakan salah satu industri yang mengeluarkan gas  emisi SOx dan NOx yang tinggi pada proses operasionalnya. Efek gas emisi ini merupakan salah satu  penyebab terjadinya hujan asam pada lingkungan.  Banyaknya  kadar keasaman hujan asam yang terjadi di daerah industri akan selalu berpengaruh terhadap jaringan listrik tegangan tinggi yang sedang beroperasi menyalurkan daya listrik.  Adakalanya fungsi  peralatan tegangan tinggi seperti isolator di gardu induk yang menyalurkan daya listrik pada jaringan SUTET 500 kV pada jaringan JAMALI di Pulau Jawa terganggu dalam sistim operasinya karena polutan yang menempel di isolator. Hujan dengan pH antara 4 – 5 dikategorikan sebagai hujan asam dan pada pengujian ini mempengaruhi penurunan tegangan saat terjadinya  flashover sebesar  145,5 kV – 142,5 kV  dari tegangan kerja, hal ini  menyebabkan isolator sebagai bahan isolasi dapat diperkecil jarak rayap permukaan isolatornya sehingga dapat berpengaruh terhadap ketahanan suatu isolator dalam menjalankan fungsinya sebagai alat untuk menahan terjadinya kegagalan tegangan lewat denyar ( Flashover ) dari bagian-bagian yang bertegangan.
Karakteristik Minyak Zaitun dan Minyak Goreng Kelapa Sawit sebagai Minyak untuk Transformator Gema Ramadhona; T Haryono
Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Vol 2 No 4: November 2013
Publisher : Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6145.49 KB)

Abstract

Transformer insulating oil still commonly used in Indonesia is Shell Diala B pertamina production derived from petroleum. Vegetable oils (olive oil, palm cooking oil, and a mixture of both) to be known as the suitability for transformer oil were used in this study. Vegetable oils have advantages over petroleum that is renewable, sustainable, not toxic, biodegradable, and environmentally friendly. Parameters measured and tested were the value of breakdown voltage, at a temperature of 28 oC to 90 oC with each increment of 20 oC, flash point, pour point and viscosity. The test results showed that the pure olive oil at 28 oC had the most high breakdown voltage and fit for use as transformer oil because it has a breakdown voltage of 43 kV, over the test method standard of IEC 156 i.e. ≥ 30 kV/2.5 mm. On all the oil, the temperature rise will cause an increase in the value of breakdown voltage, it is due to the air bubbles in the oil reduced. At a temperature of 90 oC, olive oil still has the highest value with the value of breakdown voltage is 52.31 kV. The most high flash point on pure palm cooking oil is 324 oC over the test method standard of IEC 296 A (> 140 oC). The lowest pour point in the pure olive oil is at -12 oC, under the test method standard of IEC 296 (≤ -30 oC). While the viscosity of the oil composition has almost the same value of about 40 cSt, under the test method standard of IEC 296 class 1 (≤ 11 cSt).
Perancangan Dan Pengujian Motor Induksi Tiga Fase Multi-Kutub Bambang Sugiyantoro; T Haryono; Yahya Farqadain
Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Vol 1 No 1: Februari 2012
Publisher : Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.25 KB) | DOI: 10.22146/jnteti.v1i1.8

Abstract

Three-phase induction motor is a motor type which is most often encountered in the household and in industry. This is due to the cheap price, easy maintenance and long age. One way to change the speed of three phase induction motor is by changing the number of poles.This research was conducted to determine the characteristic of three-phase induction motor when a change is done either by number of poles loaded and no-load.Characteristics of the motor which want to know are the rotor speed, slip, flow, power, and power factor when th number of stator poles varied.The study was conducted by modifying the number of poles three-phase induction motor squirrel cage. Motor induction of the results of modification has a the number of poles which can be changed so that the motor induction have the the number of poles 2, 4, 8 or 16. Characteristics of induction motor testing is done by changing the number of poles, and then the measurement is done on the velocity of the rotor speed, slip, flow, power, and power factor when th number of stator poles varied.The results showed that three-phase induction motor speed can be varied by changing the number of poles, but their work is less satisfactory in performance as demonstated by large slip of the induction motor, especially with 2 poles, 4 poles and 8 poles.
Testing of Several Paper Types as Insulators for Electric Power Systems Marganda Harliman Siagian; T Haryono; Bambang Sugiyantoro
IJITEE (International Journal of Information Technology and Electrical Engineering) Vol 2, No 3 (2018): September 2018
Publisher : Department of Electrical Engineering and Information Technology,Faculty of Engineering UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.291 KB) | DOI: 10.22146/ijitee.43818

Abstract

Abstract— This research was based on high voltage equipment failure due to an increase in temperature and humidity on insulating materials. This can cause the power system reliability to decrease. On the other hand, paper is frequently found and used in everyday life. Paper can be categorized as a solid insulator even tough its use in the electric power system can be considered as minimum. This paper aimed to determine electrical insulation characteristics of three types of paper on market and to determine the amount of failed voltage and leakage current of test materials included with other factors such as temperature rise effect as well as humidity conditions in sample testing. The employed test samples were photo paper, duplex paper, and samson craft paper with a length of 7 cm and width of 7 cm with different thickness for each paper type. Tests were carried out with two paper conditions, i.e. paper was soaked in Shell Diala B oil and was not soaked in Shell Diala B oil, so that the significance of the oil on the paper used as an ingredient in testing could be known. The test results showed that temperature and humidity affected dielectric strength magnitude and test sample leakage current value. In addition, it was also found that test sample result impregnated with Shell Diala B had a higher dielectric magnitude compared to the unimpregnated test sample. Test samples impregnated with Shell Diala B oil had a leakage current value which tended to be smaller than the unimpregnated test sample.
Kegagalan Alat Flue Gas Desulphur Terhadap Tegangan Lewat Denyar Isolator di Gardu Induk Pembangkitan Tanjung Jati B Jepara Tedy Juliandhy; T Haryono; Suharyanto Suharyanto
Jurnal Teknologi Elektro Vol 13 No 1 (2014): (January - June) Majalah Ilmiah Teknologi Elektro
Publisher : Program Studi Magister Teknik Elektro Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tegangan lewat denyar ( flashover ) adalah  fenomena pelepasan muatan  bersifat merusak yang melintasi  seluruh bagian permukaan isolator. Pelepasan muatan ini disebabkan pembebanan medan listrik pada permukaan isolator yang melebihi harga ketahanan elektriknya. Penyebab terjadinya tegangan lewat denyar adalah pengotoran permukaan isolator, hujan asam, surja hubung dan surja petir. Tegangan  lewat denyar atau flashover ini berupa loncatan api yang terjadi antara isolator atau komponen listrik tegangan tinggi. Hal ini dapat terjadi akibat gagalnya isolasi  sistem tegangan tinggi tersebut. Salah satu penyebab kegagalan isolasi pada isolator tegangan tinggi di Gardu induk Tanjung Jati B Jepara adalah  timbulnya hujan asam akibat kondensasi asap yang keluar dari cerobong  PLTU Tanjung Jati B.  Hujan asam timbul karena kegagalan peralatan Flue Gas Desulphur (FGD) yang dipasang di PLTU untuk mengurangi gas emisi sebagai persyaratan pembangkit listrik ramah lingkungan yang diprogramkan pemerintah melalui Kementerian  Lingkungan Hidup. Tindakan nyata ini dilakukan untuk menepis anggapan bahwa PLTU dengan bahan bakar batubara merupakan salah satu industri yang mengeluarkan gas  emisi SOx dan NOx yang tinggi pada proses operasionalnya. Efek gas emisi ini merupakan salah satu  penyebab terjadinya hujan asam pada lingkungan.  Banyaknya  kadar keasaman hujan asam yang terjadi di daerah industri akan selalu berpengaruh terhadap jaringan listrik tegangan tinggi yang sedang beroperasi menyalurkan daya listrik.  Adakalanya fungsi  peralatan tegangan tinggi seperti isolator di gardu induk yang menyalurkan daya listrik pada jaringan SUTET 500 kV pada jaringan JAMALI di Pulau Jawa terganggu dalam sistim operasinya karena polutan yang menempel di isolator. Hujan dengan pH antara 4 – 5 dikategorikan sebagai hujan asam dan pada pengujian ini mempengaruhi penurunan tegangan saat terjadinya  flashover sebesar  145,5 kV – 142,5 kV  dari tegangan kerja, hal ini  menyebabkan isolator sebagai bahan isolasi dapat diperkecil jarak rayap permukaan isolatornya sehingga dapat berpengaruh terhadap ketahanan suatu isolator dalam menjalankan fungsinya sebagai alat untuk menahan terjadinya kegagalan tegangan lewat denyar ( Flashover ) dari bagian-bagian yang bertegangan.