Rinal Khaidar Ali
Department Of Geological Engineering, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Strategi Pengembangan Obyek Wisata Pantai di Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah Rinal Khaidar Ali
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v9i3.37546

Abstract

Kabupaten Rembang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara. Hal ini menjadikan Kabupaten Rembang banyak memiliki obyek wisata pantai. Kecamatan Sluke sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Rembang memiliki obyek wisata pantai yaitu Pantai Jatisari dan Pantai Sluke.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor  kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga menghasilkan strategi pengembangan obyek wisata pantai di Kabupaten Rembang. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya adalah metode penilaian langsung dilapangan dan melakukan analisis SWOT (Strenghts Weakness Opportunities Threats). Elemen yang menjadi dasar analisis SWOT secara garis besar antara lain berupa (1) Kekuatan yang berasal dari aspek keindahan dari obyek wisata pantai, (2) Peluang berasal dari minat wisatawan terhadap obyek wisata pantai dan adanya dukungan masyarakat guna mengembangkan obyek wisata, (3) Kelemahan berupa kurangnya fasilitas pendukung dan (4) Ancaman berupa turunnya daya dukung lingkungan dan faktor kebencanaan. Secara garis besar strategi untuk mengembangkan obyek wisata pantai  di daerah penelitian lain (1) melakukan promosi (2) pembangunan sarana dan prasarana, (3) melakukan kerjasama (4) membangun wahana bermain, (5) menampilkan atraksi dan kuliner lokal, (6) mitigasi bencana dan (7) memelihara dan menjaga kelestarian lingkungan. Strategi pengembangan yang telah disusun diharapkan mampu menjadi acuan guna mengembangkan potensi obyek wisata pantai di Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang.
Karakteristik Alterasi dan Mineralisasi Tipe Epitermal Daerah Gunung Budheg dan Sekitarnya, Tulungagung, Jawa Timur Rinal Khaidar Ali; Tri Winarno; Muhammad Ainurrofiq Jamalulail
EKSPLORIUM Vol 41, No 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/eksplorium.2020.41.1.5676

Abstract

ABSTRAK Penemuan bongkah-bongkah vuggy quartz di sekitar Desa Pojok, daerah Gunung Budheg, Tulungagung, Jawa Timur, mengindikasikan adanya proses endapan mineral di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas lebih detail karakteristik alterasi dan mineralisasi serta tipe endapan mineral di daerah penelitian. Metode penelitian berupa pengamatan lapangan dilengkapi dengan analisis laboratorium petrografi, X-ray Difraction (XRD) dan mineragrafi. Satuan batuan di daerah penelitian tersusun atas enam satuan litologi yaitu satuan intrusi dasit, satuan lava andesit, satuan breksi andesit, satuan breksi polimik, satuan batugamping terumbu dan aluvium. Tipe alterasi di daerah penelitian adalah alterasi profilitik, argilik, argilik lanjut, dan silisifikasi. Alterasi profilitik dicirikan oleh melimpahnya mineral klorit. Alterasi argilik dicirikan dengan melimpahnya mineral kaolin, sementara argilik lanjut dicirikan oleh hadirnya mineral kaolinit dan alunit. Alterasi silisifikasi yang dicirikan oleh melimpahnya mineral kuarsa. Mineral logam yang ditemukan di daerah penelitian didominasi oleh kelompok mineral sulfida seperti kovelit, kalkosit, enargit, kalkopirit, pirit,  dan jarosit. Emas native ditemukan berasosiasi dengan enargit. Sistem endapan mineral pada daerah penelitian merupakan sistem epitermal sulfidasi tinggi dicirikan oleh kuarsa berongga (vuggy quartz) yang termineralisasi dan kehadiran mineral kaolin sebagai mineral hasil alterasi.ABSTRACT The discovery of vuggy quartz boulders around Pojok Village, Gunung Budheg area, Tulungagung, East Java, indicates the presence of mineral deposits process in this area. This study aims to discuss detailed characteristics of alteration and mineralization as well as mineral deposits type in the study area. The research methods are field observations completed with petrography, X-ray Diffraction (XRD), and mineragraphy laboratory analysis. The rock unit in the study area consists of six lithology units, a dacitic intrusion, andesitic lava, andesitic breccia, poly-mix breccia, reef limestone, and alluvium. The study area's alteration types are profilitic alteration, argillic alteration, advanced argillic, and silicification alteration. The profilitic alteration characterized by the abundance of chlorite minerals. The argillic alteration characterized by the abundance of kaolin minerals, while the advanced argillic alteration by the presence of kaolinite and alunite minerals. The silicification alteration characterized by abundance quartz minerals. The metallic minerals dominated in the area are sulfide minerals such as covellite, chalcocite, enargite, chalcopyrite, pyrite, and jarosite. The native gold found in an association with enargite. The study area's mineral deposit system is an epithermal high sulfidation system characterized by mineralized vuggy quartz and the presence of kaolinite mineral as an alteration mineral.
Estimasi Cadangan Batugamping sebagai Bahan Baku Utama Semen pada Kuari Batugamping, PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk., Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah Vanadia Martadiastuti; Bella Pratiwi; Rinal Khaidar Ali
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 5, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgt.5.1.2022.53-60

Abstract

Pertambangan batugamping merupakan salah satu industri yang strategis bagi kebutuhan bahan baku utama industri semen. Untuk itu, perlu dilakukan kegiatan eksplorasi terhadap kawasan yang memiliki potensi cadangan batugamping. Penelitian ini berada pada kuari batugamping, area tambang dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) batugamping PT Semen Indonesia (Persero), Tbk. Tambang batugamping yang terletak di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengahini,memiliki kapasitas sebesar 3,5 juta ton/tahun dengan berat jenis batugamping 2,5 gr/cm3. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas batugamping, jumlah cadangan batugamping, dan umur tambang daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi lapangan dananalisis laboratorium, yaitu meliputianalisis sayatan tipis sertaanalisis X-Ray Fluorescence (XRF).Selanjutnya, dilakukan perhitungan estimasi cadangan dengan menggunakan perangkat lunak 3DMine. Pada pengolahan perangkat lunak diperolehkadar rata-rata kandungan kimia pada kuari batugamping, yaitu CaO 53.52%, MgO 2.27%, SiO 0.36%, Al₂O₃ 0.42%, dan Fe₂O₃ 0.14%. Perhitungan estimasi cadangan batugamping didapatkan volume sebesar 25.133.812,50 m³ dan tonase sebesar 62.834.531.25 ton, serta sisa umur tambang batugamping, yaitu 17 tahun 11 bulan. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), kualitas batugamping pada daerah penelitian layak untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan semen.
Eksplorasi Geolistrik Daerah Sulit Air di Desa Plangkapan, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah Wahju Krisna Hidajat; Thomas Triadi Putranto; Rinal Khaidar Ali
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 4, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgt.4.1.2021.21-29

Abstract

Seiring dengan dengan perkembangan industri, kepadatan pemukiman penduduk, kuantitas dan kualitas air semakin menurun, sedangkan kebutuhan akan air semakin meningkat. Hal tersebut menjadikan bencana bagi manusia yang lebih dikenal sebagai bencana kekeringan. Desa Plangkapan, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah yang termasuk pada daerah yang mengalami kekeringan. Oleh karena itu perlu adanya solusi untuk mengentaskan bencana tersebut. Salah satunya adalah dengan mencari lapisan akuifer tempat menampung air tanah. Penelitian ini menggunakan metoda geolistrik Schlumberger Vertical Electrical Sounding (VES). Setelah diperoleh data yang diambil di lapangan, maka dilakukan pengolahan data dengan software Progress ver.3 yang secara otomatis menentukan model resistivitas bawah permukaan dari data hasil pengukuran geolistrik. Berdasarkan pendugaan geolistrik yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa ketebalan akuifer berkisar antara 10,9-18,7 m. Kedalaman akuifer berkisar antara 34,5-50,2 m.
Penentuan Zona Gerakan Tanah dan Analisis Kemantapan Lereng di Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Monalisa Isma Rikma Marani; Najib Najib; Rinal Khaidar Ali
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 1, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3572.022 KB) | DOI: 10.14710/jgt.1.3.2018.89-98

Abstract

Bencana gerakan tanah merupakan salah satu jenis bencana yang sering terjadi, baik secara alamiah maupun buatan, yang dampaknya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur (Noor, 2011). Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali merupakan wilayah yang perkembangan sarana infrastrukturnya cukup tinggi, tetapi juga berpotensi mengalami gerakan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi, tingkat kerentanan gerakan tanah dan kestabilan lereng di Kecamatan Klego. Geologi Kecamatan Klego terdiri dari batulanau, breksi laharik, breksi piroklastik dan endapan alluvium, struktur geologi terdiri dari sesar geser sinistral dengan kedudukan strike dan dip N 325o E/52o, bersifat minor. Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah di Kecamatan Klego adalah kondisi kemiringan lereng yang curam, litologi/ material penyusun lereng yang telah lapuk, dan faktor pemicu berupa infiltrasi air berlebihan ke dalam lereng ketika intensitas hujan tinggi. Kecamatan Klego termasuk daerah dengan tingkat kerawanan zona Tipe B, yang terbagi menjadi 3 tingkat, yaitu kawasan dengan tingkat kerawanan tinggi (kemiringan lereng 25% - 40%), tingkat kerawanan sedang (kemiringan lereng 8% - 16%), dan tingkat kerawanan rendah (kemiringan lereng 21% - 31%). Nilai Faktor Keamanan (FK) setelah menggunakan beban tambahan pada 5 titik adalah 1,28-1,22 (Lokasi 1), 1,54-1,49 (Lokasi 2), 0,62-0,61 (Lokasi 3), 5,68-5,71 (Lokasi 4), dan 0,66-0,68 (Lokasi 5). Berdasarkan hasil tersebut, kondisi lereng di Kecamatan Klego terdiri dari lereng relatif stabil dan labil. Nilai FK yang aman ketika diberikan beban tambahan adalah 1,5. Tidak disarankan memberikan beban yang berlebih di atas lereng dengan FK 1,5. Perlu dilakukan upaya penanggulangan dan pengendalian bahaya gerakan tanah di Kecamatan Klego seperti mengubah geometri lereng, membuat dinding penahan dari batuan dan parit permukaan pada lereng yang tidak stabil, serta perlindungan sistem hidrologi kawasan.
Identifikasi dan Analisis Potensi Geosite di Kabupaten Batang Sebagai Pendukung Pengembangan Kawasan Geowisata di Jawa Tengah Rinal Khaidar Ali; Tri Winarno; Habib Rizki Maulana
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 3, No 3 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgt.3.3.2020.107-115

Abstract

Kabupaten Batang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki potensi geowisata yang cukup besar. Morfologi Kabupaten Batang berupa dataran rendah di sepanjang pantai utara tidak begitu lebar dan Dataran Tinggi Dieng di bagian selatan. Kondisi geologi yang beragam menjadikan Kabupaten Batang  memiliki banyak keindahan alam dan juga memiliki beragam geosite yang menjadikan daerah ini layak untuk dijadikan salah satu potensi daerah geowisata. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, pengambilan data lapangan, dan analisis kuantitatif dengan metode Kubalikova. Pengambilan data lapangan meliputi kegiatan mengumpulkan data-data batuan penyusun geosite, kondisi geomorfologi/ topografi geosite, titik koordinat geosite, akses menuju lokasi geosite, kondisi infrastruktur penunjang calon daerah geowisata, serta kesampaian waktu menuju geosite. Metode analisis kuantitatif dengan metode Kubalikova digunakan untuk memberikan penilaian terhadap calon geosite yang sebelumnya telah dilakukan pengamatan secara langsung dilapangan. Penilaian diberikan dari aspek nilai intrinsik dan keilmuan, pendidikan, ekonomi, konservasi, dan tambah. Pengambilan data di lapangan menghasilkan data 18 geosite. Hasil analisis kuantitatif dari metode penilaian yang dilakukan, menunjukkan hanya 11 geosite yang memungkinkan dikembangkan menjadi geowisata. Berdasarkan geosite yang ada, maka dibuat 2 jalur geotrack. Pengelompokan dari rute ini berdasarkan lokasi mayoritas geosite dan aksesibilitas terhadap geosite tersebut. Masing-masing rute geotrack diestimasikan dapat ditempuh dalam waktu satu hari. Rute geotrack 1 yaitu Curug Gombong-Curug Botoh-Curug Arjuno-Telaga Pagilaran. Rute geotrack 2 yaitu Curug Lojahan-Curug Sibelik-Puncak Bukit Tombo-Mataair Ecopark Bandar-Pantai Sigandu-Pantai Cemorosewu-Pantai Ujungnegoro.
Estimasi Cadangan Batugamping di Lapangan Bukit Tajarang PT Semen Padang sebagai Bahan Baku Pembuatan Semen Rinal Khaidar Ali; Kurnia Fadhli; Dian Agus Widiarso
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 5, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgt.5.1.2022.61-75

Abstract

Bukit Tajarang merupakan lapangan tambang baru yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan semen yang dibutuhkan PT Semen Padang. Perhitungan cadangan dilakukan untuk mengetahui jumlah cadangan batugamping pada lokasi tambang tersebut, sehingga dapat disesuaikan dengan target produksi dan umur tambang. Tujuan penelitian adalah mengetahui jumlah cadangan batugamping pada lokasi penelitian dan menentukan umur tambang. Metode yang digunakan adalah metode penaksiran cadangan dalam bentuk permodelan block model dengan menggunakan software Surpac 6.3.2, dan metode estimasi berupa Inverse Distance Weighting. Data berupa 27 titik bor, kemudian data bor tersebut diklasifikasikan menjadi data collar, data survey, data litologi, dan data asssay, kemudian menggunakan data topografi daerah penelitian. Berdasarkan pada perhitungan yang dilakukan, estimasi jumlah cadangan pada daerah penelitian adalah 144.368.325 ton. Berdasarkan pada target produksi PT Semen Padang yaitu 9,.362.746 ton/tahun dan jumlah estimasi cadangan yang telah didapatkan sebelumnya, maka estimasi umur tambang pada daerah penelitian adalah 15 tahun 3 bulan.
Petrogenesis Lava Bantal Nampurejo di Dusun Kalinampu Dan Sekitarnya, Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah Ishak Eliezer; Tri Winarno; Rinal Khaidar Ali
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 2, No 1 (2019): Maret (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.687 KB) | DOI: 10.14710/jgt.2.1.2019.33-41

Abstract

Lava bantal di Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah masuk dalam Formasi Kebo-Butak. Lava bantal di Desa Jarum dikategorikan ke dalam Anggota Nampurejo. Lava bantal tersebut terbentuk pada Kala Oligosen. Masalah penelitian pada daerah ini ialah belum adanya penelitian mengenai lingkungan tektonik pembentuk batuan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lava bantal sehingga dapat diketahui genesa dari lava bantal tersebut. Penelitian ini menggunakan observasi lapangan berupa pemetaan geologi pada area seluas 2 km x 2 km, serta pengambilan sampel lava dan batuan di sekitar lava. Analisis petrografi bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan komposisi mineral penyusun lava bantal. Analisis XRF bertujuan untuk mengetahui karakteristik geokimia magma yang membentuk lava. Lava yang ditemukan di lokasi penelitian bersifat setempat-setempat. Berdasarkan hasil analisis petrografi yang dilakukan sampel lava tersusun atas mineral plagioklas (andesin), augit, kalsit, dan mineral opaq. Berdasarkan hasil analisis petrografi, lava tersebut berjenis andesit. Hasil analisis geokimia menunjukkan bahwa magma penyusun lava masuk dalam seri kalk-alkali dengan lingkungan tektonik zona subduksi.  Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa lava merupakan produk erupsi gunungapi bawah laut yang terbentuk akibat adanya subduksi kerak samudra terhadap kerak benua.
Analisis Sistem Penyaliran Tambang pada Tailing Storage Facility (TSF) PT. Aneka Tambang Tbk. Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Tri Winarno; Rinal Khaidar Ali; Muh. Mursaliin
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 2, No 3 (2019): November (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.68 KB) | DOI: 10.14710/jgt.2.3.2019.135-142

Abstract

Pembangunan dam TSF (Tailing Storage Facility) dibangun untuk menampung limbah hasil pengolahan emas UBPE (Unit Bisnis Pertambangan Emas) PT. ANTAM Pongkor. Pembangunan dam TSF telah selesai dilaksanakan, tetapi masih menyisakan beberapa kendala tentang pengontrolan, yang pada akhirnya menimbulkan kendala teknis, yaitu tidak tersedianya lahan lagi untuk menampung tailing hingga pasca tambang. Permasalahan tersebut akan terselesaikan  dengan mengetahui berapa lama penampungan TSF yang dibangun bisa menampung volume yang bertambah akibat curah hujan pada periode ulang tertentu dalam jangka waktu tiga tahun ke depan, terutama pada penampungan dam utama TSF. Untuk itu perlu diadakan evaluasi kapasitas tampung pada dam utama untuk mengetahui kemampuan pelayanan aktual TSF hingga tiga tahun ke depan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penanggulangan air pada tambang terbuka atau penyaliran tambang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa berdasarkan perhitungan tingkat pelayanan dam utama cukup untuk menampung curah hujan dengan periode ulang 2 tahunan, tetapi tidak memenuhi rencana pembangunan yang mampu menampung hingga tiga tahun ke depan. Untuk memperpanjang umur atau tingkat pelayanan maka penulis menyarankan untuk menambahkan pompa dan pengerukan endapan tailing, selain sebagai penambahan umur bangunan juga sebagai penyeimbang. Pengerukan tailing alangkah lebih baik dilakukan pemerataan dalam pengerukannya ini berguna untuk menambah kapasitas tampung dam utama.
Kajian Geoteknik untuk Perencanaan Pembangunan Pemukiman Baru pada Kawasan Handil Berkat Makmur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah Fauziah Ali; Najib Najib; Rinal Khaidar Ali
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 1, No 2 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2655.08 KB) | DOI: 10.14710/jgt.1.2.2018.50-58

Abstract

Pengembangan dan pembangunan di Kawasan Handil Berkat Makmur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah semakin pesat, terutama seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Salah satu langkah yang perlu diambil untuk mengurangi nilai risiko dalam mengembangkan lahan adalah dengan melakukan kajian geoteknik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, sifat fisik, dan sifat mekanika tanah, menentukan pondasi yang sesuai dengan kondisi tanah, dan memberikan rekomendasi rekayasa teknik untuk menambah daya dukung tanah pada lokasi penelitian.Metode yang digunakan dalam penelitian meliputi pengambilan sampel, disturbed dan undisturbed, menggunakan bor tangan, pemetaan geoteknik, dan uji sondir. Sampel bor disiapkan untuk uji sifat fisik tanah.Jenis tanah pada lokasi penelitian adalah endapan gambut, lempung, dan lanau berlempung, yang bersifat jenuh, expansive, konsistensi sangat lunak – keras, dan kondisi air tidak dapat mengalir keluar rongga pori. Nilai qu berdasarkan data sondir pada kedalaman 1 – 6 m, sebesar 56,80 – 66,32 ton/m2, dan qa sebesar 18,93 – 22,11 ton/m2, sedangkan nilai qu berdasarkan data laboratorium sebesar 0,65 – 2,48 ton/m2, dan qa sebesar 0,22 – 0,83 ton/m2. Rekomendasi rekayasa teknik untuk menambah daya dukung tanah, dapat menggunakan pondasi cerucuk untuk pondasi rumah, dan penggunaan geotekstil serta penambahan tanah urugan pada jalan yang berada di lingkungan pemukiman.