Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGGUNAAN APLIKASI ZOOM MEETING PADA PEMBELAJARAN AGAMA HINDU DAN SENI BUDAYA DI MASA PANDEMI Ni Nyoman Sariyani; I Wayan Gara; Kadek Dwi Arlinayanti
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol. 11 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v11i3.40882

Abstract

Dalam dunia pendidikan pada masa pandemi Covid 19, penerapan protokol kesehatan juga memberikan pengaruh yang signifikan pada dunia pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar yang awalnya melalui tatap muka kini dituntut melalui dalam jaringan  (Daring). Pembelajaran melalui daring menemui berbagai tantangan dalam proses belajar langsung antara siswa dan guru pembatalan penilaian belajar berdampak terhadap psikologis anak didik dan menurunnya kualitas keterampilan murid.  Pada masa pandemi ini proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar Dana Punia Singaraja dilaksanakan dengan sistem belajar online atau sistem dalam jaringan (daring). Sistem pembelajaran tersebut dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, peserta didik tidak diharuskan atau diwajibkan untuk datang ke sekolah untuk melaksanakan pembelajaran. Sebagai jawaban atas permasalahan tersebut banyak sarana yang diterapkan oleh tenaga pendidik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara jarak jauh. Sarana pembelajaran jarak jauh tersebut tidak dapat dihindari dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sarana pembelajaran tersebut di antaranya aplikasi google meet, aplikasi zoom, google classroom, youtube, televisi, maupun media sosial whatsapp.  Penggunaan media zoom meeting mempermudah pelaksanaan daring dimana peserta didik lebih mudah untuk mengakses dan mempergunakannyaa. Dengan penggunaan media ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa walaupun tanpa tatap muka. Namun masih dapat dilakukan tatatp muka melalui media zoom meeting. Peneliti menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan angket. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Dana Punia Singaraja. Dari analisis yang dilakukan melalui penggunaan aplikasi zoom anak-anak lebih antusias dalam proses belajar mengajar selama masa pandemi ini
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN SENI BUDAYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING I Wayan Gara; Ni Nyoman Sariyani; I Dewa Gede Ngurah Diatmika
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol. 9 No. 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v9i3.41161

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan motivasi belajar siswa, (2) peningkatan hasil belajar siswa dan (3) respon siswa terhadap penerapan metode snowball throwing pada mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Seni Budaya kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2  Banjar. Jenis penelitian ini penelitian tindakan kelas, dilaksankan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Banjar yang berjumlah 29 orang. Objek penelitian (1) motivasi belajar siswa, (2) hasil belajar siswa, (3) respon siswa. Data aktivitas siswa dikumpulkan dengan metode observasi. Data hasil belajar diperoleh dengan tes hasil belajar dan tes unjuk kerja. Data respon siswa dikumpulkan dengan menggunakan angket tertutup. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan metode snowball throwing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu siklus I diperoleh rata-rata aktivitas sebesar 63,14 dan pada siklus II diperoleh rata-rata aktivitas sebesar 71,02, (2) metode snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu siklus I pencapaian nilai rata-rata kelas sebesar 71,77  dan pada siklus II diperoleh rata-rata kelas 89,4 peningkatan hasil telah memenuhi klasifikasi KKM yang ditetapkan 70, (3) respon siswa pada siklus I terhadap penerapan metode snowball throwing diperoleh rata-rata 38,15 dan siklus II diperoleh rata-rata 38,28. Sehingga peningkatan yang terjadi dari siklus i ke siklus ii adalah sebesar 119 dengan pencapaian rata-rata sebesar 3,4
WACANA PRANAWA MANTRA “OM” DALAM PERSPEKTIF LINGUSTIK BUDAYA I Wayan Gara
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 2 No 2
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.291 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v2i2.18

Abstract

Mantra dalam agama Hindu merupakan salah satu instrumen yang sangat vitalperanannya untuk pemujaan (sembahyang), persembahan yadnya, meditasi, dansebagainya. Demikian pula mantra/japa mantra memiliki daya magis dan mistik untukkeselamatan, kejayaan, dan kesuksesan dalam meraih cita-cita. Ketepatan dalamperapalan suatu mantra/japa mantra sesuai dengan fungsinya dapat memberikan fibrasidaya-daya mantra/japa mantra dimaksud.Pranawa Mantra ”Om” sangat menarik perhatian untuk diangkat dalam sebuahpenelitian ilmiah. Studi terhadap sebuah realitas simbolik yang fenomenal ini mengkajibentuk, makna, dan fungsi Pranawa Mantra ”Om”. Tujuannya untuk mengungkapkanrealitas hubungan bahasa dan budaya dalam Pranawa Mantra ”Om” yang memilikibentuk, makna, dan fungsi tertentu. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambahwawasan ilmu pengetahuan, terutama bidang ilmu interdispliner bahasa dan budaya.Demikian pula hasil penelitian ini berguna sebagai salah satu referensi sehubungandengan studi linguistik budaya dan spiritual yang bernuansa Hindu.Studi Pranawa Mantra ”Om” menggunakan teori linguistik budaya, yaknipengkajian bahasa dalam konteks budaya, terutama mempelajari makna di balik simbolbudaya yang fungsional. Metodologi penelitiannya meliputi: (1) pendekatanfenomenologik yang religius, empirik, komprehensif, dan etnografik – etnometodologik;(2) metode pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara,dan studi pustaka, yang ditunjang dengan teknik catat, pancing, dan rekam; (3) metodeanalisis data mencakup: reduksi data, penyajian data, dan simpulan.
KEUNIKAN CANDI BUDHA DAN UPAYA PELESTARIANNYA Ketut Suka; I Wayan Gara
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.315 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v4i2.301

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah penemuan Candi Buddha Kalibukbuk, proses Pemugaran dan Keunikan Candi Budha Kalibukbuk, serta untuk mengetahui peran masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian Candi Budha Kalibukbuk. Penelitian ini dilakukan pada Candi Budha Kalibukbuk yang berlokasi di Desa Kalibukbuk, Banjar Dinas Kalibukbuk, dengan observasi dan wawancara yang mendalam baik terhadap pemilik lokasi Candi Budha Kalibukbuk, penjaga Candi Budha Kalibukbuk serta masyarakat disekitar Candi Budha Kalibukbuk dan selanjutnya data dianalisis dengan memproses temuan penelitian yang telah ditranskripkan melalui proses refleksi data, yaitu data dikumpulkan dan disaring dan kemudian disusun lagi, dipaparkan, diverifikasi atau dibuat suatu kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan beberapa hal : (1) Penemuan Candi Kalibukbuk bermula pada tahun 1991, kemudian proses berlanjut lagi saat seorang warga bernama I Nengah Mawa pada tahun 1994 saat menguras sumur terjadi longsoran pada dinding sumur. Akibat dinding sumur longsor tersebut, ditemukan benda-benda aneh menempel disekeliling dinding sumur yang dicurigai sebagai bekas bangunan. Benda-benda tersebut terkubur sekitar satu setengah meter di bawah permukaan tanah. Setelah dilaporkan ke Dinas kebudayaan oleh pemilik tegalan A.A Ngurah Sentanu.sebagai tindak lanjut dari laporan ini Balai Arkeologi Denpasar segera melakukan survey dan ekskavasi secara bertahap. Situs ini telah disurvey dan diekskavasi dalam 6 tahapan sejak November 1994 sampai 2000.(2) Situs Candi Budha di Desa kalibukbuk disurvey dan diekskavasi dalam 6 tahapan sejak November 1994 sampai 2000 (Astawa, 1994, 2006) dan dilanjutkan dengan studi dan upaya konservasi oleh BPCB Bali. Setelah studi itu dilakukan dilanjutkan dengan studi teknis arkeologi yang dilakukan oleh BP3 Bali Wilayah Kerja Provinsi Bali, NTB, dan NTT pada tahun 2002.Sedangkan pemugarannya berlangsung tahun 2004-2009.Hasil pemugaran ditemukan Candi Budha memiliki banyak keunikan. (3) Hal yang dilakukan dalam pelestarian Candi Budha adalah meningkatkan sumber daya manusia, menyediakan pemandu candi, promosi tentang Candi Budha Kalibukbuk serta peningkatan sarana dan prasarana candi. Candi Budha sebagai representasi komunikasi bahwa umat Budha baik secara personal maupun kelompok masyarakat yang ditandai melakukan doa-doa untuk mendapat pencerahan.
KAJIAN AJARAN ETIKA DALAM KITAB SARASAMUCCAYA I Wayan Gara
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.916 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v3i2.316

Abstract

Ethics is part of the three teachings of the basic framework of Hinduism contained in the Sarasamuccaya book, the Sarasamuccaya book is a guideline for good behavior in human life, which contains religious and ethical teachings. The problem raised in this research is regarding the ethical aspects (teachings) in the Sarasamuccaya book, the purpose of this study is to examine the ethical aspects of the Sarasamuccaya book, while the benefits are expected to increase the insight and morals or ethics of Hindus as implied in the Sarasamuccaya book. The discussion of this research problem rests on three theories: religious theory, structural functional theory, and symbol theory, ethical theory, and interpretation / hermeneutic theory. The research methods consist of: (1) data collection methods, (2) documentation methods, (3) data analysis methods, the results of the assessment in this paper include: (1) Catur Purusa Artha, which consists of: dharma, artha, kama, and moksa; (2) Tri Kaya Parisudha, which consists of: kayika parisudha, wacika parisudha, and manacika parisudha; (3) respect for others and parents, and (4) the teachings of dasa yama, which consists of: Anrsangsya, ksama, satya, ahingsa, dama, arjawa, priti, prasada, madhurya, and mardana.
Metode Diskusi Berbasis Bimbingan Cara Belajar Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Hindu Kadek Ayu Oktaviani; I Wayan Gara
Prabha Vidya Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.359 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar Pendidikan Agama Hindu bagi siswa klas X Multimedia SMK TI Bali Global Singaraja melalui penerapan metode diskusi kelompok yang dikombinasikan dengan bimbingan belajar yang efektif dan efesien.Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yeng terdiri dari dua siklus yang terdiri dari tahap perencanaan,pelaksanaan,observasi,evaluasi,analisis, dan refleksi yang dilakukan disetiap siklus.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X multimedia SMK TI Bali Global Singaraja pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 14 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar siswa dalam dalam pembelajaran Pendidikan agama Hindu pada siklus I sebesar 57% dan siklus II sebesar 83%,ini sudah melebihi target yang ditentukan yaitu sebesar 80%.Meningkatnya aktifitas belajar siswa tersebut berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari perbandingan hasil evaluasi pada siklus I dan II.Pada siklus I rata-rata kelas (Mean) sebesar 73,92,daya serap(DS)sebesar 73,92 dan ketuntasan belajar (KB) sebesar 50%peningkatan pada siklus II menjadi rata-rata kelas (Mean) 83,92,daya serap(DS) 83,92% dan ketuntasan belajarnya (KB) 100% dari target 80%.Berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian berhasil dan dapat dihentikan pada siklus II. Dengan demikian penerapan metode Diskusi Kelompok Yang Dikombinasikan Dengan Bimbingan Cara Belajar Yang Efektif Dan Efesien Untuk Meningkatkan Aktifitas Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Hindu terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Hindu ternyata dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar pada siswa kelas X Multimedia SMK TI Bali Global Singaraja tahun pelajaran 2020/2021.
Pura Baturgangsia Di Desa Tinggarsari, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Nilai) Gede Satria Wibawa; I Wayan Gara
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 5 No 2 (2022)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pura Baturgangsia merupakan salah satu Pura Kahyangan Desa yang berlokasi di Banjar Kapas Jawa, Desa PaKraman Tinggarsari, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Keberadaan Pura Baturgangsia dinilai sangat unik karena di sekitar Pura ini terdapat kurang lebih 1.000 batu yang dipercaya sudah ada sejak zaman Megalitikum bebatuan berbenuk balok di Desa Tinggarsari ini kemungkinan terbentuk pada zaman Megalitikum. Batu segi enam dan segi lima tersebut dipercaya di bawa oleh 9 ekor kera sehingga Pura tersebut dinamakan Pura Baturgangsia yang merupakan stana dari Ida Ratu Mas Melanyat. Pura Baturgangsia berada di bawah tebing sehingga dibuatkan Pura Pengayatan dengan denah terdiri dari tiga halaman yaitu halaman luar (nista mandala), halaman tengah (madya mandala), dan halaman dalam (jeroan utama mandala). Upacara/Piodalan di Pura Baturgangsia dilaksanakan pada saat Purnama Kasa. Berdasarkan penjelasan diatas Pura Baturgangsia memiliki fungsi sebagai tempat melakukan persembahyangan untuk memohon anugrah, karena dipercaya sebgai kawasan suci yang keramat, banyak umat yang tangkil sembahyang, bahkan melakukan tapa semedi di sini dan banyak dari mereka yang mendapatkan paica berupa batu mulia. Umat juga mempercayai Palinggih di antara batu-batu yang dibangun menjadi Pura Baturgangsia merupakan Pura kesuburan untuk lahan pertanian mereka. Pura Baturgangsia memiliki beberapa nilai yang terkandung di dalamnya antara lain yaitu Nilai Religius, Nilai Pendidikan Tattwa, dan Nilai Pendidikan Susila.
Pura Yeh Lesung di Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng I Wayan Gara
Prabha Vidya Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal usul Pura Yeh Lesung, bentuk Pura Yeh Lesung, fungsi Pura Yeh Lesung, dan nilai Pura Yeh Lesung. Untuk mencapai tujuan itu digunakan beberapa metode kualitatif dan beberapa teori yang terdiri dari: 1) Metode wawancara (interview), 2) Metode Observasi dan metode pelengkapnya menggunakan 3) metode pencatatan dokumen. Teori yang digunakan diantaranya: 1) Teori Religi, 2) Teori Fungsional Sruktural, 3) Teori Interaksi Simbolik, 4) Teori Komunikasi Kontekstual, dan 5) Teori Komunikasi Verbal dan Non Verbal. Keberadaan Pura Yeh Lesung sangat erat kaitannya dengan sejarah Desa Bulian. Berawal dari seorang putri, cucu Ugrasena yang kemudian diangkat menjadi ratu bernama Sri Subhadrika Darmadewi. Beliau menikah dengan seorang panglima perang, putra dari Sri Kesari bernama Tabanendra Warmadewa. Pangkal asal-usul dibangunnya PuraYeh Lesung untuk menghormati para raja yang pernah tinggal di Banyubuah. Pura Yeh Lesung yang pernah dijadikan tempat kerajaan sebagai perbentengan dan pertahanan. Pura Yeh Lesung terdiri atas dua halaman (Dwi Mandala) yang terdiri atas: jaba pisan (halaman luar) dan jeroan (halaman dalam) yang melambangkan alam atas (urdhah) dan alam bawah (adhah) yaitu akasa dan pertiwi. Pura Yeh Lesung berfungsi sebagai tempat melukat. Tirta yang ada pada Bulakan/lesung tersebut diyakini oleh masyarakat setempat mampu memberikan pengobatan. Pura Yeh Lesung mengandung nilai religiis, nilai sosial budaya, nilai pendidikan karakter, dan nilai kesenian.
Pasraman Non-formal Semara Ratih Dalam Penanaman Nilai Sosial Budaya Komunikasi Keagamaan Hindu Desa Tukadmungga Kadek Widiada; I Wayan Gara; Dewa Nyoman Sucita
Prabha Vidya Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Prabha Vidya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan arus teknologi memiliki dampak negatif terhadap perkembangan karakter masyarakat khususnya anak-anak dan remaja. Untuk itu diperlukan adanya suatu lembaga pendidikan Hindu yang memberikan pembinaan karakter sosial budaya masyarakat Hindu sejak dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah berdiri, materi pelajaran yang diajarkan, dan metode pembelajaran yang diterapkan di Pasraman non-formal Semara Ratih dalam kaitannya dengan penanaman nilai sosial budaya komunikasi keagamaan Hindu pada masyarakat sekitar desa. Penelitian ini dilakukan di Pasraman non-formal Semara Ratih di Desa Tukadmungga dan yang menjadi subyek penelitian adalah peserta didik pasraman. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut. 1) Sejarah menunjukkan bahwa pasraman ini merupakan sebuah lembaga pendidikan non-formal yang didirikan sebagai proses pembelajaran lanjutan dari sekolah formal. 2) Materi pelajaran yang diajarkan adalah materi keagamaan Hindu yang mengacu pada konsep Tri Kerangka Dasar Agama Hindu. 3) Metode pembelajaran yang diterapkan disesuaikan dengan jenis pelajaran yang diajarkan. Dalam ketiga aspek hasil analisis data tersebut, ditemukan adanya proses komunikasi sosial budaya keagamaan Hindu baik secara verbal maupun non-verbal yang merupakan terapan dari teori Harold Lasswell.