Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Intervensi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap Penurunan Tingkat Depresi Ibu Rumah Tangga dengan HIV Reini Astuti; Iyus Yosep; Raini Diah Susanti
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.799 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i1.98

Abstract

Depresi adalah kondisi psikiatrik yang sering terjadi pada pasien dengan HIV, hal tersebut sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Dampak ini akan lebih buruk jika terjadi pada ibu rumah tangga, karena mereka bukan merupakan populasi resiko. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) diduga dapat menjadi salah satu terapi komplementer yang membantu menurunkan tingkat depresi pada ibu rumahtangga dengan HIV, karena SEFT merupakan penggabungan antara sistem kerja energy psychology dengan kekuatan spiritual sehingga memiliki efek berlipat ganda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi SEFT terhadap penurunan tingkat depresi pada ibu rumah tangga dengan HIV, karena itu digunakan metode quasi-experimental dengan pre test and post test design. Responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi (n=15) dan kelompok kontrol (n=15). Masing-masing kelompok diukur tingkat depresinya dengan menggunakan BDI (Beck Depression Invantory). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai mean pada kelompok intervensi sebelum diberikan intervensi adalah 24,00 dengan standar deviasi 6,325, setelah dilakukan intervensi menjadi 12,8 dengan standar deviasi 6,327. Perbedaan skor kelompok intervensi pada pre dan post test adalah 11,2 dengan standar deviasi 6,178. Data tersebut terdistribusi dengan normal sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji t berpasangan dengan hasil nilai p < 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan tingkat depresi ibu rumah tangga dengan HIV secara signifikan, setelah dilakukan intervensi SEFT. SEFT dapat direkomendasikan sebagai salah satu terapi komplementer dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu rumah tangga dengan HIV yang mengalami depresi.Kata kunci: Depresi, ibu rumah tangga, HIV, SEFT Effect of Intervention Spiritual Emotional Freedom Technique toward Decrease The Level of Depression Housewife with HIV AbstractDepression is a psychiatric condition that often occurs in patients with HIV, it greatly effects the quality of life of sufferers. This impact would be worse if it happens to housewives, because they are not a risk populations. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) could be expected to be one of the complementary therapies that help reduce depression of housewives with HIV, because it is a merger between systems of energy psychology with spiritual powers that have the effect of doubling. This study aimed to determine the effect of SEFT interventions in decreasing the level of depression housewives with HIV. This Quasi-experimental study method with pre-test and post-test design. Respondents who fit the inclusion criteria were divided into two groups: the intervention group (n = 15) and control group (n = 15). Each group measured levels of depression using the BDI (Beck Depression Invantory). The results of this study showed that the mean value of the intervention group before given intervention is 24.00 with a standard deviation of 6.325, after the intervention to 12.8 with a standard deviation of 6.327. Differences in the intervention group scores on the pre and post test was 11.2 with a standard deviation of 6.178. The data was normally distributed so that the statistical test used is paired t test with the results of the value of p <0.05. The conclusion from this study was that there are differences in the level of depression housewife with HIV significantly, after the intervention SEFT. SEFT can be recommended as a complementary therapy in providing nursing care of housewives with HIV who are depressed.Key words: Depression, housewives, HIV, SEFT
Intervensi Senam Ligabel Pada Lansia Di Griya Lansia Ciparay Reini Astuti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jpkmmc.v4i6.1707

Abstract

Lansia merupakan kelompok yang rentan mengalami penurunan keseimbangan tubuh, yang berakibat pada tingginya risiko jatuh. Seiring bertambahnya usia, lansia cenderung mengalami gangguan pada sistem muskuloskeletal, penurunan kekuatan otot, serta perubahan pada sistem saraf dan penglihatan yang mempengaruhi keseimbangan tubuh. Program pelatihan "Lansia Jaga Balance" (Ligabel) hadir sebagai intervensi nonfarmakologis untuk meningkatkan keseimbangan fisik lansia dan menurunkan risiko jatuh, khususnya pada penderita osteoartritis. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di Griya Lansia Ciparay terhadap 14 lansia yang dipilih berdasarkan hasil pengkajian keseimbangan. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan signifikan keseimbangan setelah mengikuti latihan Ligabel selama tiga hari dengan durasi latihan 10–20 menit per sesi. Uji t berpasangan menunjukkan nilai p = 0,000 yang berarti terdapat pengaruh signifikan latihan Ligabel dalam mencegah risiko jatuh pada lansia. Diharapkan latihan ini dapat menjadi bagian dari program pencegahan yang berkelanjutan di komunitas lansia.
Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui Sekolah Lansia Hebat Budi Luhur Cimahi Reini Astuti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 4 No. 6 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jpkmmc.v4i6.1709

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk lansia merupakan tantangan global, termasuk di Indonesia yang mengalami lonjakan signifikan pada kelompok usia lanjut. Salah satu upaya strategis yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan lansia adalah penyelenggaraan Sekolah Lansia, sebuah bentuk pendidikan nonformal sepanjang hayat yang bertujuan mempertahankan produktivitas dan kemandirian lansia. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia melalui pelaksanaan Sekolah Lansia Hebat Budi Luhur Cimahi, bekerja sama dengan Indonesia Ramah Lansia (IRL). Metode pelaksanaan mencakup persiapan, pelaksanaan pembelajaran selama 12 bulan, serta evaluasi melalui instrumen WHOQOL-BREF. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan kualitas hidup secara signifikan setelah pelaksanaan sekolah lansia, khususnya pada domain lingkungan (p = 0,004) dan keseluruhan kualitas hidup (p = 0,000). Program ini direkomendasikan untuk dilanjutkan dan direplikasi di wilayah lain