Sebahagian besar guru menganggap bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyeksukar untuk dilaksanakan karena adanya faktor sosiol ekonomi siswa, yang mana dalam pelaksanaanproyek sains tentu akan memerlukan peralatan dan bahan yang akandiperlukan siswa, sedangkan satukaedah inkuiri yang disarankan oleh Kurikulum Pendidikan Indonesia 2013 adalah pembelajaran berbasisproyek (project based learning). Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi berkaitan denganpelaksanaan pembelajaran berbasis proyek di kota Pekanbaru. Kajian berbentuk survey dilakukanpada 32 orang guru dari 16 sekolah menengahdi Pekanbaru. Hasil yang didapatkan adalah sebanyak56.25 % guru setuju bahwa pembelajaran sains berbasis proyek dapat dilaksanakan apabila tersediabahan dan peralatan dari labor. Sebanyak 50 % guru menyatakan sukar mendapatkan alat dan bahanuntuk keperluan pembelajaran dari lingkungan sekitar, 56,25 % menyatakan sulit mempersiapkanmedia untuk proyek. Di sisilain,50 % guru berpendapatbahwa pembelajaran berbasisproyek membuatsiswa kreatif dan inovatif dan 75 % guru sependapat bahwa belajar sains menggunakan pembelajaranberdasarkan proyek memudahkan siswa mencapai materi pembelajaran. Berdasarkan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya guru-guru meyakini bahwa pembelajaran berabasis proyekbaik untuk dilaksanakan, namun perlu ada peralatan dan bahan yang cukup, ide-ide proyek yang akandilaksanakan, biaya proyek yang murah, serta adanya modul pengajaran berbasis proyekbagi guru danmodul pembelajaran bagi siswa.