Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE POTENTIAL OF VELVET BEANS (Mucuna pruriens L.) AS A SOURCE OF PROTEIN IN FOOD PRODUCTS Irma Susanti; Nobel Christian Siregar; Fitri Hasanah
Widyariset Vol 17, No 3 (2014): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.459 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.17.3.2014.391-397

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi/perlakuan optimum awal untuk menghilangkan kadar HCN, membuat tempe, dan tahu koro benguk serta mengetahui daya terima konsumen terhadap produk yang di- hasilkan. Perlakuan awal yang dilakukan adalah perendaman koro benguk selama 12 jam, perendaman tiga hari, dan perendaman 12 jam dengan penambahan NaHCO 1% yang dapat menghilangkan kandungan HCN. Koro2 benguk dapat dijadikan tempe tanpa substitusi kedelai, sedangkan pembuatan tahu harus disubstitusi kedelai hingga 65%. Tempe koro benguk yang paling disukai adalah tempe dengan perlakuan awal perendaman tiga hari dengan kandungan protein 12,2%. Tahu koro benguk yang paling disukai adalah tahu dengan formula 20% koro benguk dan 80% kedelai, baik dengan perlakuan awal perendaman 12 jam dengan penambahan NaHCO2 maupun dengan perendaman selama tiga hari. Ini untuk pertama kalinya dilaporkan tentang tahu koro benguk. denganpenambahanNaHCO maupun
THE POTENTIAL OF VELVET BEANS (Mucuna pruriens L.) AS A SOURCE OF PROTEIN IN FOOD PRODUCTS Irma Susanti; Nobel Christian Siregar; Fitri Hasanah
Widyariset Vol 17, No 3 (2014): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (785.459 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.17.3.2014.391-397

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi/perlakuan optimum awal untuk menghilangkan kadar HCN, membuat tempe, dan tahu koro benguk serta mengetahui daya terima konsumen terhadap produk yang di- hasilkan. Perlakuan awal yang dilakukan adalah perendaman koro benguk selama 12 jam, perendaman tiga hari, dan perendaman 12 jam dengan penambahan NaHCO 1% yang dapat menghilangkan kandungan HCN. Koro2 benguk dapat dijadikan tempe tanpa substitusi kedelai, sedangkan pembuatan tahu harus disubstitusi kedelai hingga 65%. Tempe koro benguk yang paling disukai adalah tempe dengan perlakuan awal perendaman tiga hari dengan kandungan protein 12,2%. Tahu koro benguk yang paling disukai adalah tahu dengan formula 20% koro benguk dan 80% kedelai, baik dengan perlakuan awal perendaman 12 jam dengan penambahan NaHCO2 maupun dengan perendaman selama tiga hari. Ini untuk pertama kalinya dilaporkan tentang tahu koro benguk. denganpenambahanNaHCO maupun