Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Integrasi dan Pengelolaan Kebun Komunitas dalam Pembangunan Kota: Belajar dari Kebun Komunitas di Nantes, Perancis Kurnianingtyas, Agnesia Putri
JURNAL PEMBANGUNAN WILAYAH & KOTA Vol 9, No 4 (2013): JPWK Vol 9 No 4 December 2013
Publisher : Magister Pembangunan Wilayah dan Kota,Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1832.964 KB) | DOI: 10.14710/pwk.v9i4.6675

Abstract

Urban densification due to population growth and urbanization could reduce the availability of green spaces and degrade the environment in the city. To overcome this problem and to be able to create a sustainable urban development, the city needs to work harder. An alternative solution that can be used is to develop garden community, as is done in Nantes, France. This study is done to search the integration and the management of the garden community in Nantes, France. The aim of this study is to search best practice of the garden community in Nantes as a comparison to develop the garden community in Indonesia, especially the history and evolution of the garden, the characteristic, the regulation and policy, the actors, the process of development and management, and also the role and challenge of the development and management of the garden community. The approach of this study is the qualitative approach and the analyses methods of analysis is qualitative descriptive. From this study, we can see that the choice of the municipality to intervene more in the technical level and ensure a significant opportunity for residents and the association to develop and run their garden, allowed the municipality to be able to control the development of the gardens without restrict the resident’s chance to participate as actors of development.
Penilaian Walkability Index Jalur Pejalan Kaki di Kawasan Kota Lama Semarang Kurnianingtyas, Agnesia Putri; Dahnyanto, M Faiz Luthfi
REKA RUANG Vol. 6 No. 2 (2023): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v6i2.4003

Abstract

The Semarang Old City area is a historical tourist area and urban public space in Semarang City which has undergone revitalization. This revitalization has had an impact on increasing social and economic activity and supporting tourist arrivals, making pedestrian paths play a crucial role because they are part of the activities in the Old City area. Providing quality pedestrian paths is one of the needs that must be met to increase user comfort, considering that the revitalization of the Old City also carries the concept of walkable tourism where tourists are invited to enjoy the beauty of the Old City on foot. This research aims to assess the quality of pedestrian paths in the Kota Lama area by measuring the Global Walkability Index (GWI) which consists of 9 parameters. This research uses a quantitative descriptive method by comparing the existing conditions of pedestrian paths in Kota Lama with the GWI assessment standards. Apart from that, visitors were also assessed by distributing questionnaires to determine visitors' perceptions of the quality of existing pedestrian paths. The sample from this research was 96 respondents who were divided into 6 segments where sample selection used the stratified random sampling method. Based on the results of the analysis, it was found that the level of walkability of pedestrian paths in the Old City area based on observation results was 61.8 and based on user perceptions it was 62.4. This score is included in the score classification of 60-79, indicating that in Kota Lama there are complete and comfortable pedestrian facilities so that most activities can be carried out on foot. Improving the quality of pedestrian paths can be done by referring to GWI parameter values that are still below average, such as conflicts between pedestrian paths and other modes of transportation, the availability of crossing facilities and infrastructure for people with disabilities. Apart from that, development is also carried out on parameters that are deemed to need improvement according to existing conditions, such as security parameters against crime and the availability of supporting facilities.
Kajian Potensi dan Strategi Pengembangan Desa Wisata Jatirejo Kota Semarang Kurnianingtyas, Agnesia Putri; Vickarohmila, Maidina
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 9 No. 01 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v10i01.8675

Abstract

Desa Wisata Jatirejo merupakan salah satu desa wisata di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Desa Wisata Jatirejo memiliki daya tarik wisata sebagai sentra pengolahan kolang-kaling terbesar di Kota Semarang dan wisata alam River Tubing yang dikembangkan oleh masyarakat setempat. Sebagai desa wisata rintisan, masyarakat dan lembaga Desa Wisata Jatirejo belum mampu melakukan upaya pengembangan secara optimal dalam pengelolaan potensi wisatanya sehingga pengembangan wisata masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi-potensi wisata yang mungkin belum tergali di Desa Wisata Jatirejo, serta strategi pengembangan Desa Wisata Jatirejo. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode analisis kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi wisata di Desa Wisata Jatirejo dapat dikembangkan sebagai wisata edukasi dan wisata alam diantaranya adalah river tubing, potensi view ke arah Waduk Jatibarang, serta potensi wisata buatan seperti wisata edukasi kolang-kaling dan angon kebo. Sedangkan kendala yang terdapat di Desa Wisata Jatirejo adalah kurangnya kesadaran masyarakat terkait kepariwisataan, kapasitas kelembagaan yang kurang maksimal dimana belum ada sosok yang dapat dijadikan sebagai pemimpin atau penggerak untuk mendorong masyarakat berperan aktif dalam perencanaan dan pengembangan wisata di Desa Jatirejo. Berdasarkan hal tersebut, maka rekomendasi strategi yang dirumuskan dari hasil analisis adalah menambah daya tarik wisata baru, pengembangan paket-paket wisata baik paket wisata internal desa maupun paket wisata yang bergabung dengan desa wisata lain di sekitarnya, dan peningkatan kapasitas masyarakat tentang pengembangan wisata dan pemasaran pariwisata.
Dampak Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial, Ekonomi dan Lingkungan (Studi Kasus di Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang) Kurnianingtyas, Agnesia Putri; Koko Andika Pratama
EDUTOURISM Journal Of Tourism Research Vol. 5 No. 02 (2023): HOSPITALITY AND TOURISM
Publisher : Samarinda State Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53050/ejtr.v5i02.705

Abstract

Desa wisata Lerep adalah salah satu desa wisata di Kabupaten Semarang. Desa wisata ini memiliki potensi berupa wisata alam dan wisata buatan yang mengusung tema alam dan budaya. Sejak ditetapkan sebagai desa wisata di tahun 2015, saat ini Desa Wisata Lerep tergolong sebagai desa wisata maju dimana masyarakat sudah mampu mengelola usaha pariwisata melalui pokdarwis maupun BUMDes. Sebagai desa wisata maju, tentunya banyak dampak yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata di Desa Lerep. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dampak pariwisata dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan di Desa Lerep. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dimana data dihimpun melalui observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan wisata menimbulkan baik dampak positif maupun negatif. Dari aspek sosial, kegiatan wisata memberikan dampak dalam hal semangat masyarakat dalam membangun desa, dan pendidikan masyarakat. Dari aspek ekonomi, kegiatan wisata berdampak pada pendapatan dan peluang pekerjaan baru di masyarakat. Sedangkan dari aspek lingkungan, kegiatan wisata memberikan dampak pada alih fungsi lahan, persampahan dan sistem pengelolaan persampahan.
COWORKING SPACE SEBAGAI ALTERNATIF INFRASTRUKTUR PERKOTAAN DI ERA INDUSTRI 4.0 Kurnianingtyas, Agnesia Putri
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 4, No 2 (2023): VOLUME 4 NOMOR 2 OKTOBER 2023
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/ijsp.v4i2.7847

Abstract

The Fourth Industrial Revolution or Industry 4.0, which is marked by the growth of digital technology, had many impacts. One of them is the change in work culture, especially in urban areas. In this era, people can do their activities digitally or virtually, so people can do their activities anywhere. Thus, coworking spaces emerge as a response to these conditions. Through coworking space, people can work without having to be in the office, and entrepreneurs and MSMEs can work and collaborate without having to have their own office to save operational costs. The COVID-19 pandemic has also increasingly encouraged changes in the culture of working from anywhere, causing coworking spaces to grow rapidly and become an infrastructure that needs to be considered in urban areas. However, until now, the concepts and theories about coworking space in urban spaces have not been studied much, so this research is carried out to explore this. This research is library research that aims to explore the concepts and theories of coworking space as an urban infrastructure to create a creative and smart city in the industrial era 4.0, especially in Indonesia.Era industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan teknologi digital berdampak pada berbagai hal, salah satunya adalah perubahan kultur bekerja terutama di kawasan perkotaan. Di era ini, segala aktivitas manusia baik belajar hingga bekerja dapat dilakukan secara virtual atau dalam jaringan sehingga aktivitas-aktivitas tersebut dapat dilakukan dimana saja. Coworking space kemudian lahir dan berkembang sebagai respon dari kondisi tersebut. Melalui coworking space, masyarakat dapat bekerja tanpa harus berada di kantor, wirausahawasan dan UMKM dapat bekerja dan berkolaborasi tanpa harus memiliki kantor sendiri sehingga dapat menghemat biaya operasional. Adanya pandemi covid-19 juga semakin mendorong perubahan kultur bekerja darimana saja juga menyebabkan coworking space semakin berkembang pesat dan menjadi satu infrastruktur yang perlu dipertimbangkan di perkotaan. Namun hingga saat ini konsep dan teori tentang coworking space di ruang kota masih belum banyak dikaji sehingga dilakukan penelitian untuk mendalami hal ini. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang bertujuan untuk mendalami konsep dan teori coworking space di Indonesia sebagai infrastrujtur perkotaan untuk mewujudkan kota kreatif dan kota cerdas di era industri 4.0. 
Pelatihan Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan Di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Kurnianingtyas, Agnesia Putri
TEMATIK Vol. 3 No. 2 (2023): Juli
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/tmt.v3i2.6351

Abstract

Desa Kalongan merupakan salah satu desa di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang yang saat ini dikembangkan sebagai desa wisata. Sebagai desa wisata, tentunya Desa Kalongan memiliki potensi pariwisata. Beberpa potensi telah mulai dikembangkan, namun pandemi Covid-19 menyebabkan perkembangan pariwisata di desa ini terhenti. Di era new normal dimana aktivitas wisata diprediksikan akan mengalami peningkatan, Desa Kalongan perlu mempersiapkan diri untuk dapat menghadapi lonjakan kebutuhan wisata yang ada. Sayangnya masyarakat desa masih belum memiliki pengetahuan yang cukup terkait pariwisata berkelanjutan dan perencanaan pariwisata berbasis masyarakat prinsip ini menjadi salah satu prinsip utama dalam pengembangan desa wisata. Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam perencanaan pariwisata berkelanjutan di Desa Kalongan.Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian di Desa Kalongan adalah metode mpenyuluhan dan perencanaan partisipatif. Kegiatan perencanaan partisipatif dilakukan dengan cara diskusi kelompok terarah atau FGD untuk menggali perspektif masyarakat terkait kondisi kepariwisataan Desa Kalongan. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah berupa peningkatan pengetahuan masyarakat desa tentang pariwisata berkelanjutan dan proses perencanaan pariwisata berkelanjutan. Selain peningkatan pengetahuan, masyarakat juga dapat melaksanakan tahapan awal perencanaan pariwisata berkelanjutan dalam bentuk identifikasi potensi dan permasalahan wisata serta harapan pengembangan wisata di Desa Kalongan.
PEMETAAN PARTISIPATIF POTENSI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG Kurnianingtyas, Agnesia Putri; Arief Rahman, Ratna Ayu Permatasari
TEMATIK Vol. 2 No. 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/tmt.v2i1.4527

Abstract

Tuntang is one district in Semarang Regency that has a strategic location and various potentials. But unfortunately, these potentials have not been recorded comprehensively, especially in the form of regional profile book. Based on the Regulation of the Minister of Home Affairs Number 12 of 2007 concerning Guidelines for the Compilation and Utilization of Village and Sub-District Profile Data, regional profiles contain various data related to demographic data, institutions, environment and natural conditions, to the potential and problems that exist in the area. However, the local government of Tuntang does not yet have sufficient capacity to compile an informative regional profile. Therefore, community service was carried out to help the local government of Tuntang to map the potential of their area and compile a regional profile book.The method used in the service activities for local government of Tuntang is participatory mapping. The participatory mapping activity is done by door to door technique with in-depth interviews with local government of Tuntang to help them understand better the conditions and potentials in their area. Furthermore, a field survey was conducted to verify the results of in-depth interviews. The data collected then being processed to be a profile book of Tuntang.The result of this community service activity is the increasing knowledge of local government of Tuntang about the conditions and potential of their area. In addition, other result is a profile book of Tuntang which contains geographical conditions, infrastructure conditions, economic conditions and regional potential, and a review of development policy of Semarang Regency in RTRW Kabupaten Semarang 2011-2031.
Kualitas Pedestrian di Kawasan Jalan Pahlawan – Trilomba Juang Kota Semarang dengan Metode Global Walkability Index Kurnianingtyas, Agnesia Putri; Tamara, Anindya Putri; Rofi'i, Imam
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 10 No. 02 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v11i02.14066

Abstract

Walkable city is a concept to support livable and sustainable cities. A walkable city is a pedestrian-friendly city where pedestrian spaces and facilities are available in good quality so that they can support the mobility of space users on foot as a form of green mobility. Therefore, it is important to provide a good quality pedestrian to guarantee the safety, comfort and security of people who pass by. This research aims to assess the quality of pedestrians on the Pahlawan road, Pandanaran II road and Tri Lomba Juang road. This area is located in the central area of ​​Semarang city and has high activity, such as government offices, private offices, trade and services, education, and public spaces. The number of users of this space is quite high and some of the users of the space are pedestrians, so it is necessary to assess whether the existing pedestrian area can meet the mobility needs of users or not. Pedestrian quality assessment uses the global walkability index method where there are 9 indicators used as the basis for assessment. The assessment results show that pedestrians on Pahlawan road have a score of 79 (good and adequate). While pedestrians on Pandanaran II road have a score of 57 (fairly good and adequate) and pedestrians on Tri Lomba Juang road have a score of 50 (not good and adequate enough). Keywords: pedestrian, quality, walkability index
Penyusunan Buku Profil Desa Ujungnegoro Dan Desa Depok, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang Sahda, Avisa Azmi; Mario, Yudas Tadeus; Vito, Aryasatya; Kurnianingtyas, Agnesia Putri
TEMATIK Vol. 5 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/tmt.v5i1.10488

Abstract

Desa Ujungnegoro dan Desa Depok merupakan desa di pesisir Pantai Ujungnegoro – Sigandu di Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang. Dua desa ini merupakan desa yang. Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Batang Tahun 2019-2039, Desa Ujungnegoro dan Desa Depok termasuk kawasan pengembangan Pantai Ujungnegoro-Sigandu dan merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi. Desa Ujungnegoro dan Desa Depok memiliki keunggulan yang dapat dijadikan potensi untuk mengembangkan ekonomi desa dan masayarakat setempat diantaranya pariwisata, pertanian dan perkebunan, serta UMKM. Namun potensi-potensi tersebut belum terdokumentasikan dengan baik dalam satu dokumen berupa profil desa. Oleh karena itu dilakukan pengabdian kepada masyarakat untuk membantu perangkat desa dalam menyusun buku profil desa. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masayrakat ini adalah observasi dan wawancara mendalam (indepth interview) kepada perangkat desa dan masyarakat. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dan penyusunan buku profil desa. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah berupa buku profil desa yang berisi tentang gambaran umum kondisi kondisi fisik alam desa, kondisi fisik binaan desa, kondisi sosial masyarakat desa, potensi ekonomi dan potensi pengembangan kawasan, serta permasalahan yang mungkin dapat menghambat pengembangan Desa Ujungnegoro dan Desa Depok.
Menuju Mobilitas Berkelanjutan: Evaluasi Kinerja Pelayanan Feeder BRT 1B da 4B Semarang Kurnianingtyas, Agnesia Putri; Rofi'i, Imam; Adimagistra, Tiasa; Prakasa, Rizqy Ridho
Teknika Vol. 20 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/2p65rj71

Abstract

22 Desember 2008 pemerintah menetapkan secara resmi angkutan massal untuk menanggulangi kemacetan yaitu dengan adanya BRT Trans Semarang yang kemudian beroperasi tahun 2010. Seiring berjalannya waktu, BRT Trans Semarang tidak mampu melayani rute-rute yang berada di perkampungan yang belum terhubung dengan angkutan masal lainnya, maka dari itu pemerintah melakukan pengembangan transportasi yang saling terhubung permukiman yang tidak dapat dijangkau oleh transportasi sehingga terciptanya Angkutan Pengumpan (Feeder) BRT Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan feeder dengan metode kuantitatif. Data didapatkan dengan cara observasi lapangan dan penyebaran kuesioner. Evaluasi dilakukan dengan melakukan analisis kinerja pelayanan angkutan umum, analisis kepuasan pengguna dengan metode CSI dan analisis prioritas peningkatan pelayanan dengan metode IPA.  Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja pelayanan feeder berada pada kategori sedang. Sedangkan kepuasan pengguna feeder sebesar 86% dan termasuk kategori sangat puas. Terdapat beberapa aspek yang perlu ditingkatan performanya untuk meningkatkan layanan feeder, yaitu kemudahan mendapatkan tempat duduk, inisiatif penyedia jasa, kepercayaan penumpang terhadap penyedia jasa, kenyamanan armada, keramahan pengemudi, dan ketanggapan pengemudi saat ada masalah.