Prastiwi Puji Rahayu
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN LAMA HARI RAWAT DENGAN TANDA DAN GEJALA SERTA KEMAMPUAN PASIEN DALAM MENGONTROL HALUSINASI Prastiwi Puji Rahayu; Retno Utami
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.522 KB) | DOI: 10.26714/jkj.6.2.2018.106-115

Abstract

Dampak adanya halusinasi dapat mengakibatkan seseorang mengalami ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau mengenali realitas yang menimbulkan kesukaran dalam kemampuan seseorang untuk berperan sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak bagi keluarga halusinasi sulit diterima oleh masyarakat, individu dan dipandang negatif oleh lingkungan.Mengetahui hubungan lama hari rawat dengan tanda dan gejala serta kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi di RSJ Grhasia Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan menggunakan Desain penelitian studi korelasional (Corrrelation study). Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 45 pasien halusinasi yang ada diruang inap Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta. Metode analisis yang digunakan adalah uji statistik menggunakan kendal Tau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan lama hari rawat pasien halusinasi Di RSJ Grhasia Yogyakarta didapatkan  paling banyak lebih dari 30 hari sebanyak 42 responden, tanda dan gejala pasien halusinasi Di RSJ Grhasia Yogyakarta didapatkan paling banyak kategori kurang sebanyak 30 responden, dan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi Di RSJ Grhasia Yogyakarta didapatkan paling banyak  kategori cukup sebanyak 27 responden.Tidak ada  hubungan lama hari rawat dengan tanda dan gejala dilihat dari nilai p-value sebesar 0,170<0,05, dan terdapat hubungan lama hari rawat dengan kontrol halusinasi dilihat dari nilai p-value sebesar 0,030<0,05 dengan nilai keeratan hubungan 0,325 dalam kategori rendah. Bagi pimpinan RS agar memberikan pengembangan pelayanan kesehatan pada pasien dalam meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya dalam lama hari rawat dengan tanda dan gejala kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi. Alahkah baiknya ada perbandingan antara tanda dan gejala sebelum di teliti dan sesudah di teliti. Kata kunci: Lama hari rawat, tanda dan gejala, kemampuan mengontrol halusinasi THE CORRELATION BETWEEN INPATIENT DURATION, AND SIGNS, SYMPTHOMS AND PATIENT’S ABILITY TO CONTROL HALLUCINATIONS ABSTRACTHallucinations can cause disability to communicate or recognize the reality that creates difficulties to act properly in everyday life. The impact of hallucinations on the family is hard to accept by society and individuals, and it is viewed as negative thing by the environment. The study aims to identify the correlation between inpatient duration and signs, symptoms and patient's ability to control the hallucinations at Grhasia Mental Hospital of Yogyakarta. This study used correlational study design. This study used total sampling technique. The samples were 45 hallucination patients at impatient wards at Grhasia Mental Hospital of Yogyakarta. The analytical method used statistical test using Tau constraints. The results of this study indicated that based on the hallucination of inpatient duration at Grhasia Mental Hospital of Yogyakarta, there were 42 respondents who had 30 days of inpatient duration; there were 30 respondents of hallucination patients at Grhasia Mental Hospital of Yogyakarta who have signs and symptoms in low category; there were 27 respondents at Grhasia Mental Hospital of Yogyakarta who had the ability in controlling hallucinations in moderate category. There was not any correlation between inpatient duration and signs and symptoms that can be seen from the p-value of 0.170 <0.05, and there was correlation between the inpatient duration and the control of hallucinations that can be seen from the p-value of 0.030 <0.05 with the closeness value 0.325 in low category. Hospital boards are suggested to provide the development of health services to patients in improving the quality of care, especially about inpatient duration and signs and symptoms of the patient's ability to control hallucinations. Is it better to have a comparison between the signs and symptoms before and after being studied. Keywords: Inpatient Duration, signs and symptoms, ability to control hallucinations
Laporan Kasus Skizofrenia Dengan Waham Pada Ny. S Di Wisma Srikandi Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta Rachma Febi Andrianti; Prastiwi Puji Rahayu
Gudang Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2025): GJIK - AGUSTUS s/d JANUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjik.v3i2.1660

Abstract

Latar Belakang: Skizofrenia merupakan gangguan jiwa kronis yang memengaruhi cara berpikir, merasa, dan berperilaku, salah satunya ditandai dengan gangguan proses pikir berupa waham. Waham menyebabkan pasien memiliki keyakinan yang salah dan tidak sesuai dengan kenyataan, yang berdampak pada interaksi sosial dan kualitas hidup pasien. Terapi orientasi realita adalah pendekatan non-farmakologis yang bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kesadaran terhadap waktu, tempat, orang, dan situasi nyata, serta mengurangi gangguan proses pikir. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi orientasi realita dalam mengatasi waham dan meningkatkan orientasi realita pada pasien dengan skizofrenia. Metode: Menggunakan metode studi kasus asuhan keperawatan dari tahap pengkajian hingga evaluasi. Kasus: Ny. S, wanita usia 43 tahun, dengan diagnosis medis skizofrenia dan gejala utama berupa waham. Pasien memenuhi kriteria inklusi yaitu berusia 18–60 tahun, memiliki diagnosis skizofrenia dengan gejala waham, bersedia mengikuti terapi, dan kooperatif. Instrumen pengkajian meliputi wawancara terstruktur, kuesioner, observasi langsung, media gambar, dan data rekam medis. Hasil: Terapi orientasi realita dilakukan selama 7 sesi dalam 7 hari. Hasil menunjukkan adanya peningkatan orientasi realita dan kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Meskipun waham belum sepenuhnya hilang, terdapat peningkatan motivasi pasien untuk sembuh dan mencegah kekambuhan. Kesimpulan: Terapi orientasi realita terbukti efektif dalam meningkatkan orientasi realita dan mengurangi intensitas gejala waham pada pasien skizofrenia. Saran: Perawat disarankan untuk menerapkan terapi orientasi realita secara terstruktur sebagai intervensi pada pasien skizofrenia dengan gangguan proses pikir waham. Kolaborasi antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan terapi dan mencegah kekambuhan.