Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN KOMUNIKASI SEKTOR INDUSTRI DENGAN INTELLIGENT NETWORK SEBAGAI UPAYA PERLUASAN DAERAH PEMASARAN Haryanto Haryanto; Siti Nandiroh
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 4, No.1, Agustus 2005
Publisher : Department of Industrial Engineering Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jiti.v4i1.1294

Abstract

Satu hal yang paling penting dalam upaya peningkatan profit adalah dengan penambahan dan perluasan daerah pemasaran, serta adanya sistem informasi yang terpadu dari pusat ke tiap unit yang dimiliki. Perluasan daerah pemasaran dapat diwujudkan dengan adanya sistem telekomunikasi yang lancar dan dapat menjangkau di tiap daerah yang akan dijadikan sebagai daerah pemasaran. Sehingga hal ini diharapkan tidak akan menghambat proses pendistribusian produk maupun informasi dari tiap daerah tujuan. Intelligent Network (Jaringan Cerdas) adalah suatu arsitektur jaringan telekomunikasi yang memiliki tujuan untuk memberikan framework sehingga kerja dari jaringan untuk implementasi, kontrol, dan management menjadi lebih efektif serta lebih ekonomis, dan lebih cepat proses kerjanya dibandingkan arsitektur jaringan yang digunakan saat ini. Untuk meningkatkan kualitas jaringan komunikasi memerlukan infrastruktur yang memadai. Tidak luput dari standar mengenai spesifikasi yang menyangkut mobile system yang akan digunakan. Sehingga perkembangan suatu teknologi akan dapat berefek terjangkaunya komunikasi di daerah-daerah yang terisolasi, sehingga meningkatkan perkembangan daerah tersebut, bahkan tidak menutup kemungkinan dengan adanya peningkatan jaringan komunikasi di daerah maka akan memunculkan daerah-daerah sentra produksi di bidang industri. Peningkatan mobilitas komponen usaha yang tidak diperkirakan sebelumnya, semakin menuntut kemampuan sistem jaringan komunikasi dan data, serta pengembangan jenis-jenis pelanggan baru. Dengan adanya peranan Intelligent Network sebagai konsep arsitektur jaringan, maka akan mendapatkan solusi yang lebih baik untuk memenuhi segala kebutuhan.
PENGARUH WAKTU MASERASI DAN JENIS BAHAN ZAT WARNA TERHADAP PEWARNAAN KAIN Naimatur Rizqiani; Haryanto A.R
Journal of Social Research Vol. 1 No. 3 (2022): Journal of Social Research
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.204 KB) | DOI: 10.55324/josr.v1i3.56

Abstract

Bahan pewarna tekstil alami daun alpukat, daun ketapang, daun sirsak, dan sabut kelapa. Penggunaan bahan alami bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat pewarnaan tekstil. Metode yang digunakan untuk mendapatkan zat pewarna adalah maserasi, maserasi merupakan metode yang sangat sederhana dengan variasi waktu maserasi 2,4, 6, 8, 10 hari. Acuan yang digunakan dalam pewarnaan ini adalah banyaknya kadar tanin yang terkandung dalam bahan tersebut. Penelitian ini menggunakan daun sirsak segar, daun ketapang kering, daun ketapang segar, daun sirsak segar, dan sabut kelapa segar. Uji kadar tanin dilakukan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 400-800 nm.
Pengaruh Waktu Maserasi dan Jenis Bahan Zat Warna Terhadap Pewarnaan Kain Naimatur Rizqiani; Haryanto A.R
Journal of Social Research Vol. 1 No. 6 (2022): Journal Of Social Research
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.559 KB) | DOI: 10.55324/josr.v1i6.119

Abstract

Latar Belakang : Bahan pewarna tekstil alami daun alpukat, daun ketapang, daun sirsak, dan sabut kelapa. Tujuan : Penggunaan bahan alami bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat pewarnaan tekstil Metode : Metode yang digunakan untuk mendapatkan zat pewarna adalah maserasi, maserasi merupakan metode yang sangat sederhana dengan variasi waktu maserasi 2,4, 6, 8, 10 hari. Hasil : Acuan yang digunakan dalam pewarnaan ini adalah banyaknya kadar tanin yang terkandung dalam bahan tersebut. Penelitian ini menggunakan daun sirsak segar, daun ketapang kering, daun ketapang segar, daun sirsak segar, dan sabut kelapa segar. Kesimpulan : Uji kadar tanin dilakukan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 400-800 nm.
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING Aris Kurniawan; Haryanto Haryanto
Jurnal Teknologi Bahan Alam Volume 1 Nomor 1 April 2017
Publisher : Prodi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah tandan pisang banyak mengandung selulosa sebagai bahan baku dalam pembuatan asam oksalat. Pembuatan asam oksalat dari tandan pisang dilakukan melalui 4 tahapan yakni: hidrolisis, pengendapan, pengasaman, dan pengkristalan. Kandungan selulosa di dalam tandan pisang kepok kuning sekitar 35% dikonversi menjadi asam oksalat dengan hidrolisis alkali menggunakan KOH. Dalam proses hidrolisis ini menggunakan variasi konsentrasi KOH  5, 10, 15, 30, dan 40% dan waktu hidrolisis 60 menit, 75 menit, dan 90 menit. Dari  penelitian yang telah dilakukan diperoleh kadar maksimal asam oksalat dalam larutan hasil hidrolisis 45,04% dan rendemen 9,92% pada konsentrasi KOH 15% dan waktu hidrolisis 60 menit
Pengaruh Perbandingan Massa Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) dan Tanah Gambut dengan Bahan Perekat (Tepung Tapioka)Terhadap Kualitas Briket Mubarokah Ngadiyah S; Haryanto Haryanto
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang Teknik dan Rekayasa
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.765 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas briket yaitukadar air dan nilai kalor. Pembuatan briket dengan menggunakanperbandingan eceng gondok dan tanah gambut yang digunakan (2 :18); (3 : 17); (4 : 16); (6 : 14); (7 : 13) gram dengan variasi massabahan perekat (tepung tapioka) yaitu 5g, 6g, 7g, 8g, 9g. Tahapanproses pembuatan briket meliputi persiapan bahan baku,karbonisasi, pencampuran, pembuatan perekat, pembriketan,pengeringan dan uji kualitas briket.Dari penelitian ini menunjukkan bahwa briket dapat dibuat darilimbah biomassa dari eceng gondok dan tanah gambut. Briket hasil penelitian mempunyai kadar air dan nilai kalor briket masing-masing kurang dari 8,00% dan lebih dari 5.000 kal/g briket, sehingga memenuhi syarat yang ditetapkan pada Standar NasionalIndonesia SNI nomor 01-6235-2000 (Badan Standar Nasional,2010). Briket dengan kadar air paling rendah (3,77%) diperolehpada perbandingan eceng gondok, tanah gambut dan tepung tapioka6 : 14 : 5 (gram). Sedangkan briket dengan nilai kalor tertinggi(8.588,91 kal/g briket) diperoleh pada perbandingan eceng gondok,tanah gambut dan tepung tapioka 2 : 18 : 6 (gram).
Pengaruh Perbandingan Massa Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) dan Tanah Gambut dengan Bahan Perekat (Tepung Tapioka)Terhadap Kualitas Briket Mubarokah Ngadiyah S; Haryanto Haryanto
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang Teknik dan Rekayasa
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas briket yaitukadar air dan nilai kalor. Pembuatan briket dengan menggunakanperbandingan eceng gondok dan tanah gambut yang digunakan (2 :18); (3 : 17); (4 : 16); (6 : 14); (7 : 13) gram dengan variasi massabahan perekat (tepung tapioka) yaitu 5g, 6g, 7g, 8g, 9g. Tahapanproses pembuatan briket meliputi persiapan bahan baku,karbonisasi, pencampuran, pembuatan perekat, pembriketan,pengeringan dan uji kualitas briket.Dari penelitian ini menunjukkan bahwa briket dapat dibuat darilimbah biomassa dari eceng gondok dan tanah gambut. Briket hasil penelitian mempunyai kadar air dan nilai kalor briket masing-masing kurang dari 8,00% dan lebih dari 5.000 kal/g briket, sehingga memenuhi syarat yang ditetapkan pada Standar NasionalIndonesia SNI nomor 01-6235-2000 (Badan Standar Nasional,2010). Briket dengan kadar air paling rendah (3,77%) diperolehpada perbandingan eceng gondok, tanah gambut dan tepung tapioka6 : 14 : 5 (gram). Sedangkan briket dengan nilai kalor tertinggi(8.588,91 kal/g briket) diperoleh pada perbandingan eceng gondok,tanah gambut dan tepung tapioka 2 : 18 : 6 (gram).