Yusrizal Djam’an Saleh
Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Determinan kejadian TB Paru BTA (+) di Kabupaten Bandung Barat Fitria Agustina; Yusrizal Djam’an Saleh; Hari Kusnanto
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 32, No 9 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.315 KB) | DOI: 10.22146/bkm.8558

Abstract

Latar belakang : Penyakit menular Tuberkulosis masih menjadi perhatian didunia dan belum ada satu negara pun yang bebas TB, termasuk Indonesia. Menurut Global Tuberculosis Control Report tahun 2009, Insiden kasus baru TB BTA (+) di Indonesia tahun 2007 sebesar 102 per 100.000 penduduk dan prevalensi sebesar 244 per 100.000 penduduk. Capaian prevalensi Kabupaten Bandung Barat (KBB)tahun 2011 yaitu 517 per 100.000 penduduk dan capaian Case Detection Rate yang masih rendah yaitu 49,64%. Kondisi sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan determinan sumber penularan penyakit termasuk tuberkulosis paru.Tujuan dan metode penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinasi kejadian TB Paru BTA (+) di Kabupaten Bandung Barat. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan desain kasus kontrol. Subjek penelitian adalah masyarakat 15 tahun keatas datang berobat ke puskesmas dan diagnosis pasien TB BTA (+) sebagai kelompok kasus, serta pasien yang diagnosis bukan penderita TB oleh dokter pemeriksa di puskesmas sebagai kelompok kontrol. Sampel yang diambil sebanyak 140 orang. Analisis data dilakukan dengan analisis univariabel, bivariabel dan multivariabel.Hasil Penelitian. Karakteristikindividupendapatan dan pendidikan berhubungan signifikan dengan kejadian TB Paru BTA (+) (p-value 0,040 dan 0,037 < 0,05), Lingkunganfisik,kebiasaan merokok,dinding, lantai rumah, kelembaban, ventilasi, pencahayaan, bahan bakar masak, paparanasaprokok berhubungan signifikan dengan kejadian TB Paru BTA (+) (p-value< 0,05). Riwayat kontak (p-value 0,946  > 0,05) dan riwayat imunisasi BCG (p-value 0,611 >0,05)tidak berhubungan signifikan dengan kejadian TB Paru BTA (+)Kesimpulan.Ventilasidan bahan bakar untuk memasak berhubungan signifikan dengan kejadian TB Paru BTA (+) (p-value, 0,002, dan 0,004< 0,05).