Susatyo Nugroho WP
Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RANCANGAN PENERAPAN 5S GUNA MEREDUKSI SEARCHING TIME PADA AREA 1 PT. XYZ Dyah Ika Rinawati; Susatyo Nugroho WP; Noka Lisano
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2016): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 7 2016
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.409 KB)

Abstract

PT. XYZ merupakan  produsen furnitur. Area produksinya terbagi menjadi dua, yakni Area 1 dan Area 2. Perusahaan ini sering mengalami keterlambatan pengiriman produk. Keterlambatan pengiriman produk pada bulan Januari hingga Juni tahun 2015 mencapai 13% yang sebagian besar disebabkan keterlambatan produksi di Area 1. Keterlambatan yang terjadi dikarenakan tingginya aktivitas NVA (non value added) dan NNVA (necessary non value added) pada Area 1.  Hasil process activity mapping satu lot komponen pada Area 1 terdapat 2.249 detik (37 menit) aktivitas NVA atau 14,4% dari seluruh aktivitas. Sedangkan kegiatan NNVA mencapai 4185 detik (70 menit) dalam satu lot komponen atau 26,8% dari seluruh aktivitas. Tingginya NVA dan NNVA dikarenakan kurang baiknya lingkungan kerja yang menyebabkan tingginya searching time peralatan pendukung seperti jig, mata pisau dan kunci pas. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan lingkungan kerja menggunakan metode 5S (Seiri Seiton Seiso Seiketsu dan Shitsuke). Dalam penerapan metode 5S ini dirancang rak penyimpanan mata pisau dan jig menggunakan metode TRIZ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa searching time dapat direduksi sebesar 1170 detik (19,5 menit) untuk satu lot produksi. Lead time satu lot berkurang sebanyak 7,48% dari 15.621,6 detik (260,36 menit) menjadi 14.451,6 detik (240,86 menit). Reduksi leadtime produksi yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk menambah jumlah produksi. Kata Kunci : Metode 5S, NVA, NNVA, searching time
ANALISIS PENYEBAB CACAT PADA PENYETRIPAN OBAT X DI PT. XYZ MENGGUNAKAN NEW SEVEN TOOLS Diva Permatasari Rachmadina; Susatyo Nugroho WP
Industrial Engineering Online Journal Vol 4, No 4 (2015): Wisuda Oktober Tahun 2015
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.3 KB)

Abstract

PT. XYZ merupakan salah satut perusahaan farmasi. Besarnya jumlah produk cacat telah menjadi masalah yang cukup serius di PT. XYZ. Produk cacat menyebabkan pemborosan biaya yang cukup besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian kualitas yang baik saat proses produksi berlangsung. Dengan adanya perbaikan pada pengendalian kualitas saat proses berlangsung diharapkan jumlah produk cacat akan menurun. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya cacat produksi dan mendapatkan sebuah rencana perbaikan kualitas yang dibutuhkan perusahaan untuk mengurangi jumlah produk cacat. Identifikasi faktor penyebab cacat dilakukan menggunakan New Seven Tools. Hasil menunjukkan bahwa penyebab banyaknya jumlah reject pada proses penyetripan obat X, seperti ketebalan aluminium, proses yang harus diperbaiki, kondisi mesin yang kurang bagus, dan kesalahan operator. PT. XYZ perlu mengurangi jumlah reject dengan melakukan perbaikan mesin secara berkala agar mesin selalu dalam kondisi bagus dan tidak mengganggu proses produksi. Selain itu juga perlu adanya riset mengenai tebal aluminium yang optimum untuk proses produksi. Serta melakukan tata ulang job description operator agar fungsi operator di dalam proses produksi lebih optimal. 
MODEL PENILAIAN KINERJA 360 DEGREE FEEDBACK UNTUK OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE FUZZY AHP DI PT. BERKAT MANUNGGAL JAYA Erika Rosmawati Hutabarat; Susatyo Nugroho WP; Diana Puspitasari
Industrial Engineering Online Journal Vol 4, No 4 (2015): Wisuda Oktober Tahun 2015
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.524 KB)

Abstract

Penilaian kinerja merupakan proses identifikasi, evaluasi dan pengembangan kinerja individu untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi secara efektif. Kinerja operator di PT. Berkat Manunggal Jaya masih dianggap belum optimal dalam hal kedisiplinan, motivasi kerja dan tingkat pengetahuan yang mengakibatkan tingginya tingkat kecacatan produk dan kecelakaan kerja serta effort yang rendah dalam melakukan pekerjaannya. Penelitian ini membahas tentang sistem penilaian kinerja operator sebagai pertimbangan pemberian insentif untuk merangsang peningkatan kinerja operator. Untuk memecahkan masalah ini digunakan metode fuzzy AHP dengan model penilaian 360 Degree feedback. Fuzzy menutup kelemahan yang terdapat pada AHP, yaitu permasalahan terhadap kesubjektifan penilai sedangkan model 360 degree feedback memiliki standar yang objektif dalam penilaian kinerja karena penillai terdiri dari berbagai sumber.Berdasarkan perhitungan fuzzy AHP Urutan sub kriteria berdasarkan bobot global tertinggi adalah kemampuan pengendalian 0,214, kemampuan assembly 0,198, pengalaman diperusahaan  0,137, kemampuan 0,082, tingkat pemahaman 0,075, tingkat adaptasi terhadap perubahan 0,074, kehadiran 0,063, pengalaman masa lalu 0,061, pengetahuan 0,059 dan tingkat pendidikan 0,036. Sedangkan bobot untuk masing-masing penilai adalah kepala departemen 0,552. Rekan kerja 0,327, dan diri sendiri 0,121. Hasil penilaian kinerja ini akan dijadikan acuan untuk memberikan insentif kepada operator. Abstract                    The performance assessment defines identification, evaluation, and development of individual performance to achieve the organization’s goals and objectives effectively. The operator performance in PT. Berkat Manunggal Jaya is still considered unoptimal in terms of discipline, motivation, and knowledge level that cause high level of product defects and accidents as well as the low effort in doing jobs. This study discusses the operator performance appraisal system as consideration of incentives to stimulate operator performance. To solve this problem,  fuzzy AHP method with scoring model 360 Degree feedback is used. Fuzzy covers the shortcomings found in AHP, namely problem of the assessors subjectivity while model 360 degree feedback has objective standards in evaluating performance because the assessors consist of various sources.                    Based on fuzzy AHP calculation,  sub-criteria sequences based on the highest global weight are the ability to control 0.214, ability of assembly 0.198, experience in the company 0.137, ability 0.082, understanding level 0.075, adaptation degree to changes 0,074, attendance 0.063, past experience 0.061, knowledge 0.059, and education level 0,036. While the weight for each appraiser is the department head 0.552, coworkers 0.327, and oneself 0.121. The performance evaluation results will be used as a reference to provide incentive to the operator.
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PROSES PENYETRIPAN FENAMIN 500mg PT. X Wenny Dwi Hapsari; Susatyo Nugroho WP
Industrial Engineering Online Journal Vol 4, No 4 (2015): Wisuda Oktober Tahun 2015
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.394 KB)

Abstract

PT. X yang bergerak dibidang farmasi memproduksi banyak jenis obat, salah satunya adalah Fenamin 500mg. Proses produksi Fenamin 500mg adalah melakukan penimbangan seluruh bahan baku, kemudian mixing. Setelah dilakukan pencampuran, maka bahan baku Fenamin 500 mg akan disalurkan ke mesin FBD I atau proses pencampuran basah. Bahan baku yang telah dicampur akan dicetak menjadi bentuk kaplet di Ruangan Cetak. Langkah terakhir adalah proses penyetripan. Produk cacat yang banyak terjadi adalah pada proses penyetripan, hal ini dikarenakan semua proses tidak menghasilkan produk cacat kecuali proses penyetripan. Berdasarkan data harian operator, diketahui rata-rata produk cacat yang terjadi adalah 1.375 strip setiap hari. Persentase jumlah produk cacat dibandingkan dengan total produksi secara keseluruhan adalah 10,1%. Sehingga penelitian ini dilakukan pada proses penyetripan Fenamin 500mg menggunakan metode Six Sigma. Metode Six Sigma ini bertujuan untuk meningkatkan proses pengendalian kualitas pada PT. X  dan target 3,4 DPMO atau 6 sigma dapat tercapai. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai sigma untuk PT. X saat ini adalah 3,92 dengan 7765,105 DPMO. Untuk mencapai 3,4 DPMO dan 6 sigma PT. X membutuhkan waktu selama 2 tahun 11 bulan, apabila PT. X mampu menurunkan DPMO sebesar 20% setiap bulan. .  ABSTRACT PT. X is a pharmaceutical manufacture that produce many type of drugs, one of the drugs is Fenamin 500mg. The production process of Fenamin 500mg is measuring the weight of all raw materials, then mixing the drugs composition. After mixing, the composition of Fenamin 500mg is process by engine FBD I or wet mixing process. The raw materials were mixed to be molded into the form of a pill in the Print Room. The final step is stripe packaging process. Stripe packaging process is the only production process which  contirbute a defect in Fenamin 500mg. The product defect exposed in the stripe case of Fenamin 500mg. Based on the daily data operation, the average product defect  is 1.375 strip each day. The percentage of defective products compared to total production  was 10,1%. This study was conducted on the stripe packaging process of Fenamin 500mg using Six Sigma methods. Six Sigma method aims to improve the quality control process at PT. X and the target of 3,4 DPMO or 6 sigma can be achieved. Based on calculations, the sigma value for the PT. X  today is 3,92 to 7765,105 DPMO. To achieve the 3,4 DPMO and 6 sigma PT. X needs 2 years and 11 months,only if  PT. X able to reduce DPMO by 20% every month.