Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Konsep Pendidikan Literasi dalam al-Qur'an: Telaah atas Penafsiran M. Quraish Shihab dan Hamka terhadap Surat al-‘Alaq: 1-5 Thoriq Aziz Jayana; Mansur Mansur
Ar-Raniry: International Journal of Islamic Studies Vol 8, No 2 (2021): Ar-Raniry: International Journal of Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jar.v8i2.11430

Abstract

This study investigated the concept of Quran-based literacy as the revelation first relegated called Surah Al-'Alaq: 1-5which evoked the spirit of literacy. However, it took efforts in contextualizing its verse to explore the concept of literacy extensively through the views of the commentators, which in this case adopted the interpretation of M. Quraish Shihab and Hamka. This study employed a descriptive-qualitative method with a literature review research design. The results of the study indicated that the concept of literacy in the Quran could be described in various ways aspects ranging from the interpretation of the meaning of iqra 'and al-qalam, purposes of literacy, the object of literacy, and manners in literacy according to Quranic values. Therefore, Allis essentially creates balance and continuity between mind, heart, and actions (think scientifically, show Sufistic spirit, and have productivity).
MENGUJI AUTENTISITAS DAN KLAIM KESEJARAHAN HADIS BERDASARKAN TEORI COMMON LINK G.H.A JUYNBOLL Thoriq Aziz Jayana; Nor Hasan
Holistic al-Hadis Vol 7 No 2 (2021): July -December (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i2.5205

Abstract

artikel ini memaparkan pemikiran Juynboll dalam menguji autentisitas dan klaim kesejarahan hadis dengan teori common link. Sebagai teori perpanjangan tangan dari teori Schacht, Juynboll berhasil mengembangkan teori tersebut sehingga lahirlah berbagai model periwayatan dan istilah-istilah baru dalam teori common link. Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa teori common link Juynboll memberikan kontribusi besar dan brilian untuk menguji periwayatan hadis, hanya saja perlu dilakukan kajian lebih dalam tentang matan hadis, yang kurang dielaborasi dengan baik oleh Juynboll.
Pendidikan Literasi Berbasis Alquran dalam Tinjauan Teologis, Historis, dan Sosiologis Thoriq Aziz Jayana
Islamic Review: Jurnal Riset dan Kajian Keislaman Vol 10 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPMAFA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35878/islamicreview.v10i2.313

Abstract

The Qur'an has brought the spirit of literacy since the beginning of Islam, from that spirit then made Muslims recorded in world history as people who have created a superior civilization that became the mecca of science. This paper seeks to describe more complexly the spirit of literacy in the Qur'an from various aspects ranging from theological, historical, and sociological reviews. The research method used is literature with content analysis through interpretation of meaning. This article is a discourse study to dig deeper into the literacy spirit that needs to be applied in Islamic society. As a result, there are many verses in the Qur'an that command literacy by mentioning literacy tools and inviting mankind to think deeply, seek knowledge, and make bookkeeping a tradition. The scope of literacy is very broad, starting from reading, observing, researching, understanding, analyzing, criticizing, and so on.
Studi Syiah: dalam Tinjauan Historis, Teologis, Hingga Analisis Materi Kesyiahan di Perguruan Tinggi Islam Thoriq Aziz Jayana
Akademika Vol 16, No 1 (2022): Akademika
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/adk.v16i1.855

Abstract

Syiah merupakan bagian dari mazhab-mazhab dalam Islam yang boleh dipelajari, diikuti, atau dijadikan perbandingan hukum. Mempelajari Syiah yang beraliran moderat (bukan ghulat) akan membuka pemahaman, kesadaran, dan menghilangkan stigmatisasi buruk terhadapnya. Dalam kajian ini menunjukkan bahwa secara historis, Syiah lahir dari peradaban Islam, dan Syiah adalah bagian dari Islam. Secara teologis, Syiah tidak bertentangan dengan paham Sunni, meski terdapat beberapa perbedaan yang kecil. Juga, pentingnya materi kesyiahan diajarkan di perguruan tinggi Islam sebagaimana materi kesunnian untuk memperluas khazanah keilmuan Islam, menciptakan iklim akademik yang mapan, dan menanamkan sikap moderat, plural, dan toleran.
ANALISIS DAMPAK SEGREGASI GENDER DI PESANTREN TERHADAP PERILAKU SANTRI Thoriq Aziz Jayana
Khazanah Pendidikan Islam Vol 3, No 2 (2021): Khazanah Pendidikan Islam
Publisher : Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.587 KB) | DOI: 10.15575/kp.v3i2.11997

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang pemberlakuan segregasi gender di Pesantren At-Thoriqiyah, khususnya. Dimana hal tersebut disandarkan pada nilai-nilai keislaman agar tidak bercampur antara laki-laki dan perempuan untuk meghindari kemaksiatan. Namun tidak dipungkiri bahwa pemberlakuan segregasi tersebut juga memicu munculnya perilaku-perilaku yang tabu dan bahkan jauh dari nilai kepantasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deksriptif-kualitatif dengan kategori penelitian lapangan (field research). Data dikumpulkan dengan pengamatan langsung, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan munculnya beragam perilaku santri akibat dari segregasi pemondokan, yakni perilaku positif seperti semakin giatnya belajar dan beribadah, juga perilaku negatif seperti candaan di luar batas kewajaran, dorongan untuk berpacaran, dan perilaku homoseksual. Perilaku-perilaku negatif itu terjadi sebab dorongan internal bilogis (libido) pada diri santri yang menyebabkan disorganisasi nilai, baik nilai agama maupun nilai kesopanan, demi melampiaskan hasratnya. Sehingga butuh tinjauan kembali tentang pemberlakuan segregasi di pesantren mengingat banyaknya perilaku negatif yang bisa merusak citra dan nilai-nilai di pesantren.