Tundjung Tripeni Handayani
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Efek Induksi Rhizoctonia pada Ketebalan Daun Anggrek yang diinfeksi Odontoglossum ringspot virus (ORSV) Sahira Josy Arifannisa; Sri Wahyuningsih; Tundjung Tripeni Handayani; Mahfut Mahfut
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 6, No 3 (2021): October 2021
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v6i3.4372

Abstract

Anggrek memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga sangat potensial untuk dibudidayakan. Jenis yang paling banyak diminati masyarakat adalah Dendrobium dan Phalaenopsis. Namun terdapat kendala utama yang dapat memengaruhi pertumbuhan anggrek yaitu infeksi virus. Jenis virus yang dilaporkan paling banyak menginfeksi adalah Odontoglossum ringspot virus (ORSV). Infeksi virus ini dapat menghambat pertumbuhan dan ketahanan tanaman, menurunkan kualitas bunga dan nilai estetika serta daya jual. Didapati pula gejala infeksi virus berupa mosaik, klorotik, streak, dan nekrosis. Salah satu upaya untuk mengatasi infeksi virus adalah dengan memanfaatkan mikoriza. Mikoriza yang dapat digunakan yaitu Rhizoctonia sp. Asosiasi mikoriza pada tumbuhan anggrek dapat memberikan pengaruh positif pada penyerapan nutrisi dan pertumbuhan inangnya, sehingga diharapkan dapat melindungi anggrek dari infeksi virus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek induksi Rhizoctonia pada karakter anatomi daun Phalaenopsis amabilis dan Dendrobium discolor yang diinfeksi ORSV dan mengetahui apakah terdapat perbedaan anatomi diantara kedua anggrek tersebut. Penelitian dilakukan di Laboratorium Botani Biologi FMIPA Unila dengan menggunakan Rancangan Acak lengkap Faktorial. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan ketebalan daun antara daun yang diinokulasi virus dan daun dengan perlakuan mikoriza. Daun anggrek dengan perlakuan mikoriza memiliki ketebalan tertinggi sedangkan yang terinfeksi virus memiliki ketebalan terendah.