Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KARAKTERISASI SENYAWA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI ISOLAT Actinomycetes rhizosfer TANAMAN TEH (Camellia sinensis L.) Rismayanti Fauziah; Risna; Natsir Djide; Subehan
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 26 No. 2 (2022): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v26i2.18907

Abstract

Actinomycetes merupakan genus yang paling dominan dalam kelompok bakteri penghasil antibiotik dengan 80% dari turunan antibiotiknya telah diidentifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakter senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri dari senyawa isolat Actinomycetes rhizosfer Camellia sinensis L. Diperoleh tiga isolat dari hasil isolasi dan diberi nama berturut-turut TH.1, TH.2 dan TH.3. Skrining aktivitas antibakteri dilakukan dengan uji antagonis. Isolat dengan aktivitas antibakteri tertinggi dilanjutkan untuk tahap selanjutnya. Dilakukan fermentasi selama 14 hari untuk memperoleh metabolit sekunder dari isolat Actinomycetes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dari isolat Actinomycetes memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25922 dan Escherichia coli ATCC 25922. Pada uji Kromatografi Lapis Tipis diperoleh hasil positif senyawa golongan alkaloid. Berdasarkan pengujian karakterisasi isolat dengan Spektroskopi UV-Vis dan FTIR diperoleh hasil senyawa isolat Actinomycetes merupakan senyawa alkaloid dengan panjang gelombang 271.00 nm dengan nilai absorbansi 0.727 dan mempunyai gugus fungsi N-H pada serapan 2852.81 cm-1 dan pada serapan 2922.25 cm-1 yang merupakan ciri khas dari alkaloid.
ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA BIOAKTIF ANTIBAKTERI METABOLIT BAKTERI YANG BERASOSIASI SPONS LAUT (Agelas oroides) Risna Risna; Rismayanti Fauziah; Subehan; Natsir Djide
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 26 No. 3 (2022): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v26i3.18632

Abstract

Spons merupakan salah satu kelompok biota laut yang terdapat di perairan Indonesia dengan jumlah 850 spesies dan berpotensi menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang bersifat bioaktif. Kemajuan penelitian melaporkan bahwa banyak produk alami bioaktif dari invertebrata laut telah memiliki kesamaan dengan metabolit mikroorganisme yang berasosiasi termasuk bakteri, dengan demikian penting untuk mengeksplorasi kemungkinan peran bakteri laut yang bersimbion pada spons dalam memberikan solusi untuk masalah infeksi oleh patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji aktivitas antibakteri dari bakteri asosiasi spons terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus dan Escherichia coli serta karakterisasi senyawa bioaktifnya berdasarkan data spektrofotometri UV-Vis dan IR.  Isolasi bakteri asosiasi spons laut dilakukan dengan metode agar tuang pada marine agar selanjutnya dilakukan pemurnian dan uji antagonis untuk mengetahui isolate yang paling potensial terhadap bakteri uji. Isolat terpilih selanjutnya dilakukan fermentasi dan ekstraksi lalu dilanjutkan dengan uji aktivitas antimikroba ekstrak isolat bakteri. Langkah selanjutnya dilakukan isolasi senyawa, uji kemurnian dan karakterisasi senyawa yang diperoleh. Hasil isolasi bakteri asosiasi spons laut diperoleh sebanyak 5 isolat dengan Kode BSS-1, BSS-2, BSS-3, BSS-4 dan BSS-5. Hasil pengujian antagonis diperoleh isolate BSS 2 memiliki daya hambat terhadap bakteri uji S. aureus dan E. coli  yang selanjutnya dilakukan fermentasi terhadap ekstrak tersebut.  Ekstrak etil asetat isolat bakteri BSS-2 dengan konsentrasi 1% dan 2% mampu menghambat bakteri uji S.aureus dengan diameter hambatan masing-masing sebesar 10,86 mm dan 14,28 mm  sedangkan aktivitas terhadap bakteri uji E. coli pada konsentrasi 1% dan 2 % memiliki diameter hambatan sebesar 9,96 mm dan 12,65 mm. Berdasarkan hasil karakterisasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan FTIR, senyawa yang diperoleh dari ekstrak etil asetat isolat BSS-2  memiliki panjang gelombang 271 nm dan memiliki gugus fungsi C-N dan N-H pada bilangan gelombang 3443,05 dan 1082,10. Hasil karakterisasi tersebut diduga bahwa senyawa ekstrak etil asetat isolate BSS-2 merupakan senyawa alkaloid. Hal ini diperkuat oleh hasil karakterisasi menggunakan pereaksi dragendorf diindikasikan senyawa alkaloid.
PENGARUH BAHAN PENINGKAT PENETRASI KOMBINASI PROPILENGLIKOL DAN GLISERIN TERHADAP KESTABILAN FISIK DARI GEL ANTIBAKTERI EKSTRAK TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) Nur Faizah -; SARTINI; ALIYAH; Subehan; Latifah; Risfah
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 27 No. 1 (2023): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teh hijau (Camellia sinensis L.) diketahui terbukti memiliki aktivitas antibakteri dan antioksidan. Optimalisasi aktivitas antibakteri dilakukan dengan pengembangan teknologi farmasi berbasis karbopol pada sediaan gel. Teknologi gel dapat digunakan sebagai sistem pengiriman obat yang dapat meningkatkan efektivitas obat, sehingga dosis obat dapat dikurangi dan tidak menimbulkan efek samping. Namun, gel yang sifatnya hidrofilik yang sulit menembus pada kulit sehingga efek teraupetik yang kurang. Sehingga dilakukan penambahan enhancer, seperti propilenglikol dan gliserin. Selain dipengaruhi oleh bentuk sediaan, teh hijau memiliki komponen utama yaitu katekin yang bersifat hidrofilik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengaruh bahan peningkat penetrasi kombinasi propilenglikol dan gliserin terhadap kestabilan fisik, laju penetrasi dari gel ekstrak teh hijau. Serbuk teh hijau  diekstraksi secara maserasi dengan n-heksan (1:10), bagian tidak larut heksan diekstraksi kembali secara maserasi dengan pelarut etanol 50 % (1:10), selanjutnya  ekstrak etanol cair dikeringkan menggunakan rotary evaporator, dan dilanjutkan pengeringannya  menggunakan freeze drier. Ekstrak etanol ditentukan kadar total polifenolnya  dengan metode spektrofotometri menggunakan reagen Follin-ciaucalteu. Ekstrak teh hijau 3% diformulasi dalam sediaan gel berbasis Carbopol dengan variasi bahan peningkat penetrasi, yaitu: F1 (Propilen glikol 2,5% dan Gliserin 5%), F2 (Propilen glikol 5% dan Gliserin 2,5 %), F3  (Propilen glikol 7,5 %),  dan F4 (Gliserin 7,5 %). Hasil yang diperoleh berdasarkan analisis statistika ANOVA, perbandingan konsentrasi propilenglikol dan gliserin menunjukkan bahwa pada ke-empat formula memiliki perbedaan yang signifikan (P-value<0,05) yang meliputi, pH (setelah penyimpanan 3 minggu terjadi penurunan perbedaan yang signifikan), viskositas (bahwa setelah penyimpanan 3 minggu, F2 mengalami penurunan viskositas yang signifikan dan memiliki nilai yang paling rendah dibandingkan formula F3 dan F4 yang tidak dikombinasikan), daya sebar (ke empat formula cenderung mengalami peningkatan setelah penyimpanan 3 minggu), daya lekat (menunjukkan terdapat tidak signifikan p– value >0,05 dari awal terbentuk hingga penyimpanan selama 3 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi kestabilan fisik semua formula memenuhi syarat.
PENGARUH SERAT SABUT BUAH NIPAH SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN BETON RINGAN Subehan; Albert
Jurnal Informasi, Perkebunan dan Sipil Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Informasi, Perkebunan, dan Sipil
Publisher : Politeknik Sampit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.647 KB)

Abstract

The addition of other materials, especially natural fibers in normal concrete, certainly has its own way of analysis. The addition and in certain proportions may affect the behavior of the concrete structure as a whole. The effect of this change needs to be investigated to provide accurate information about the behavior and capacity of fibrous concrete, especially palm fiber. This study was to determine whether the addition of nipa fruit fibers increased the compressive strength of normal concrete mixtures, to determine the optimum level of addition of nipa fruit fibers that could affect the compressive strength of normal concrete. The compressive strength of concrete has increased with the addition of palm fiber as a substitute for some of the volume. The compressive strength of concrete with a variation of 0% is 19.640 MPa, a variation of 0.2% is 15,648 MPa, a variation of 0.4% is 11.875 MPa and a variation of 0.6% is 7.224 MPa. Partial replacement of nipah fruit fibers in the concrete mixture gave an increase in the compressive strength of concrete at 28 days with a variation of 0.2%. The design compressive strength fc' = 13.53 MPa while the resulting compressive strength is 15.648 MPa or an increase of 13.535%.
PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP KADAR POLIFENOL TOTAL BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.) KLON MCC02 ASAL SULAWESI SELATAN Ma'ruf, Dedy; Sartini, Sartini; subehan; Gemini alam; Herlina Rante; Firzan Nainu
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 27 No. 3 (2023): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v27i3.27962

Abstract

Indonesia merupakan salah satu produsen kakao (Theobroma cacao L.) di dunia dengan berbagai genotype / klon. Salah satu klon terbesar di Sulawesi selatan adalah MCC02 (Masamba Cacao Clone 02). Klon tersebut telah ditanam di beberapa kabupaten di Sulawesi selatan. Polifenol kakao diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba. Biji kakao mengandung komponen polifenol yang tinggi, salah satu faktor yang mempengaruhi kadar polifenol dalam ekstrak adalah metode ekstraksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari metode ekstraksi terhadap kadar polifenol dari ekstrak biji kakao. Buah kakao klon MCC02 diperoleh dari tiga kabupaten yaitu Pinrang, Masamba, dan Bantaeng. Biji kakao kering non fermentasi terlebih dahulu dikeluarkan dari kulit bijinya, kemudian lemaknya dihilangkan dengan menggunakan alat press lemak. Biji kakao tersebut masing-masing diekstraksi menggunakan metode maserasi (M), Microwave Assisted Extraction (MAE), dan Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE). Hasil ekstraksi dengan menggunakan metode M, MAE dan UAE diperoleh rendemen, masing-masing: 15,29 ± 0,66 %, 13,13 ± 0,28 % dan 12,77 ± 1,12 % dan kandungan rata-rata polifenol total,  yaitu: (28,89 ± 4,53) %, (31,90 ± 3,34) %, (36,07 ± 4,41) % dihitung ekivalen asam galllat.  Dari ketiga metode ini kadar polifenol total tertinggi ada pada metode ekstraksi menggunakan Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE).
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ETHYL P-METHOXYCINNAMATE (EPMC) DARI RIMPANG KENCUR (Kaempheria galanga) SEBAGAI KANDIDAT SENYAWA ANTIKANKER Hasan, Nurhasni; Sitti Nur Fatimah; Anugerah; Muhammad Raihan; Subehan; Apon Zaenal Mustopa; Herman Irawan; Jabal Rahmat Haedar; Habibie
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 27 No. 3 (2023): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v27i3.28335

Abstract

Indonesia kaya akan keanekargaman tanaman obat. Salah satunya adalah rimpang kencur atau Kaempferia galanga L. Tanaman ini memiliki potensi besar sebagai sumber penting senyawa bioaktif yang dapat mendukung pengembangan obat-obatan alami serta mendorong penelitian lebih lanjut dalam bidang farmakologi dan pengobatan. Kaempferia galanga sendiri telah diteliti mengandung beragam senyawa yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas farmakologi salah satunya adalah antikanker. Salah satu komponen senyawa yang dimiliki oleh Kaempferia galanga  yang dapat digunakan sebagai antikanker adalah etil p-methoxycinnamate (EPMC). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa EPMC untuk memperoleh hasil isolasi yang maksimal dengan kadar EPMC yang tinggi. Metode isolasi EPMC dari tanaman kencur menggunakan soxhlet sebagai alat ekstraksi. Identifikasi dan penentuan kadar senyawa diperoleh menggunakan evaluasi KLT, GC-MS, NMR, HPLC dan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil identifikasi menunjukkan isolat dari Kaempheria galanga merupakan senyawa ethyl p-methoxycinnamate dengan berat molekul 206 dan persentase kadar EPMC menunjukkan kadar yang tinggi baik menggunakan HPLC  maupun spektrofotometer UV-Vis, dimana kadar EPMC dalam isolat didapatkan sebesar 90,40 ± 3,62 %, dan 91,29 ± 3,66 %. Sedangkan untuk kadar pada ekstrak metanol Kaempheria galanga adalah 49,57 ± 0,63 % dan 40,61± 0,25% berdasarkan hasil HPLC dan spektrofotometer UV-Vis.  Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode isolasi EPMC dari tanaman kencur (Kaempferia galanga) menggunakan soxhlet sebagai alat ekstraksi memberikan rendemen ekstrak dan rendemen isolat yang tinggi.