Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI SERAT RUMPUT PAYUNG (Cyperus Alternifolius) TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT DENGAN MATRIK EPOXY Benedictus Sonny Yoedono; Sunik Sunik; Christina Ade Inanta
Jurnal Teknik Sipil Vol. 15 No. 3 (2019)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.597 KB) | DOI: 10.24002/jts.v15i3.3729

Abstract

Material komposit polimer dengan serat alam telah banyak digunakan di berbagai bidang kehidupan. Beberapa serat alam seperti serat lenan, hemp, kelapa sawit, dan bambu yang dikombinasikan dengan matrik polimer digunakan untuk industri otomotif, komponen struktur bangunan, pengemasan, dan konstruksi. Dalam penelitian ini dianalisis pengaruh perlakuan alkali serat rumput payung (cyperus alternifolius) terhadap kekuatan tarik komposit dengan matrik epoxy. Pengujian kuat tarik komposit dilakukan dengan mengacu pada ASTM D638- 02a. Komposisi komposit serat rumput payung terdiri dari 80% serat dan 20% matrik epoxy. Serat diberikan perlakuaan alkalisasi (5% NaOH) dengan variasi lama perendaman 0 jam (tanpa perendaman), 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Dari data pengujian diperoleh hasil Nilai Prerata maksimum dan srerata maksimum, masing-masing sebesar 6690 N dan 73,52 N/mm2  terdapat pada spesimen dengan durasi perendaman 1 jam, sedangkan nilai Prerata minimum dan srerata minimum masing-masing sebesar 4385 N dan 56,22 N/mm2 terdapat pada spesimen tanpa perendaman.
Pengaruh Alkalinisasi Serat Terhadap Kekuatan Mekanik Plafon Komposit Serat Rumput Payung (Cyperus Alternifolius) Dengan Matriks Epoxy Benedictus Sonny Yoedono; Sunik Sunik; Cristina Ade Inanta; Romanus Rizal
Dinamika Rekayasa Vol 17, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Dinamika Rekayasa - Februari 2021
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.dr.2021.17.1.308

Abstract

Perbaikan karakteristik serat alam sebagai bahan komposit dapat dilakukan salah satunya dengan metode alkalinisasi. Alkalinisasi serat akan mereduksi penyerapan kelembapan serat alam, sehingga akan memperbaiki daya ikat serat dan polymer. Perlakuan kimia terhadap serat alam yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan perlakuan alkali seperti NaOH, karena lebih ekonomis. Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimalkan kekuatan mekanik plafon komposit serat rumput payung (cyperus alternifolius) dengan matriks epoxy. Proses alkalinisasi serat, dilakukan untuk memperbaiki daya ikat baik antara serat dan epoxy. Serat akan dialkalinisasi menggunakan larutan NaOH sebesar 5% dengan variasi  lama perendaman 0,1,2,dan 3 jam. Serat yang telah teralkalinisasi dikombinasikan bersama epoxy untuk membentuk susunan lamina menjadi plafon yang memiliki ketebalan 5 mm. Kekuatan mekanik yang dianalisis adalah kekuatan tarik dan lentur plafon komposit. Hasil pengujian dibandingkan dan dianalisis dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan tanpa perlakuan alkalinisasi serat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peningkatan kekuatan mekanik komposit sebesar 85,7% dari penelitian sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh alkalinisasi serat terhadap peningkatan kekuatan mekanik plafon komposit serat rumput payung (cyperus alternifolius) dengan matriks epoxy 
Analisis Perbandingan Karakteristik, Biaya dan Waktu Material Dinding Komposit dan Non Komposit Lila Khamelda; Benedictus Sonny Yoedono; Anna Catharina S.P.S
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2018): EDISI SEPTEMBER 2018
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rekabuana.v3i2.1017

Abstract

Perkembangan kebutuhan akan hunian telah mendorong inovasi material dinding  yang bersaing dari berbagai segi. Dinding merupakan struktur rumah yang dapat bersifat struktural, non struktural atau sebagai partisi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pilihan material dinding pada rumah tipe 38 yaitu material non komposit (bata) dan komposit (beton/bata ringan (AAC), batako, M-Panel). Bata, AAC dan batako merupakan material yang telah umum digunakan, sedangkan M-Panel belum terlalu umum digunakan. M-panel merupakan material komposit yang berbentuk panel  atau plat (papan tipis) yang dapat digunakan sebagai dinding, tangga, atap dan lantai. Analisa Harga Satuan Pekerjaan terhadap konstruksi dinding dalam penelitian ini menggunakan AHSP Dirjen PU 2016. Ditemukan bahwa biaya terendah untuk aplikasi material dinding diperoleh dari batu bata dan sebaliknya yang tertinggi diperoleh dari M-Panel. Juga ditemukan bahwa durasi terpendek diperoleh dari M-Panel dan durasi terpanjang diperoleh dari batako. Karakteristik material yang didapatkan dari responden tidak sepenuhnya memenuhi proposisi peneliti, diperkirakan hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan terkait salah satu material yaitu M-Panel. ABSTRACTThe development of residential needs has encouraged the innovation of wall materials that competitive in various aspects. Walls are home structures that can be structural, non-structural or as partitions. This study aims to provide a choice of wall materials in houses type 38, which are covering non-composite (brick) and composite materials (concrete/light brick (AAC), concrete brick (batako), M-Panel). Brick, AAC and concrete brick are commonly used, while M-Panel is not too commonly used. M-panel is a composite material in the form of panels or plates (thin boards) that can be used as walls, stairs, roofs and floors. Work Unit Price Analysis of wall construction in this study uses AHSP Director General of Public Works 2016. It is found that the lowest cost for wall material application is obtained by brick and the contrary the highest is obtained by M-Panel. It is also found that the shortest duration is obtained by M-Panel and the longest is obtained by concrete brick. Material characteristics obtained from respondents did not fully fulfill the researchers' propositions, it was estimated that things were caused by a lack of knowledge regarding one of the materials, namely the M-Panel.
Review Kuat Tekan Beton Polos dari Perspektif Mekanika Fraktur Danang Murdiyanto; Benedictus Sonny Yoedono; Agnes Hanna Patty
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2018): EDISI SEPTEMBER 2018
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/rekabuana.v3i2.1018

Abstract

Concrete is a discreet material that consist of aggregate as filler and cement paste (matrix) as binder. Both of them work together as a composite or monolithic mechanism, depends on the interface zone characteristic that developed by aggregate. Monolithic mechanism leading to failure catastrophically (brittle and instantly), while composite mechanism prevails failure occurs gradually. Monolithic mechanism maybe found in high strength concrete where hardness and stiffness of aggregate are compatible with their matrix. At the moment when the matrix tensile strength (ft) is reached. The cracks will propagate quickly cutting both aggregates and matrix, as well at once. Contrary to the composite condition, when the matrix tensile strength is reached, the aggregate will take over the load and the crack will propagate through the interface zone. The perspective of fracture mechanics and the failure parameters explain the mechanism of crack propagation based on the energy principles. This investigation reviews the phenomenon of concrete compressive strength with angular aggregates compared to rounded aggregates on cylindrical specimens with diameter (d) 15 cm and height (h) 30 cm of the same compressive strength.  The difference between them, shows the tendency of the influence of the interface zone as traction, which significantly contributes to the performance capacity before  collapse