Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HIPERBOLA DAN SIMILE DALAM NOVEL MUKENAH & SAJADAH UNTUK SOYA KARYA MARIA BO NIOK: KAJIAN STILISTIKA Bakti Sutopo
Sasindo Vol 2, No 1 Januari (2014): sasindo
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/sasindo.v2i1 Januari.925

Abstract

This discussion aims to describe the hyperbole and the simile in the novelMukenah and Sajadah untruk Soya Maria Bo Niok work. The discussion was necessarybecause of the literary works, including novels, as the discourse of language that canbe assessed in terms of linguistics, especially with a bunch of disciplined Stilistika. Inaddition, the novel Mukenah & rug for Soya has a distinctive style, especially the use ofhyperbole figure of speech and similes in canoes as means of aesthetic and rhetorical.Working method is the method of literature research work by collecting dataobjects such as text, which is novel Mukenah & rug for Soya Maria Bo Niok works wellas a material object, and use Stilistika as a theoretical basis. Stilistka is interdisciplinarybetween linguistics to literary studies. In addition, Stilistika examine aspects oflanguage use distinctive and unique in the literature, among which figure of speech /figurative language. To obtain the answer, there are two problems in the formulationof this discussion, namely the use of hyperbole and simile as well as the function andpurpose of their use in novel Mukenah & rug for Soya works of Maria Bo Niok.Keywords: stilistika, literature, language, style, and a figure of speech
HIPERBOLA DAN SIMILE DALAM NOVEL MUKENAH & SAJADAH UNTUK SOYA KARYA MARIA BO NIOK: KAJIAN STILISTIKA Bakti Sutopo
Sasindo : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 1 Januari (2014): sasindo
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/sasindo.v2i1 Januari.925

Abstract

This discussion aims to describe the hyperbole and the simile in the novelMukenah and Sajadah untruk Soya Maria Bo Niok work. The discussion was necessarybecause of the literary works, including novels, as the discourse of language that canbe assessed in terms of linguistics, especially with a bunch of disciplined Stilistika. Inaddition, the novel Mukenah & rug for Soya has a distinctive style, especially the use ofhyperbole figure of speech and similes in canoes as means of aesthetic and rhetorical.Working method is the method of literature research work by collecting dataobjects such as text, which is novel Mukenah & rug for Soya Maria Bo Niok works wellas a material object, and use Stilistika as a theoretical basis. Stilistka is interdisciplinarybetween linguistics to literary studies. In addition, Stilistika examine aspects oflanguage use distinctive and unique in the literature, among which figure of speech /figurative language. To obtain the answer, there are two problems in the formulationof this discussion, namely the use of hyperbole and simile as well as the function andpurpose of their use in novel Mukenah & rug for Soya works of Maria Bo Niok.Keywords: stilistika, literature, language, style, and a figure of speech
Kekhasan Seni Kethek Ogleng Pacitan Karya Sutiman Agoes Hendriyanto; Bakti Sutopo; Arif Mustofa
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pendidikan
Publisher : LPPM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap kekhasan seni Kethek Ogleng Pacitan Karya Sutiman. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Adapun lokasi yaitu desa Tokawi, kecamatan Nawangan, kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Penelitian ini berhasil mengungkap bahwa Seni Kethek Ogleng Pacitan Karya Sutiman mempunyai ciri khas yang terepresentasi dalam enam gerakan pokok yakni (1) Gerakan akrobatik, koprol, berguling seperti terlemparkan dari alam lain; (2) Duduk termenung gelisah memutar pandangan ke segala penjuru mata angin; (3) Berjalan mengintari arena pertunjukan berinteraksi dengan sekitarnya; (4) Gerakan menggangu penonton saat berinteraksi dengan penonton; (5) Grakan mulut dan kedua tangan Kethek Ogleng membawa lari makanan atau barang; dan (6) Bercanda, bermain dan bercengkerama dengan penonton maupun dengan sesama penari, serta gerakan lucu.
Dekonstruksi dalam Novel Aurora di Langit Alengka Karya Agus Andoko (Kajian Dekonstruksi Derrida) Arliza Nur Alita Ningrum; Bakti Sutopo; Riza Dwi Tyas Widoyoko
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan
Publisher : LPPM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21137/jpp.2020.12.2.3

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dekonstruksi dalam novel Aurora di Langit Alengka karya Agus Andoko dengan cara mendeskripsikan bentuk-bentuk dekonstruksi dan pemikiran oposisi biner. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata, kalimat-kalimat, dan dialog-dialog yang terdapat dalam kutipan teks novel Aurora di Langit Alengka karya Agus Andoko.Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Aurora diLangitAlengka karya Agus Andoko.Teknik pengumpulan data adalah tekik baca, teknik catat, dan studi pustaka. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi teori. Analisis data menggunakan pendekatan analisis objektif. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) bentuk-bentuk dekonstruksi dalam novel Aurora di Langit Alengka karya Agus Andoko meliputi: a) dekonstruksi penculikan Sinta, b) dekonstruksi kematian Subali, c) dekonstruksi kisah Subali dan Sugriwa, d) dekonstruksi kisah Jatayu, e) dekonstruksi kisah Jatayu dan Sampati, f) dekonstruksi kisah Anggada, g) dekonstruksi penyebab perang, h) dekonstruksi akhir kisah Rama dan Sinta. 2) Pemikiran oposisi biner dalam novel Aurora di Langit Alengka meliputi: a) pemikiran oposisi biner tokoh Rama (oposisi biner altruis dan egois), b) pemikiran oposisi biner tokoh Rahwana (oposisi biner pemberani dan penakut), c) pemikiran oposisi biner tokoh Wibisana (oposisi biner pengkhianat dan nasionalis).
Seni Kethek Ogleng Pacitan dan Seni Kethek Ogleng Wonogiri: Kajian Bandingan Agoes Hendriyanto; Arif Mustofa; Bakti Sutopo
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 13 No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan
Publisher : LPPM Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21137/jpp.2021.13.1.1

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan keberadaan seni Kethek Ogleng di Kabupaten Pacitan dan di Kabupaten Wonogiri sehingga seni tersebut dapat dipahami secara komprehensif. Permasalahan utama penelitian ini adalah persamaan dan perbedaan aspek-aspek yang terdapat dalam seni Kethek Ogleng di Kabupaten Pacitan maupun yang ada di Kabupaten Wonogiri. Aspek itu antara lain aspek sejarah, gerakan, tata busana-tata rias, dan fungsi. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Hasil penelitian sebagai berikut; pertama, terdapat keterpengaruhan seni Kethek Ogleng di Wonogiri dengan yang ada di Pacitan. Penyebabnya seni Kethek Ogleng di Pacitan muncul lebih dahulu dibanding dengan yang ada di Wonogiri. Kedua, terdapat perbedaan pembagian gerak dan juga iringan antara seni Kethek Ogleng di Kabupaten Pacitan dengan di Kabupaten Wonogiri. Ketiga, segi tata busana dan tata rias secara garis besar terdapat kesamaan antara seni Kethek Ogleng di Kabupaten Pacitan dengan yang ada di Kabupaten Wonogiri, yakni sama-sama menonjolkan tokoh tari yang merepresentasikan Kethek. Namun dari segi tersebut terdapat perbedaan antara lain terletak pada pemakaian kain poleng dan tata rias wajah. Keempat, terdapat kesamaan antardua seni tersebut terletak pada fungsi. Baik seni Kethek Ogleng di Kabupaten Pacitan maupun di Wonogiri mempunyai fungsi sebagai pertujukan, menghibur, kebanggan masyarakat, dan juga sebagai sarana untuk mendidik generasi penerus.