Vega Karlowee
Department Of Anatomical Pathology, Faculty Of Medicine, Universitas Diponegoro Semarang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Ekstrak Lengkuas Merah (Alpinia Galanga) Dosis Bertingkat Terhadap Ekspresi Caspase 3 dan Grading Kanker Payudara Mencit C3H Vega Karlowee; Tjahjono Tjahjono; Noor Wijayahadi
MEDIA MEDIKA INDONESIANA 2010:MMI VOLUME 44 ISSUE 2 YEAR 2010
Publisher : MEDIA MEDIKA INDONESIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.075 KB)

Abstract

Effect of oral administered graded doses of alpinia galanga on the caspase 3 expression and histopathological grading of breast cancer in C3H miceBackground: 1’-Acetoxychavicol Acetate (ACA), in Alpinia galanga, known to have pro apoptotic and anticancer effects. The pro apoptotic effect is by elevating caspase 8 and 9 activity. ACA causes the cycle cell stops at G0/G1 phase. The aim of this study is to prove the effect on caspase 3 and histopathological grading of breast cancer.Method: It was an laboratory experimental with post test only control group design. Four groups of C3H mice, aged 2-3 months, had breast cancer inoculation. After the tumor mass were palpabled, K received no extract, P1, P2, P3 received Alpinia galanga extract at dose levels of 225, 450, 750 mg/kgBW/day, for 2 weeks. Immunohistochemistry examination of caspase 3 expression was scored with Allred criteria and cancer grading was scored with modified Scarff-Bloom-Richardson (MSBR) criteria. All data were analyzed by Kruskal-Wallis test, with level of significant α <0.05.Result: At P1, P2, P3 there were 1, 5, 7 mice dead in each group before termination, while in K all were survived. Pro protocol analysis showed no significance difference on caspase 3 expression (p=0.137) and grading score (p=0.399) between groups. Intention to treat analysis showed significance differences on caspase 3 expression between P1 with K (p=0.033) and P3 (p=0.005), and significance difference on grading score between P3 with K (p=0.002) and P1 (p=0.004). Histopathology examination showed damages on liver and kidney, especially in P3, which might be the mice’s cause of death.Conclusion: Caspase 3 expression is the highest at dose level of 225 mg/kgBW/day. Grading score is the lowest at dose level of 750 mg/kgBW/day.ABSTRAKLatar belakang: Senyawa 1’-Acetoxychavicol Acetate (ACA) dalam Alpinia galanga memiliki efek proapoptosis dan antikanker. Efek proapoptosis melalui aktivasi caspase 8 dan 9. ACA menyebabkan terhentinya siklus sel fase G0/G1. Tujuan penelititan ini adalah membuktikan adanya efek terhadap caspase 3 dan grading kanker payudara.Metode: Jenis penelitian eksperimental dengan desain post test only control group. Mencit C3H usia 2–3 bulan dibagi 4 kelompok, diinokulasi kanker payudara. Setelah tumbuh massa tumor, kontrol (K) tidak diberi perlakuan dan P1, P2, P3 diberi ekstrak Alpinia galanga dosis 225, 450, 750 mg/kgBB/hari selama 2 minggu. Penilaian ekspresi caspase 3 berdasarkan kriteria Allred dan grading kanker berdasarkan kriteria modified Scarff-Bloom-Richardson (MSBR). Dilakukan uji beda Kruskal-Wallis dengan tingkat kemaknaan α <0,05. Hasil: Pada P1, P2, P3, didapatkan kematian mencit sebanyak 1, 5, dan 7 ekor, sedangkan K tidak ada. Dalam pro protocol analysis, tidak ada perbedaan bermakna ekspresi caspase 3 (p=0,137) maupun grading kanker (p=0,399) antar kelompok. Pada intention to treat analysis ekspresi caspase 3, ada perbedaan bermakna antara P1 dengan K (p=0,033) dan P3 (p=0,005). Pada grading kanker payudara, ada perbedaan bermakna antara P3 dengan K (p=0,002) dan P1 (p=0,004). Pada histopatologis organ, ditemukan kerusakan hati dan ginjal, terutama pada P3, yang kemungkinan mengakibatkan kematian mencit.Kesimpulan: Skor ekspresi caspase 3 kanker payudara tertinggi didapatkan pada dosis 225 mg/kgBB/hari. Skor grading kanker payudara terendah didapatkan pada dosis 750 mg/kgBB/hari.
The Effect of Black Garlic (Allium sativum Linn) on Cardiac and Aortic Histopathology in Experimental Studies in Obesity Rats Andreas Arie Setiawan; Fairuz Azmila Purnomo; Vega Karlowee; Noor Wijayahadi
Journal of Biomedicine and Translational Research Vol 7, No 2 (2021): August 2021
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jbtr.v7i2.11686

Abstract

ABSTRACTBackground: Obesity is a disorder or disease characterized by the accumulation of excess fat in the body due to an imbalance in energy intake that is used for a long time. Accumulation of fat can reduce adiponectin, causing cardiac hypertrophy, endothelial vasodilation, and other cardiovascular diseases. Black garlic have high antioxidants in the form of S-Allylcysteine(SAC) which functions to increase adiponectin. Objective: To determine the effect of Black garlic on the histopathological picture of the heart and aorta of obese rats. Methods: This study was an experimental study with a randomized post-test only design with control group design with 5 groups of male white rats Sprague Dawley (Rattus novergicus) fed High Fat Fructose. Diet (HFFD) enriched with 1.25% cholesterol and 0.5% cholic acid for 8 weeks and was given black garlic intervention at doses of 450 mg / 200BW, 900mg / 200BW and 1350mg200 / BW for 4 weeks. Results: Giving black garlic significantly reduced body weight of rats (p = 0.001), and the results did not significantly reduce heart weight (p = 0.147), aortic weight (p = 0.061), histopathological changes in heart wall thickness (p = 0.423) and aortic wall thickness (p = 0.802). The effective doses of black garlic in this study were 450 mg / 200 grams BW, 900 mg / 200 grams rat BW and 1350 mg / 200 grams BW of rats. The optimal dose is 900 mg / 200 grams BW. Conclusion: Black garlic gave a significant reduction in body weight of rats and no significant reduction in heart weight, aortic weight, cardiac and aortic histopathological features. 
PERBEDAAN ANTARA EKSPRESI TUMOR ACTIVATING MACROPHAGE (TAM/CD68) DAN TUMOR SUPRESSOR GENE (P16) PADA KARSINOMA SEL SKUAMOSA SERVIKS UTERI YANG RESIDIF DAN TIDAK RESIDIF DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Ira Citra Ningrom; Dik Puspasari; Indra Wijaya; Vega Karlowee; Meira Dewi; Siti Amarwati
Media Medika Muda Vol 3, No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.629 KB)

Abstract

Latar belakang: Karsinoma serviks uteri merupakan karsinoma tersering pada wanita di dunia. Dengan dengan 580.000 kasus baru pada tahun 2012, dan Karsinoma Sel Skuamosa merupakan jenis yang tersering dijumpai. Beberapa jurnal penelitian mengatakan bahwa CD68 mempunyai peran penting pada inveksi HPV dan peningkatan jumlah CD68 berhubungan erat dengan transformasi keganasan pada cerviks.4 P16 merupakan telah terbukti sangat diekspresikan dalam mengubah infeksi dengan jenis HPV onkogenik.5 Oleh karena itu perlu dikaji lebih lanjut mengenai kapabilitas jumlah makrofag dan peranan P16 yang dinilai dengan pemerikaan IHC untuk memprediksi prognosis pasien dengan karsinoma serviks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan ekspresi CD68 dan P16 pada Karsinoma sel skuamosa serviks uteri yang residif dan tidak residif di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode: Terdapat 30 sampel kasus karsinoma sel skuamosa serviks uteri di laboratorium RSUP Dr. Kariadi, tahun 2015–2017. Sampel diambil dengan metode consecutive sampling, dibagi menjadi 2 grup berdasarkan residif dan tidak residif, kemudian dilakukan pengecatan imunohistokimia menggunakan antibodi CD68 dan P16 lalu dihitung persentasinya. Perbedaan setiap variabel akan dianalisa secara statistik.Hasil:terdapat perbedaan bermakna antara hasil pemeriksaan CD68 di antara kelompok karsinoma sel skuamosa yang residif dan tidak residif (p<0,05). Terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara hasil pemeriksaan p16 di antara 2 kelompok tersebut (p>0,05).Simpulan: Ekspresi CD68 lebih tinggi secara bermakna pada karsinoma sel suamosa yang residif dibandingkan dengan yang tidak residif. Ekspresi p16 lebih tinggi namun tidak bermakna, pada karsinoma sel skuamosa servik uteri yang residif dibandingkan dengan yang tidak residif.
PENGARUH EKSPRESI LMP-1 DAN P53 MUTAN DENGAN PROGNOSIS PASIEN KARSINOMA NASOFARING (UNDIFFERENTIATED TYPE) Atikah Atikah; Udadi Sadhana; Ika Pawitra Miranti; Dik Puspasari; Vega Karlowee
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 1 (2022): Volume 9 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i1.6284

Abstract

Undifferentiated carcinoma merupakan subtipe KNF yang mempunyai titer antibodi EBV lebih tinggi daripada orang sehat. Efek karsinogenik EBV melibatkan LMP-1 yang berhubungan dengan buruknya prognosis sedangkan p53 mutan memprediksi kekambuhan tumor. Penelitian ini menilai pengaruh LMP-1 dan p53 mutan dengan prognosis pasien KNF (Undifferentiated carcinoma). Studi analitik observasional dengan cross-sectional di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr. Kariadi Semarang. Empat puluh buah blok parafin dari jaringan nasofaring menggunakan teknik consecutive sampling. Dilakukan pewarnaan LMP-1 dan p53 mutan. Uji statistik menggunakan uji korelasi Pearson. Nilai p < 0,05 dianggap bermakna secara statistik. Terbanyak pada kelompok usia > 40 tahun, jenis kelamin laki-laki, keterlibatan kelenjar getah bening (N) pada kelompok N2 dan tidak ada metastasis (M). Tingkat ekspresi LMP-1 dan p53 mutan terbanyak positif kuat. Korelasi antara ekspresi LMP-1 dengan usia (p=0,327), jenis kelamin (p=0,599), kategori N (p= 0,512), kategori M (p=0,019). Ekspresi p53 mutan dengan usia (p=0,329), jenis kelamin (p=0,981), kategori N (p=0,013), kategori M (p=0,705). Ekspresi LMP-1 dengan p53 mutan (p=0,760). Terdapat perbedaan antara ekspresi LMP-1 dengan p53 mutan (p=0,000). Dapat disimpulkan LMP-1 dan p53 mutan dapat digunakan sebagai faktor prognosis pada pasien KNF.
HUBUNGAN EKSPRESI E-CADHERIN DENGAN STATUS METASTASIS KELENJAR GETAH BENING PADA TRIPLE NEGATIVE BREAST CANCER Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Deschairul Deschairul; Dik Puspasari; Meira Dewi Kusuma Putri; Vega Karlowee; Devia Eka Listiana
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 1 (2022): Volume 9 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i1.6285

Abstract

Invasive breast carcinoma berdasarkan gene profiling dibagi menjadi beberapa subtipe.Salah satunya adalah Triple negative breast cancer (TNBC). TNBC sering menginvasi stroma ataupun bermetastasis ke KGB aksila yang berpengaruh terhadap rekurensi dan kematiandisebabkan karena hilangnya adhesi sel yang satu terhadap yang lain dan transisi dari epitelial menjadi mesenkim ( Epithelial–mesenchymal transition/EMT). Adhesi antar sel diatur oleh dua jenis junction yaitu adherens juntion dan tight junction.Protein transmembran pada adheren junction yang disebut dengan E-cadherin. Berdasarkan berbagai studi terdapat korelasi antara berkurangnya kadar ekspresi E-cadherin dengan derajat histologi tumor, metastasis KGB dan stadium klinik tapiadapula hasil penelitian yang menunjukkan korelasi lemah atau tidak menunjukkan korelasi antara kadar ekspresi E-cadherin dengan prognosis kanker payudara. Sedangkan bagi TNBC, hanya sedikit yang diketahui mengenai kadar ekspresi E-cadherin. Mengetahui hubungan ekspresi E-cadherin status metastasis KGB, usia, ukuran tumor dan jumlah KGB yang terlibat pada TNBC di RSUP dr.Kariadi semarang. Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah blok parafin dari pasien  di RSUP dr. Kariadi yang telah didiagnosis TNBC dengan status biomarker sebagai berikut ER (-) negatif, PR (-) negatif dan HER-2  (-) negatif. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 30 buah blok parafin dari karsinoma payudara invasive tipe TNBC, berdasarkan rumus sampling yang digunakan. Sampel yang dipilih sudah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang memiliki data blok parafin yang lengkap dan massa tumor adekuat untuk dilakukan pemeriksaan imunohistokimia E-Cadherin. Pembacaan slide penelitian dilakukan oleh dokter spesialis patologi anatomi.Hubungan antar variabel dianalisis dengan uji korelasi Pearson. Data ekspresi E-Cadherin pada TNBC  pada penelitian ini ekspresi positif sedang berjumlah 2 orang (6,7%) dan ekspresi positif kuat  berjumlah 28 orang (93,3%). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Ekpresi E-Cadherian dengan status metastasis KGB (p=0,153, p>0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Ekspresi E-Cadherin dengan usia penderita (p=0,457, p>0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Ekspresi E-Cadherin dengan ukuran tumor (p=0,153, p>0,05). Tidak terdapat hubungan ekspresi E-Cadherin dengan jumlah KGB yang terlibat (p=0,355, p>0,05).Tingkat ekspresi E-Cadherin pada penderita TNBC sebagian besar positif kuat. Ekspresi E-Cadherin tidak berhubungan dengan status metastasis KGB pada TNBC.Ekspresi E-Cadherin tidak berhubungan dengan usia pasien pada TNBC. Ekspresi E-Cadherin tidak berhubungan dengan ukuran tumor pada TNBC. Ekspresi E-Cadherin tidak berhubungan dengan jumlah KGB yang terlibat pada TNBC.