Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Majalah Farmasi dan Farmakologi (Trends in Pharmacy and Pharmaceutical Sciences)

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria), RIMPANG BANGLE (Zingiber cassumunar) DAN DAUN PARE (Momordica charantia) TERHADAP KADAR ALT, AST DAN PROFIL HEMATOLOGI TIKUS PUTIH Fityatun Usman; Gemini Alam; Aliyah Aliyah; Yulia Yusrini Djabir; Latifah Rahman; Subehan lallo
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 25 No. 2 (2021): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v25i2.12029

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak etanol rimpang bangle, rimpang temu putih dan daun pare terhadap kadar ALT, AST dan profil hematologi tikus putih. Penelitian ini menggunakan 4 kelompok perlakuan dengan dosis 10, 50, 100 mg/100 gBB dan kontrol negatif masing-masing terdiri atas 5 ulangan. Campuran ketiga ekstrak dibuat suspensi menggunakan  NaCMC dan diberikan sekali sehari. Pengamatan dilakukan pada hari ke 29,dengan  sampel darah diambil untuk pengujian kadar ALT, AST dan profil hematologi. Parameter hematologi yang dianalisis meliputi leukosit, eritrosit, hemoglobin (Hgb), hematokrit (Hct), dan platelet (Plt). Hasil penelitian menunjukkan, setelah pemberian kombinasi ketiga ekstrak tersebut terjadi kenaikan nilai ALT untuk dosis 10, 100mg/100 gBB, dan kontrol negatif masing-masing 9,37%, 78,07%, dan 3,21 %, sedangkan untuk dosis 50mg/100 gBB terjadi penurunan sebesar 0,61%. Adapun nilai AST memperlihatkan kenaikan untuk dosis 10, dan 100mg/100 gBB masing-masing sebesar 45,45 % dan 102,31%, sedangkan untuk dosis 50 mg/100 gBB memperlihatkan kenaikan sebesar 28,10% yang mendekati kenaikan nilai kelompok kontrol (37,72%), sehingga dosis terbaik dari kombinasi ketiga ekstrak adalah 50 mg/KgBB.Dosis ini digunakan untuk uji hematologi. Hasil pengujian hematologi memperlihatkan WBC meningkat sebesar 20,41%, RBC menurun sebesar 0,53%, sedangkan jumlah Hgb, Hct dan plt menurun masing–masing sebesar 5,08%, 8,18%, dan 12,41%. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak etanol rimpang temu putih, rimpang bangle dan daun pare tidak memberikan pengaruh pada nilai WBC, RBC, HgB, Hct , namun dapat menurunkan Plt tikus putih hingga berada di bawah normal.
PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP KADAR POLIFENOL TOTAL BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.) KLON MCC02 ASAL SULAWESI SELATAN Ma'ruf, Dedy; Sartini, Sartini; subehan; Gemini alam; Herlina Rante; Firzan Nainu
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 27 No. 3 (2023): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v27i3.27962

Abstract

Indonesia merupakan salah satu produsen kakao (Theobroma cacao L.) di dunia dengan berbagai genotype / klon. Salah satu klon terbesar di Sulawesi selatan adalah MCC02 (Masamba Cacao Clone 02). Klon tersebut telah ditanam di beberapa kabupaten di Sulawesi selatan. Polifenol kakao diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba. Biji kakao mengandung komponen polifenol yang tinggi, salah satu faktor yang mempengaruhi kadar polifenol dalam ekstrak adalah metode ekstraksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari metode ekstraksi terhadap kadar polifenol dari ekstrak biji kakao. Buah kakao klon MCC02 diperoleh dari tiga kabupaten yaitu Pinrang, Masamba, dan Bantaeng. Biji kakao kering non fermentasi terlebih dahulu dikeluarkan dari kulit bijinya, kemudian lemaknya dihilangkan dengan menggunakan alat press lemak. Biji kakao tersebut masing-masing diekstraksi menggunakan metode maserasi (M), Microwave Assisted Extraction (MAE), dan Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE). Hasil ekstraksi dengan menggunakan metode M, MAE dan UAE diperoleh rendemen, masing-masing: 15,29 ± 0,66 %, 13,13 ± 0,28 % dan 12,77 ± 1,12 % dan kandungan rata-rata polifenol total,  yaitu: (28,89 ± 4,53) %, (31,90 ± 3,34) %, (36,07 ± 4,41) % dihitung ekivalen asam galllat.  Dari ketiga metode ini kadar polifenol total tertinggi ada pada metode ekstraksi menggunakan Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE).