Alimin Maidin
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Kepuasan Petugas Kesehatan dan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat Tahun 2014 Rini Anggraeni; Alimin Maidin; Nur Hanifah
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.898 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i1.36078

Abstract

Introduction: The objectives of National Health Insurance scheme (JKN) are to improve the access of community to health services and to improve the quality of health services. In order to achieve those objectives, the JKN implementation needs to be monitored regularly to gain the minimum level of patient satisfaction (80%). Method: The research goal was to identify the obstacles of JKN implementation related to satisfaction of health care workers and patient with JKN programs. The research informants were the hospital, health center, Health District office, BPJS Office and family physicians and patients. The research used a qualitative approach and using purposive sampling method. The triangulation methods used through observation ang collected primary and secondary data. Results and Discussions: The research found several constraints in the implementation of JKN related to satisfaction of health care workers and patients. Some patients in health centers were unsatisfied with the services (timely and care classes and administrative services). The patients also feel disappointed with the limitation of drugs that given only for a week consumption. The respondents also unsatisfied with the membership system for newborn babies. The number of patient satisfaction with the referral system was also low because the cost for referral transport was not covered by the JKN. The health workers also feel unsatisfied in regards of payment system they received because it was not equal with their workload. The numbers of human resources also are still lacking. Conclusions: There are patients who were unsatisfied with the services they received. The health workers were also unsatisfied with the financial payment systems. It was recommended that the BPJS needs to conduct patient satisfaction surveys regularly to improve the JKN program quality as well as providers and patients’ satisfaction. Latar Belakang: Program Jaminan Kesehatan Nasional secara umum dibuat untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Untuk itu, pelaksanaan JKN perlu dipantau agar dapat tercapai tingkat kepuasan 80% terhadap BPJS dari fasilitas kesehatan. Metode: Mengidentifikasi kebijakan dan hambatan pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional dalam aspek kepuasan petugas kesehatan dan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional melalui monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh RS, BPJS, puskesmas, dinas kesehatan, Bappeda, dokter keluarga, dan pasien. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan pemilihan responden dilakukan dengan teknik Purposive Sampling Rasional dan sasaran penggunaan dan pengumpulan data menggunakan triangulasi data primer, data sekunder, dan observasi. Hasil dan Diskusi: Ditemukan kendala dalam pelaksanaan JKN yang terkait dengan aspek kepuasan petugas kesehatan dan pasien peserta JKN. Masih ada pasien rawat inap di puskesmas yang kurang puas terhadap pelayanan yang mereka terima dalam hal ketepatan waktu pelayanan, hak kelas perawatan dan pelayanan administrasi di puskesmas. Selain itu, masih ada pasien yang merasa kecewa dengan batasan pemberian obat yang diberikan hanya untuk satu minggu, dan pasien merasa kurang puas dengan sistem kepesertaan bagi bayi baru lahir. Kepuasan terhadap system rujukan juga masih kurang karena pertanggungan masih belum menutupi biaya rujukan dan distribusi penempatan rumah sakit rujukan yang jauh dari tempat tinggal peserta.Bagi petugas kesehatan, masih ada petugas yang menyatakan kurang puas dengan pembagian jasa yang tidak sebanding dengan beban kerja yang terus meningkat dan SDM yang jumlahnya sedikit. Kesimpulan: Masih ada peserta yang menyatakan tidak puas dengan pelayanan yang didapatkannya. Selain itu masih ada petugas kesehatan yang menyatakan belum puas dari segi finansial. Oleh karena itu, pihak BPJS bekerjasama dengan institusi pendidikan atau pengkajian yang bersifat independen perlu melakukan survei kepuasan pasien peserta JKN dan survei kepuasan petugas kesehatan secara rutin dan berkesinambungan.
Analisis Perbedaan Kepuasan Pasien JKN dan Umum di RSUD Bantaeng Tahun 2015 Musdalifah Musdalifah; Irwandy Irwandy; Alimin Maidin
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.063 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i1.36082

Abstract

Background: The national health (JKN) road map expected that in 2019 all health facilities including hospitals will meet the high quality standards and patient satisfaction. By developing and monitoring the patient satisfaction, in 2019 it is expected 85% of participants of JKN will satisfied with the quality of health services without any discrimination between patients. Research Purposes: This study aimed to analyze the differences level of patient satisfaction between JKN and General patients (non JKN patients) based on their perception about the quality of care they already received in Hospitals District Bantaeng in 2015. Methods: This research was a quantitative research with survey methods. Total respondents were 100 inpatients (JKN= 65 people and General = 35). The questionnaire was a modification from the hospital consumer assessment of healthcare providers and system (HCAHPS) questionnaire. The normality test and Mann-Whitney Test used to analyze the differences between patient satisfactions. Results and discussion: The study found there were no significant differences between patient satisfaction among general and JKN patients in all dimensions (communication between doctor, nurse communication, hospital environment, responsiveness, pain management, medication and discharge communication information). The whole dimension of patient satisfaction already meet the standard that is> 85%, except the environmental dimension of the hospital (71%). Conclusions and suggestions: The quality of services provided for JKN Patient has met the standard, without discrimination between JKN and general/non JKN patient. Recommendations to the hospital management are to improve the cleanliness, comfort and condition of hospital environment to increase the patient satisfaction level. Latar Belakang: Dalam road map jaminan kesehatan nasional (JKN) diharapkan pada tahun 2019 seluruh fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit akan memenuhi standar yang berlaku agar kepuasan peserta terpenuhi. Dengan mengembangkan sistem dan pemantauan kepuasan peserta, pada tahun 2019 diharapkan 85% peserta puas terhadap layanan kesehatan berkualitas tanpa ada diskriminasi antara jenis kepesertaan pasien baik itu pasien JKN ataupun pasien Umum. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat perbedaan kepuasan pasien JKN dan Umum terhadap kualitas pelayanan yang diterima di RSUD Bantaeng tahun 2015. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei. Total responden sebanyak 100 pasien rawat inap (pasien JKN=65 orang dan Umum=35 orang). Kuesioner penelitian merupakan modifikasi dari hospital consumer assessment of healthcare provider and system (HCAHPS). Uji normalitas dan Mann-Whitney Test digunakan untuk melihat perbedaan kepuasan antara pasien JKN dan Umum. Hasil dan Diskusi: Berdasarkan hasil penelitian ditemukan tidak ada perbedaan signifikan antara kepuasan pasien JKN dan umum dari semua dimensi yakni komunikasi dokter, komunikasi perawat, lingkungan rumah sakit, daya tanggap, manajemen nyeri, komunikasi obat dan discharge information. Seluruh dimensi kepuasan pasien telah berada di atas standar yakni >85% kecuali untuk dimensi kepuasan terhadap lingkungan rumah sakit baru sekitar 71% pasien yang puas. Kesimpulan dan Saran: Kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien JKN telah masuk kategori baik dimana tidak ditemukan adanya perbedaan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien umum dan JKN. Disarankan kepada pihak rumah sakit untuk lebih meningkatkan kebersihan, kenyamanan dan kondisi bangunan lingkungan rumah sakit agar tingkat kepuasan pasien di RSUD Bantaeng dapat lebih meningkat.