Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Faktor Risiko Kematian Ibu Pada Pasien Dengan Pembiayaan Jampersal Di Rumah Sakit Rujukan Dewi Sari Rochmayani
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.878 KB)

Abstract

Kehadiran Program jaminan persalinan (Jampersal) diharapkan mampu mereduksi angka kematian ibu (AKI). Namun di Kota Semarang setelah digulirkannya program ini, AKI justru meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kematian maternal pada pasien Jampersal di Rumah Sakit Rujukan.Penelitian observasional ini menggunakan pendekatan case control, dengan melibatkan 104 sampel. Beberapa faktor risiko yang masuk dalam kelompok determinan dekat dan antara dinilai pengaruhnya terhadapterjadinya kematian ibu pasien jampersal.Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kematian ibu adalah komplikasi kehamilan (OR = 13,29; 95% CI : 2,40 –73,58), komplikasi persalinan (OR = 36,29; 95% CI : 7,12 – 184,99), komplikasi nifas (OR =9,89; 95% CI : 2,16 – 43,31), keterlambatan rujukan (OR = 13,66; 95% CI : 3,18 – 58,65), BOR (OR = 11,63; 95% CI : 2,56 – 52,94) dan riwayat penyakit ibu (OR = 8,02; 95% CI : 1,85 –34,72). Adanya keeanam faktor risiko tersebut di atas secara bersama-sama akan meningkatkan probabilitas ibu untuk mengalami kematian maternal sebesar 99%. Berdasarkan temuan penelitian disarankan agar program pelayanan persalinan pada masa yang akan datang mampu mengoptimalkan peran Puskesmas Poned serta meminimalkan adanya penyimpangan prosedur pada setiap jenjang pelayanan.Kata Kunci : Program Jampersal, Angka Kematian Ibu
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA PMR DI SDN KRAPYAK Chusnul Zulaika; Dewi Sari Rochmayani
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 2 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v11i2.827

Abstract

PHBS di sekolah merupakan upaya untuk memberdayakan siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu dan mampu mempraktekan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Salah satu penerapan untuk meningkatkan PHBS di sekolah yaitu melalui usaha kesehatan sekolah (UKS). UKS adalah pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, pembinaan lingkungan sekolah sehat (Ahmadi, 2003). PHBS harus ditanamkan sejak dini agar bisa terbawa hingga usia dewasa. Usia anak sekolah dasar masih tergolong muda, sehingga membutuhkan bantuan dari orang di sekitar lingkungan terdekat yaitu, orang tua, guru dan teman.Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), umumnya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu di jaga, di tingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah anak usia sekolah yang cukup besar yaitu 30% dari jumlah penduduk di Indonesia oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak bagi anak sekolahTujuan dilakukannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada siswa PMR di SDN Krapyak.Penelitian ini merupakan studi deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini ada 36 responden, dan sampel penelitian ini adalah total sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang PHBS dengan perilaku hidup sehat siswa PMR di SDn Krapyak (rs= 0,408 dan p=0,013). Nilai korelasi spearman rank sebesar 0,408 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang sedang.Kata Kunci: Pengetahuan, Perilaku hidup sehat
PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU LANSIA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI PADA LANSIA DI RW 09 KELURAHAN GONDORIYO Chusnul Zulaika; Dewi Sari Rochmayani; Hargianti Dini Iswandari
Jurnal Implementasi Pengabdian Masyarakat Kesehatan (JIPMK) Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33660/jipmk.v1i2.11

Abstract

Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu : aspek biologis, aspek ekonomi dan aspek sosial.Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan gizi pada lansia diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan lansia itu sendiri tentang pentingnya asupan gizi yang cukup, melakukan periksa pada lansia, segera memeriksakan diri jika ada keluhan. Namun, pada kenyataannya masih banyak lansia yang tidak dapat melakukan hal tersebut karena berbagai keterbatasan, sehingga dibutuhkan pendampingan oleh petugas kesehatan. Di samping itu terbatasnya jumlah petugas kesehatan juga menjadi masalah yang tidak pernah teratasi, sehingga peran serta masyarakat dalam hal ini kader kesehatan sebagai kepanjangan tangan dari petugas kesehatan sangat dibutuhkan.Solusi dalam upaya pencegahan gangguan gizi pada lansia antara lain dengan melatih kader tentang gizi lansia, mendampingi kader dalam kegiatan posyandu lansia,membantu mendeteksi adanya masalah gizi lansia. Hasil kegiatan akan dipublikasikan pada jurnal nasional ber ISSN Kata Kunci : Pemberdayaan, Kader, Posyandu Lansia
PKM EMPOWERING POSYANDU CADERS IN TRAINING VISUAL STIMULATION IN PRESCHOOL AGE CHILDREN Oktaviani Cahyaningsih; Dewi Sari Rochmayani
Community : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Juli : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi - Studi Ekonomi Modern

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/community.v4i2.542

Abstract

Nowadays, being apart from gadgets is impossible, gadget fever doesn't matter according to age, in fact, many children are addicted to it so parents need wise attitudes in using technology [1]. Using gadgets for too long is very dangerous for children's eye health [2]. Eye contact with the gadget automatically reduces the frequency of blinking. As a result, the eyes are dry, sore and painful. Then, the eyes become red and itchy, and the child even feels nauseous and dizzy [3]. About 83 percent of the information humans obtain comes through the eyes. Research data shows that the prevalence of blindness in children is 0.2 – 0.3/1000 children in developed countries and 1.0 -1.5/1000 children in developing countries, including the majority of countries in Asia. Around 85 percent of the causes of blindness can be avoided or prevented, namely 78.6 percent can be treated and 7 percent are preventable causes [4]. Carrying out regular eye examinations on children from the age of 3 -5 years is very important to detect problems in children from the start. Usually, an eye examination is carried out if parents notice early symptoms such as the child having difficulty seeing up close or far away or if there is a family history of eye problems. In fact, eye examinations for children are very important to ensure that the child's eyes are healthy and do not have vision problems that could interfere with school performance and have the potential to further affect the child's health [5]. This service activity was carried out through material presentation lectures, practice of using APE Fun Thinkers, Role Play, discussion, evaluation and mentoring of posyandu cadres with the result that there was an increase in knowledge from posyandu health cadres about the importance of visual stimulation which can help improve the play experience of early childhood in recognizing the surrounding environment carefully and well through the sensors they have.