Latar Belakang: Skizofrenia merupakan gangguan jiwa kronis yang memengaruhi cara berpikir, merasa, dan berperilaku, salah satunya ditandai dengan gangguan proses pikir berupa waham. Waham menyebabkan pasien memiliki keyakinan yang salah dan tidak sesuai dengan kenyataan, yang berdampak pada interaksi sosial dan kualitas hidup pasien. Terapi orientasi realita adalah pendekatan non-farmakologis yang bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kesadaran terhadap waktu, tempat, orang, dan situasi nyata, serta mengurangi gangguan proses pikir. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi orientasi realita dalam mengatasi waham dan meningkatkan orientasi realita pada pasien dengan skizofrenia. Metode: Menggunakan metode studi kasus asuhan keperawatan dari tahap pengkajian hingga evaluasi. Kasus: Ny. S, wanita usia 43 tahun, dengan diagnosis medis skizofrenia dan gejala utama berupa waham. Pasien memenuhi kriteria inklusi yaitu berusia 18–60 tahun, memiliki diagnosis skizofrenia dengan gejala waham, bersedia mengikuti terapi, dan kooperatif. Instrumen pengkajian meliputi wawancara terstruktur, kuesioner, observasi langsung, media gambar, dan data rekam medis. Hasil: Terapi orientasi realita dilakukan selama 7 sesi dalam 7 hari. Hasil menunjukkan adanya peningkatan orientasi realita dan kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Meskipun waham belum sepenuhnya hilang, terdapat peningkatan motivasi pasien untuk sembuh dan mencegah kekambuhan. Kesimpulan: Terapi orientasi realita terbukti efektif dalam meningkatkan orientasi realita dan mengurangi intensitas gejala waham pada pasien skizofrenia. Saran: Perawat disarankan untuk menerapkan terapi orientasi realita secara terstruktur sebagai intervensi pada pasien skizofrenia dengan gangguan proses pikir waham. Kolaborasi antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan terapi dan mencegah kekambuhan.