Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS LOKAL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) MENGGUNAKAN BERBAGAI UKURAN BERAT UMBI BIBIT Sheka Panji Prasetya; Bambang Kusmanadhi
Berkala Ilmiah Pertanian Vol 2 No 3 (2019): AGUSTUS
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.699 KB) | DOI: 10.19184/bip.v2i3.16277

Abstract

ABSTRACT The use of onion tubers with various sizes can affect the result of onion productivity. The availability of quality seeds and timely is a factor which plays a role in the success of the farmer of onion. Seed in the form of tubers are planting material that has been long to used in bussines farming. The use of seed tubers has variation measure of in weight. The weight size of seed tubers give affect the growth and result of cultivated shallots. The solution of this problem is looking for the right tuber size to get maximal production and result on local varieties that have been registered and issued by the Department of Agriculture. This research executed in Bagor Subdistrict, Nganjuk Regency in April 2018 until June 2018. It used Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RAL Faktorial) with using 2 factor. The first factor was local varieties consisting of Bauji varieties, Biru Lancor and Batu Ijo. The second factor is 4 level of different size tuber weight. If there is a real difference, will be further testing using DMRT (Duncan Multiple Range Test) with an error rate of 5%. The parameters of observation consist of plant height, number of leaves, number of tubers, tuber diameter, tuber wet weight, tuber dry weight, tuber shrinkage and number of tuber layers. The results showed that the effect of the combination of the two factors had very significant effect on the parameters of fresh tuber weight and dry weight of onion. The varieties treatment showed the best results for fresh weight of the bulbs were Blue Lancor varieties. The treatment of seed tuber weight showed results to fresh weight of tuber was the weight of a large tuber. Key words: Onions, Seed Bulbs, Local Varieties. ABSTRAK Penggunaan umbi bawang merah dengan berbagai ukuran dapat berpengaruh terhadap hasil produktivitas bawang merah. Ketersediaan bibit yang berkualitas dan tepat waktu merupakan faktor yang ikut berperan dalam keberhasilan usaha tani bawang merah. Bibit yang berupa umbi merupakan bahan tanam yang sudah lama digunakan dalam usaha tani bawang merah. Penggunaan umbi bibit memiliki keragaman dalam ukuran berat. Ukuran berat umbi bibit berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah yang dibudidayakan. Solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan mencari ukuran berat umbi bibit yang tepat agar mendapatkan produksi dan hasil secara maksimal pada varietas lokal yang sudah terdaftar dan dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk pada bulan April 2018 hingga bulan Juni 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RAL Faktorial) dengan menggunakan 2 faktor. Faktor pertama yaitu varietas lokal yang terdiri varietas Bauji, Biru Lancor dan Batu Ijo. Faktor kedua yaitu 4 taraf ukuran berat umbi bibit yang berbeda. Apabila ada beda nyata dilakukan uji lanjut dengan menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf kesalahan 5%. Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi, diameter umbi, berat basah umbi, berat kering umbi, penyusutan umbi dan jumlah lapisan umbi. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh kombinasi kedua faktor berpengaruh sangat nyata pada parameter jumlah umbi, berat segar umbi dan berat kering jemur umbi bawang merah. Perlakuan varietas menunjukkan hasil terbaik untuk berat segar umbi adalah varietas Biru Lancor. Perlakuan berat umbi bibit menunjukkan hasil untuk berat segar umbi adalah berat umbi bibit ukuran besar. Kata Kunci : Bawang Merah, Umbi Bibit, Varietas Lokal.
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK BAWANG MERAH DAN AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK PUCUK JAMBU AIR MADU DELI HIJAU (Syzygium samarangense) Nabila Nur Aisyah Al Ayyubi; Bambang Kusmanadhi; Tri Agus Siswoyo; Yagus Wijayanto
Berkala Ilmiah Pertanian Vol 2 No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : Jember University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.695 KB) | DOI: 10.19184/bip.v2i1.16148

Abstract

ABSTRACT Green Deli Rose Apples (Syzygium samarangense) has several beneficial properties in terms of usability, cultivation, health, and economy. The intensive development of green deli rose apples plants is needed given increasing demand, needs, and has bright prospects. One of the efforts to develop green deli rose apples plants is through handling plant propagation. Propagation of green deli rose apples can be done in two ways, namely generative and vegetative. Generative propagation requires a relatively long time, while vegetative propagation have difficult to growth in rooted. Shoot-cuttings is one of the vegetative propagation that has been chosen because it is easier to root than the old parts of the plant. The use of plant growth regulators (PGR) is needed to stimulate green deli rose apples shoot-cuttings rooting. Alternative PGR is giving shallot extract and coconut water as a substitute for synthetic auxin which has a relatively expensive price. The purpose of this study was to determine the combination of the effect of the concentration shallot extract and coconut water, as well as to find out the concentration of shallot extracts and coconut water which was most influential on the growth of shoot-cutting of green deli rose apples. The extract shallot concentration used is control, 0,5%, 1,0%, and 1,5%. The coconut water concentration used is control, 20%, 30% and 40%. Data obtained next analyzed and tested using DMRT α 5%. The result showed te best treatment combination for concentration shallot extract of 0,5% and coconut water of 20%. Keywords: greend deli rose apples, shoot-cutting, shallot extract, coconut water ABSTRAK Jambu air madu deli hijau (MDH) (Syzygium samarangense) memiliki beberapa sifat yang menguntungkan baik dari segi kegunaan, budidaya, kesehatan, maupun ekonomi. Pengembangan tanaman secara intensif diperlukan mengingat permintaan dan kebutuhan yang semakin meningkat, serta memiliki prospek yang cerah. Salah satu usaha pengembangan tanaman yaitu melalui penanganan perbanyakan tanaman. Perbanyakan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif membutuhkan waktu yang relatif lama, sedangkan perbanyakan vegetatif memiliki kendala sulit membentuk perakaran. Stek pucuk merupakan salah satu perbanyakan vegetatif yang banyak dipilih karena lebih mudah berakar dibandingkan bagian tanaman tua. Penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) diperlukan untuk merangsang perakaran stek pucuk jambu air MDH. Alternatif ZPT yaitu pemberian ekstrak bawang merah dan air kelapa sebagai pengganti auksin sintetis yang memiliki harga relatif mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi pengaruh konsentrasi ekstrak bawang merah dan air kelapa terhadap pertumbuhan stek pucuk jambu air MDH, serta mengetahui konsentrasi ekstrak bawang merah dan air kelapa yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan stek pucuk jambu air MDH. Konsentrasi ekstrak bawang merah yang digunakan antara lain kontrol, 0,5%, 1% dan 1,5%. Konsentrasi air kelapa yang digunakan antara lain kontrol, 20%, 30%, dan 40%. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan diuji menggunakan DMRT α 5%. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi perlakuan terbaik untuk konsentrasi ekstrak bawang merah dan air kelapa adalah konsentrasi 0,5% dan air kelapa 20%. Kata Kunci: jambu air madu deli hijau, stek pucuk, ekstrak bawang merah, air kelapa
Pengaruh Temperatur Dan Lama Penyangraian Terhadap Kandungan Kafein Dan Sifat Fisik Kopi Robusta Asal Banjarsengon Jember Risa Umami; hasbi mubarak suud; Bambang Kusmanadhi; Dwi Erwin Kusbianto
Technologica Vol. 1 No. 2 (2022): Technologica
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1020.853 KB) | DOI: 10.55043/technologica.v1i2.45

Abstract

Kabupaten Jember memiliki beberapa wilayah yang berpotensi dalam pengembangan kopi, salah satunya di Desa Banjarsengon Kecamatan Patrang yang memiliki luas lahan 65 hektar. Untuk meningkatkan potensi daerah tersebut, maka penelitian eksplorasi pengolahan biji kopi yang dihasilkan menjadi penting untuk dilakukan. Salah satu proses pengolahan kopi yang penting yaitu proses penyangraian. Penyangraian merupakan proses pembentukan rasa dan aroma pada biji kopi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan kandungan kafein dan sifat fisik kopi robusta yang dihasilkan oleh petani lokal setempat. Terdapat tiga variasi suhu dan waktu penyangraian yang digunakan dalam penelitaian ini. Untuk pengamatan suhu penyangraian dilakukan pada suhu 190oC, 200oC, 210oC dan durasi lama penyangraian digunakan pada 10, 15, dan 20 menit. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi temperatur 190oC dan lama penyangraian 10 menit memiliki kadar kafein terendah yaitu sebesar 3,18%. Selain itu, diketahui berdasarkan uji Duncan faktor lama penyangraian memiliki pengaruh sangat nyata terhadap jumlah kadar air dan densitas curah pada biji kopi. Sedangkan melalui pengamatan uji fisik diketahui bahwa semakin besar suhu dan semakin lama durasi penyangraian dapat mengakibatkan biji kehilangan kadar air juga semakin besar maka massa pada bijipun berkurang