Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PERBANDINGAN KOLOM BERBENTUK BULAT DAN PERSEGI TERHADAP KINERJA STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN GEMPA ( Studi Kasus : Gedung BKPSDM Kota Padang Panjang) Agus Agus
Jurnal Momentum ISSN 1693-752X Vol 20, No 2 (2018): Volume 20 No. 2 Agustus 2018
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.812 KB)

Abstract

Pada umumnya suatu perencanaan struktur di Indonesia terutama gedung tiga lantai seperti gedung perkantoran, gedung sekolah, gedung hunian seperti rumah susun dan lain sebagainya, menggunakan desain kolom persegi untuk menahan kekuatan balok-balok utamanya. Berbagai macam desain kolom persegi yang digunakan menggunakan dimensi yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi bangunan dan beban yang dipikul pada bangunan tersebut. Akan tetapi terdapat beberapa bangunan gedung yang menggunakan desain kolom bulat atau lingkaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perbandingan struktur bangunan yang menggunakan kolom bulat terhadap kolom persegi pada bangunan tiga lantai pada Gedung Kantor BKPSDM Kota Padang Panjang terhadap gaya-gaya dalam kolom, respons struktur (displacement), dan jumlah tulangan sehingga diperoleh kolom yang efisien antara kolom bulat dan kolom persegi. Dilakukan perhitungan gedung menggunakan kolom bulat berdasarkan perencanaan awal dan perhitungan gedung menggunakan kolom persegi dengan luas penampang kolom yang relatif sama, kemudian dilakukan perbandingan kolom bulat dan kolom persegi terhadap gaya-gaya dalam kolom, respons struktur (displacement), dan jumlah tulangan. Hasil analisis displacement diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai displacement antara struktur gedung kolom bulat dan struktur gedung kolom persegi. Berdasarkan perbandingan gaya dalam maksimal keseluruhan, dapat dilihat bahwa struktur gedung kolom bulat memiliki gaya aksial lebih tinggi dibandingkan struktur gedung kolom persegi. Gaya dalam geser struktur gedung kolom bulat lebih besar dari kolom persegi, sedangkan gaya dalam momen struktur gedung kolom bulat lebih rendah dibandingkan dengan struktur gedung kolom persegi. Untuk penulangan, kolom persegi 53 x 53 cm merupakan kolom yang lebih efisien dibandingkan kolom bulat Ø60 cm karena jumlah tulangan pokok yang dibutuhkan lebih sedikit ( 16 berbanding 20 atau ± 25% ), akan tetapi kolom bulat dengan tulangan sengkang spiral mampu menyerap deformasi yang cukup besar sebelum keruntuhan dibandingkan kolom persegi dengan sengkang lateral (persegi). Kata kunci : Kolom bulat, Kolom persegi, Respons struktur, Tulangan Kolom
Penggunaan RSNI 03-1726-201X dalam Perancangan Struktur Gedung Tahan Gempa di Kota Padang dan Perbandingannnya dengan SNI 03-1726-2002 agus agus
Jurnal Momentum ISSN 1693-752X Vol 14, No 1 (2013): Volume 14 No 1 Februari 2013
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.888 KB)

Abstract

Menyusul dikeluarkannya peta gempa terbaru Indonesia tahun 2010, dikeluarkan pula peraturan gempa baru RSNI 03-1726-201X.sebagai pengganti dari SNI 03-1726-2002. Tulisan ini memuat penjelasan penggunaan RSNI 03-1726-201X dan perbandingannnya dengan SNI 03-1726-2002 terutama penggunaan pada perencanaan sistem struktur pemikul momen khusus (SRPMK) di kota Padang. Peraturan perancangan gedung tahan gempa RSNI 03-1726-201X mengacu pada ASCE 7-10 dan IBC 2009 memiliki konsep yang berbeda dengan SNI 03-1726-2002 yang mengacu pada konsep perancangan gedung UBC-97. Formula RSNI 03-1726-201X untuk gaya geser dasar akibat gempa dan distribusi gaya geser tiap lantai akan diperoleh lebih besar daripada SNI 03-1726-2002. Walau bagaimanapun juga, perubahan dan revisi yang dilakukan pada peraturan gempa Indonesia SNI—3-1726-2002 menjadi RSNI 03-1726-201X dimaksudkan untuk memberikan formula dan pendekatan perencanaan dan analisis yang lebih tepat dan akurat
PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA Agus Agus; Syafril Syafril
JURNAL TEKNIK SIPIL ITP Vol 3, No 1 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL (JTS) ITP
Publisher : LP2M ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.197 KB)

Abstract

Secara umum, sistem struktur dalam suatu konstruksi terdiri dari sistem struktur penahan beban gravitasi dan sistem penahan beban lateral.Untukmengetahui sejauh mana perbandingan analisa struktur model portal open frame pada beton bertulang dan baja,juga pada struktur baja menggunakan bresing terhadap beban gempa. Perbandingan analisa struktur dilakukan pada gedung 7 (tujuh) lantai yang berfungsi sebagai gedung perkantoran di Padang berdasarkan SNI 03-1726-2012, danbeban gempa dihitung secara analisis statik ekivalen. Pemodelan struktur dalam 3D dianalisis dengan programSAP2000 Versi 14. Dari hasil analisis struktur didapatkan rasio simpangan antar lantai pada masing- masing model struktur masih dalam batas izin, dengan momen dan gaya geser struktur open frame portal beton lebih besar dari model struktur open frame portal baja, namun perbandingan displacement struktur open frame portal beton lebih kecil dari model struktur open frame portal baja. Sedangkan pada model struktur baja menggunakan bresing momen, gaya geser dan perpindahan jauh lebih kecil dibandingkan model struktur portal open frame baja apalagi struktur open frame beton. Penelitian menunjukkan bahwa model struktur baja menggunakan bresing rmerupakan model struktur yang efektif, karena displacement dan gaya dalam elemen struktur yang lebih kecil dibandingkan model struktur open frame beton dan struktur open frame baja dalam menahan beban gempa.Kata kunci : gempa, open frame, braced frame
EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN METODA PUSHOVER (Studi Kasus : Bangunan “Arlington Tower Bekasi”) Agus Agus; Rahmad Mardiaqsha
Ensiklopedia of Journal Vol 4, No 2 (2022): Vol 4 No. 2 Edisi 1 Januari 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.168 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v4i2.1004

Abstract

Bangunan dengan bentuk denah tak beraturan tampaknya lebih rentan terhadap deformasi dan kerusakan ketika dikenai pergerakan gempa bumi dibandingkan dengan bentuk denah beraturan karena adanya eksentrisitas gaya terhadap pusat massa bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja seismik bangunan dengan bentuk denah tak beraturan, berupa perpindahan (displacement)  dan simpangan antar tingkat (drift), sesuai dengan kinerja batas layan dan kinerja batas ultimit. Objek penelitian adalah bangunan Tower Arlington Bekasi. Metode evaluasi yang digunakan adalah analisis statis non-linear (Pushover analysis) yang  merupakan salah satu metode untuk mengevaluasi kinerja seismik gedung. Analisis Pushover dilakukan dengan memberikan beban statis dalam arah lateral yang ditingkatkan secara bertahap(increment) hingga mencapai target perubahan bentuk (displacement) tertentu. Penelitian ini berpedoman pada SNI-1726-2012, ATC-40 dan FEMA 356. Hasil analisis menunjukkan gaya lateral maksimal  sebesar  59433,375 KN terjadi pada step-10 pushover analysis dengan displacement (perpindahan) sebesar 0,256 m, maximum drift = 0.003647 m. Hal ini berarti gedung termasuk dalam level kinerja IO (Immediate Occupancy). Meskipun terjadi kerusakan mulai dari kecil sampai dengan tingkat sedang, tetapi masih mempunyai ambang yang cukup besar terhadap keruntuhan, yang berarti bangunan aman terhadap gempa.