Shofya Indraguna
Universitas Gadjah Mada

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efektifitas Pelatihan Pembina UKS dalam Mencegah Anemia Remaja Putri di Purwokerto Shofya Indraguna
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 33, No 11 (2017): Proceedings of the 2nd UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.681 KB) | DOI: 10.22146/bkm.38063

Abstract

Tujuan:Anemia defisiensi besi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang menonjol pada remaja. Remaja pada umumnya merupakan anak usia sekolah. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan yaitu dari Sekolah Dasar sederajat, Sekolah Menengah Pertama sederajat dan Sekolah Menengah Atas sederajat. Kegiatan UKS dikenal sebagai trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan lingkungan sekolah sehat. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya pencegahan anemia gizi besi pada remaja. Guru khususnya pembina UKS merupakan sasaran sekunder dalam upaya pencegahan anemia gizi besi pada remaja. Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan guru. Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan dalam upaya pencegahan anemia gizi besi remaja terhadap pembina UKS. Metode:Penelitian ini merupakan jenis quasi experimental design dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 34 responden. Hasil:Hasil analisis univariat menunjukan bahwa terdapat peningkatan rata-rata skor pada pengetahuan yaitu 8,95%, pada sikap 14,54% dan pada keterampilan 1,62%. Hasil analisis bivariat menujukan ada perbedaan pengetahuan setelah pelatihan (p=0,001), ada perbedaan sikap setelah pelatihan (p=0,000) dan tidak ada perbedaan keterampilan setelah pelatihan (p=0,603). Kesimpulan:Ada perbedaan pengetahuan responden dalam upaya pencegahan anemia gizi besi remaja putri. Ada perbedaan sikap responden dalam upaya pencegahan anemia gizi besi remaja putri. Tidak ada perbedaan ketermpilan responden dalam upaya pencegahan anemia gizi besi remaja putri.  
Analisis pelaksanaan SIJARI emas (sistem informasi jejaring rujukan maternal and neonatal survival) dalam pelayanan maternal: kabupaten Banyumas Shofya Indraguna; Nurhidayati Nurhidayati
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 11 (2018): Proceedings of the 4th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1011.452 KB)

Abstract

Latar Belakang:Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menyumbangkan AKI (Angka Kematian Ibu) tertinggi di Indonesia. Salah satu proram untuk mengatasinya adalah dengan efisiensi rujukan yang dikemas dalam program SIJARI EMAS. Program SIJARI EMAS telah dilaksanakan di 5 provinsi dengan AKI tertinggi di Indonesia, salah satunya Jawa Tengah. Pada region Jawa Tengah program SIJARI EMAS dilaksanakan di 7 Kabupaten, salah satunya Kabupaten Banyumas. Kabupaten Banyumas telah melaksanakan program ini sejak tahun 2012. Alasan Kabupaten Banyumas dipilih untuk menjalankan program ini karena, tingginya AKI di Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 yaitu mencapai 144 per 100.000 KH, sekaligus menempati peringkat ke-6 di Jawa Tengah. Setelah program berjalan 5 tahun, Kabupaten Banyumas masih memilki AKI yang tinggi, hingga menempati peringkat ke-7 di Jawa Tengah dibandingkan dengan Kabupaten atau Kota lain yang tidak menjalankan program. Hal tersebut menggambarkan bahwa program SIJARI EMAS tidak berdampak signifikan terhadap kematian ibu di Banyumas. Metode: Kajian ini menggunakan literatur review tentang penggunaan sistem elektronik rujukan kesehatan. Hasil: SIJARI EMAS memudahkan dalam pelayanan rujukan maternal, namun masih perlu investasi intitusional untuk pelaksanaan yang baik. Penerimaan operator tentang kemanfaatan dan kemudahan program merupakan isu yang perlu diperhatikan. Sosialisasi dan pelatihan telah dilakukan, namun perlu memperluas jaringan pelayanan PONEK. Kesimpulan: Perlu dilakukan evaluasi atau penelitian lebih lanjut terhadap program SIJARI EMAS dari segi operator program di Puskesmas yaitu Bidan, Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit.