Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
0.23
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Linguistika Randwick International of Education and Linguistics
Dwi Widayati
Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Arts Education Languange, Linguistic, Communication & Media Other

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

 1 
Kekerabatan Kosa Kata Bahasa Karo, Bahasa Nias, dan Bahasa Simalungun di Kota Medan: Kajian Linguistik Historis Komparatif Sherly Novita; Dwi Widayati
Linguistika: Buletin Ilmiah Program Magister Linguistik Universitas Udayana Vol 26 No 2 (2019): September
Publisher : Program Magister Linguistik Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (942.276 KB) | DOI: 10.24843/ling.2019.v26.i02.p03

Abstract

Artikel ini berjudul “Kekerabatan Kosa Kata Bahasa Karo, Bahasa Nias, dan Bahasa Simalungun di Kota Medan: Kajian Linguistik Historis Komparatif”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi hubungan kekerabatan antara ketiga bahasa tersebut. Terdapat 42 pasangan kata yang berkerabat antara Bahasa Karo (BK) dengan Bahasa Nias (BN), yaitu sebesar 21%; terdapat 73 pasangan kata yang berkerabat antara Bahasa Karo (BK) dengan Bahasa Simalungun (BS), yaitu sebesar 37%; terdapat 47 pasangan kata yang berkerabat antara Bahasa Nias (BN) dengan Bahasa Simalungun (BS), yaitu sebesar 24%. Dari jumlah persentase kekerabatan tersebut dikelompokkan bahwa BK dan BN adalah keluarga bahasa. Selanjutnya, dihitung waktu pisah kedua bahasa yang dibandingkan melalui rumusan W = log C / 2 log r. Hasilnya adalah 3,597. Artinya BK dan BN adalah bahasa yang berkerabat dan merupakan satu bahasa yang sama sekitar 3,597 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1,578 Sebelum Masehi (dihitung dari tahun 2019) dan termasuk dalam tingkat bahasa serumpun (family of stock). BK dan BS adalah bahasa kerabat dan merupakan satu bahasa yang sama sekitar 2,290 tahun yang lalu atau sekitar tahun 271 SM (dihitung dari tahun 2019), sebelum akhirnya berpisah dan termasuk dalam tingkat bahasa sekeluarga (language of family). Lalu BN dan BS adalah Bahasa yang berkerabat dan berpisah sekitar 3,288 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1,269 SM (dihitung dari tahun 2019), dan termasuk dalam tingkat bahasa serumpun (family of stock). Kata Kunci— kekerabatan, Karo, Nias, Simalungun, leksikostatistik
Falewuo (Kebambuan) Glosarium in Society Nias: Ecolinguistic Study Rahmawati Rahmawati; Dwi Widayati
Randwick International of Education and Linguistics Science Journal Vol. 2 No. 3 (2021): RIELS Journal, September
Publisher : RIRAI Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47175/rielsj.v2i3.309

Abstract

Ecolinguistic is a branch linguistics who studies the role of linguistics in problem ecology and environment. Ecolinguistics is an interdisciplinary study that looks at the link between ecosystems and linguistics. This study involves sociology, anthropology, psychology and political science. The socio-ecological aspects greatly affect the balance, preservation and inheritance of the environment for current and future generations. Falewuo's lexicon, for example Niru, still remains in the memory of the older generation, but the entity has become extinct. The purpose of this research is to maintain local ecological wisdoms that need to be included in the discourse of a healthy and green environment (greenspeak), bearing in mind that the soul (ideological, philosophical, socio-ecological concepts) of the community is imbued with these local wisdoms. There are changes due to the emergence of practical tools made of plastic, aluminum and iron. Of course, some that have been used can damage the environment and lose the vocabulary of bamboo in the Nias language because it is rarely used. This study used qualitative methods. The qualitative method is a research method based on existing facts or phenomena that empirically live in the speakers (Sudaryanto, 2015). The theory used is Mbete's ecolinguistic theory. From the research results, it was found that the changes in the lifestyle of the Nias people had changed considerably and did not pay attention to nature as a provider and life. The conclusion of this study is that the pattern of social life has also begun to shift towards individual traits. Environment and language are closely related because every flora and fauna that exists must have the meaning of the wealth of the language-speaking community.
Co-Authors Rahmawati Rahmawati Sherly Novita