Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN PENGLIHATAN PADA PEKERJAAN PENGELASAN Rizka Fitri Ardiani; Aprilia Kusuma Dewi; Galuh Larasati; Reni Wijayanti; Sumardiyono Sumardiyono; Susilowati Susilowati
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.276 KB)

Abstract

Pekerjaan pengelasan memiliki potensi bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Salah satu potensi bahaya adalah sinar ultraviolet ataupun inframerah yang dihasilkan oleh proses pengelasan. Salah satu dampak sinar las pada organ tubuh adalah pada indra penglihatan. Timbulnya dampak tersebut antara lain disebabkan karena saat melakukan pekerjaan pegelasan, pekerja tidak menggunakan alat pelindung mata (safety glass). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keluhan gangguan penglihatan pada pekerja pengelasan. Metode penelitian mengggunakan study literature yang bersumber dari jurnal hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pekerjaan pengelasan, yang selanjutnya dilakukan review. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab keluhan mata pada pekerjaan pengelasan adalah umur; intensitas cahaya las; lama paparan; masa kerja; serta pengetahuan, sikap dan kedisiplinan pemakaian alat pelindung mata. Kata kunci : keluhan gangguan penglihatan, pekerja, pekerjaan pengelasan
FAKTOR RISIKO KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PEMBATIK TULIS Sumardiyono Sumardiyono; Reni Wijayanti; Ari Probandari; Galuh Larasati; Aprilia Kusuma Dewi; Rizka Fitri Ardiani
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.663 KB)

Abstract

Setiap pekerjaan memiliki risiko terhadap kesehatan pekerja, termasuk juga pekerja pembatik tulis. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor risiko yang menyebabkan gangguan muskuloskeletal pada kesehatan kerja pembatik tulis. Penelitian dilakukan di perusahaan batik Mahkota dan Merak Manis di kawasan Kampung Batik Laweyan Surakarta. Subjek penelitian ditentukan purposive sampling dari populasi sebanyak 30 orang, dengan kriteria inklusi bekerja sebagai pembatik tulis dan posisi kerja duduk mengunakan “dingklik”, diberoleh 21 orang sebagai subjek penelitian. Posisi kerja dinilai menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment dan gangguan muskuloskeletal dinilai dengan kuesioner Nordic Body Map. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko gangguan muskuloskeletal adalah jenis kelamin, umur, dan indeks massa tubuh. Kata kunci : gangguan muskuloskeletal, pembatik tulis, risiko kesehatan kerja
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO BAHAYA DI PABRIK TAHU Aprilia Kusuma Dewi; Galuh Larasati; Rizka Fitri Ardiani; Sumardiyono Sumardiyono; Reni Wijayanti; Susilowati Susilowati
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.481 KB)

Abstract

Pabrik Tahu merupakan salah satu industri nonformal yang mempunyai berbagai risiko bahaya dalam setiap tahapan proses produksinya. Oleh karena itu aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu dijadikan perhatian industri nonfomal ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya serta menilai risiko bahaya di Pabrik Tahu X Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan observasi secara langsung dan didukung dengan studi literatur. Metode penelitian yang digunakan adalah semi kuantitatif.  Identifikasi bahaya dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada setiap tahapan proses pembuatan tahu, selanjutnya dilakukan penilaian risiko melalui fungsi perkalian antara probability dan severity yang menghasilkan tingkat risiko. Dari hasil penilaian risiko tersebut dapat dilakukan pengendalian risiko secara teknik, administratif, dan pemakaian alat pelindung diri. Hasil penelitian ini menemukan potensi bahaya dipengaruhi oleh kondisi lantai, layout kerja, peralatan kerja yang digunakan dan lingkungan kerja, sebagian besar potensi bahaya adalah tingkat risiko medium, namun tingkat risiko paling tinggi pada kategori high yang ditemukan pada potensi meledaknya boiler. Kata kunci : indenfikasi bahaya, pabrik tahu, penilaian risiko, pengendalian risiko
Tinjauan Pelaksanaan Program Pencegahan Stunting di Puskesmas Manutapen Darince Bire Lay; Rina W. Sirait; Galuh Larasati
Sehat Rakyat: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2025): Mei 2025
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/sehatrakyat.v4i2.4292

Abstract

Stunting is a condition of impaired growth and development in children due to chronic malnutrition, characterized by a height-for-age index below -2 SD according to WHO standards. The Kupang City Health Office reported an increase in stunting cases at the Manutapen Health Center from 149 to 194 cases. This study aims to evaluate the implementation of the stunting prevention program at the Manutapen Health Center in 2024. A qualitative descriptive method with an evaluative approach was used, employing in-depth interviews as the primary data collection technique. Informants were selected using purposive sampling, which emphasizes the quality, credibility, and richness of information over the quantity of participants (Nitbani, 2019). Findings show that in the input component, human resources meet the required standards; however, insufficient funding and inadequate facilities and infrastructure hinder program optimization. In the process component, planning is carried out by the health office, with clear task distribution among staff. While implementation is running fairly well, the participation of mothers with toddlers remains low, necessitating improved supervision and evaluation mechanisms. As for the output, the program has not yet achieved the targeted reduction in stunting rates. Enhancing budget allocation in line with the number of beneficiaries, providing adequate SDIDTK tools at each posyandu, and ensuring continuous assistance and monitoring for mothers in administering supplementary feeding (PMT) at home are urgently needed.