I Wayan Eka Dharmawan
Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Simpanan Karbon Organik Dalam Sedimen Mangrove Terhadap Pasang Surut Di Pulau Bintan Faradian Nurul Hapsari; Lilik Maslukah; I Wayan Eka Dharmawan; Sri Yulina Wulandari
Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 1 (2022): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v11i1.39107

Abstract

Ekosistem mangrove memberikan kontribusi terbesar pada kawasan pesisir dalam penyerapan karbon dari atmosfer serta penyimpanan karbon dalam bentuk biomassa ataupun terpendam di dalam sedimen. Variasi simpanan karbon pada sedimen mangrove sangat tergantung dengan struktur komunitas dan karakter oseanografi yaitu pasang surut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis variasi nilai simpanan karbon sedimen mangrove di Pulau Bintan serta menganalisis hubungannya dengan karakter pasang surut. Lokasi penelitian memiliki karakter struktur komunitas mangrove yang berbeda, yaitu Desa Lagoi yang didominasi oleh jenis Ceriops tagal, dan Desa Kawal yang didominasi oleh jenis Rhizophora apiculata. Setiap lokasi penelitian dibagi menjadi tiga zona tegak lurus garis pantai berdasarkan parameter dominansi jenis. Parameter yang diukur yaitu ukuran butir sedimen, struktur komunitas mangrove, karbon sedimen dan pasang surut. Data karbon organik dan ukuran butir sedimen menggunakan metode wet sieving dan LOI, sedangkan untuk pasang surut diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG). Hasil penelitian menujukan bahwa simpanan karbon organik sedimen yang lebih besar ditemukan di wilayah yang memiliki ukuran butir yang lebih halus dengan arus dan tenggang waktu menuju surut yang lebih rendah serta rerata ukuran dan tinggi mangrove yang lebih besar. Tenggang waktu menuju surut lebih cepat akan mengakibatkan perputaran sedimen dan serasah cepat sehingga pengendapan sedimen dan serasah berkurang. Simpanan karbon organik sedimen mangrove memiliki perbedaan yang cukup signifikan di Kawal dan Lagoi dengan rerata sebesar 13,90 ton C ha-1 dan 7,64 ton C ha-1. Mangrove ecosystems provide the largest contribution to coastal areas in absorbing carbon from the atmosphere and storing carbon in the form of biomass or buried in sediments. The variation of carbon storage in mangrove sediments is highly dependent on the community structure and the oceanographic character of the tides. The purpose of this study was to analyze variations in the value of carbon storage of mangrove sediments in Bintan Island and to analyze their relationship with tides. The research location has a different character of mangrove community structure, namely Lagoi Village which is dominated by the Ceriops tagal species, and Kawal Village which is dominated by the Rhizophora apiculata species. Each research location is divided into three zones perpendicular to the coastline based on the parameter of species dominance. Parameters measured were sediment grain size, mangrove community structure, sediment carbon and tides. Organic carbon and sediment grain size data using wet sieving and LOI methods, while tides were obtained from the Geospatial Information Agency (BIG). The results showed that larger organic sediment carbon stores were found in areas that had finer grain sizes with lower currents and time periods to tide and larger mean size and height of mangroves. The time to recede faster will result in rapid circulation of sediment and litter so that sediment and litter deposition is reduced. The organic carbon storage of mangrove sediments has a significant difference in Kawal and Lagoi with an average of 13.90 tonnes C ha-1 and 7.64 tonnes C ha-1.
Methane Concentration on Three Mangrove Zones in Ngurah Rai Forest Park, Bali I Putu Sugiana; Elok Faiqoh; Gede Surya Indrawan; I Wayan Eka Dharmawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 19, No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.19.2.422-431

Abstract

Mangrove menjadi salah satu ekosistem lahan basah yang berperan penting dalam menyerap karbon. Namun, secara alami ekosistem mangrove juga mampu mengemisikan gas rumah kaca kedalam atmosfer. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang berdampak signifikan terhadap perubahan iklim. Penelitian tentang siklus metana telah dilakukan di ekosistem mangrove TAHURA Ngurah Rai Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur konsentrasi gas metana pada tiga zona ekosistem mangrove. Metode chamber tertutup digunakan dalam pengambilan sampel gas yang kemudian dianalisis dalam gas kromatografi dengan sensor flame ionization detector (FID). Karakter ekologi mangrove yang terdiri dari parameter struktur komunitas mangrove dan lingkungan diukur dari setiap plot kuadrat pengambilan sampel gas. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi gas metana tertinggi ditemukan pada zona darat dengan rata-rata 3,698 ± 0,986 mg. L-1. Walaupun demikian, konsentrasi gas metana pada dua zona lainnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan zona darat. Variabilitas konsentrasi gas metana tidak berbeda signifikan dengan kondisi struktur komunitas mangrove yang berbeda antar zona. Penelitian ini hanya menemukan variasi nilai potensial redoks (ORP) yang berhubungan signifikan dengan konsentrasi gas metana. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa karakter ekologi mangrove yang cukup seragam di kawasan sehingga, tidak menimbulkan perbedaan yang signifikan pada konsentrasi gas metana antar zona. Namun, parameter kondisi substrat lainnya perlu dilibatkan dalam penelitian berikutnya.AbstractMangrove is one of the wetland ecosystems that play an important role in carbon sequestration and storage. However, the ecosystem also emits greenhouse gas into the atmosphere naturally. Methane has been considered as a significant effect on global warming. A preliminary study in a part of the carbon cycle was conducted on the mangrove ecosystem in Ngurah Rai Forest Park Bali. This study was aimed to determine methane gas concentration in three different mangrove zones. Gas samples were collected by closed chamber method and they were analyzed using gas chromatography embedded with the flame ionization detector (FID) sensor. Mangrove ecological parameters i.e. community structure and environmental condition were determined on each quadratic plot where gas samples were collected. The result showed that the highest methane concentration was found in the landward zone at 3,698 ± 0,986 mg. L-1. Even though, the methane concentration of the other zones had not significantly different from the landward zone. In addition, the mangrove community structure among the three zones was not different significantly. The oxidation-reduction potential was the only factor that had a significant correlation with methane concentration. Those results indicated that mangrove ecological conditions among zones were similar to each other,  hence the variation of methane concentration was not significant. Nevertheless, substrate abiotic characters need to be involved in greenhouse gas studies in the future.