Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pola Manajemen Keuangan Berbasis Sekolah dan Hubungan dengan Kinerja Sekolah (studi kasus di SMP negeri 1, 5, dan 8 yogyakarta) Muhamad Jaeni
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 7, No 1 (2005)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v7i1.2034

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan perencanaan, prosedur pengesahan, pelaksanaan, mekanisme dan bentuk laporan, serta evaluasi anggaran berbasis sekolah, pengaruh pola manajemen keuangan terhadap kinerja sekolahj dan upaya sekolah menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membantu dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen sekolah. Informan adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bendahara, guru, staf administrasi, anggota OSIS, komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, Badan Pemeriksa Keuangan Daerah (BPKD), dan Lembaga Pengawasan Internal (LPI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, RAPBS selalu mengalami kenaikan sekitar 20% tiap tahun. Dalam konteks MBS, pendekatan perencanaan keuangan yang dipakai tidak lagi menggunakan line item budget, tetapi didasarkan kepada kebutuhan program dan kinerja sekolah. Dalam rapat RAPBS, seringkali kepala sekolah dan bendahara hanya membahas dana dari pemerintah dan orang tua. Kedua, laporan, pengesahan, dan evaluasi keuangan sekolah disampaikan dan dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Tim Monitoring Block Grant, yang terdiri dari dinas PP, Dewan Pendidikan, Bappeda, BPKD, dan LPI. Ketiga, Sekitar 85% anggaran sekolah dipergunakan untuk gaji dan kesejahteraan, sementara sisanya untuk KBM menggunakan dana block grant dari pemerintah. Kinerja evaluator belum maksimal. Keempat, upaya kepala sekolah serta stakeholders untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kata kunci: manajemen keuangan berbasis sekolab, kinerja sekolab
MUHAMMAD SEORANG PENUTUR YANG SANTUN (Sebuah Telaah Pragmatik) Muhamad Jaeni
Religia Vol 15 No 1: April 2012
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v15i1.121

Abstract

Muhammad, sebagai orang Arab dan juga manusia utusan Allah tidak lepas dari kapasitanya dia sebagai seorang penutur. Kemampuan bahasa beliau sudah tidak diragukan lagi. Beliau adalah seorang penyampai ajaran-ajaran Allah. Beliau sangat memperhatikan kepada pentingnya penguasaan bahasa yang fashih. Perkataannya selalu penuh kesantunan. Sejak kecil, Nabi sendiri sudah rajin berlatih untuk berbahasa dengan fashih. Beliau termasuk orang yang paling baik dalam berbahasa dibandingkan anak-anak di usianya. Oleh karena itu, Rasulullah pernah berkata; “Ana afshohul ‘Arab Baida annii min Quraisy wa nasya’tu  fi bani sa’di ibni Bakr”. Beliau selalu menggunakan sedikit kata, tetapi sarat  makna. Tuturannya penuh kesiapan dan tidak bersifat spontan dan selalu mengedepankan keindahan dan kasih sayang. Dalam kajian pragmatik terdapat prinsip-prinsip kesantunan, yakni maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Pertuturan Rasulullah senantiasa tidak lepas dari prinsip-prinsip kesantunan tersebut
AL-ADDAD: POLA UNIK BAHASA AL-QUR’AN Muhamad Jaeni
Religia Vol 13 No 1: April 2010
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v13i1.174

Abstract

Keunikan sistem semantik dalam bahasa Arab sangat menarik untuk dikaji, terutama mengenai relasionalmakna. Karena ada beberapa bagian sistem semantik Arab yang konsepnya berbeda dengan sistem semantik bahasa yang lain. Hubungan antar makna seperti yang dalam linguistik modern disebut sinonimi, polisemi, homonimi dan antonimi itu semua ditemukan dalam linguistik Arab, dan juga banyak didapati dalam bahasa al-Quran. Dengan demikian kajian-kajian semantik sebenarnya sudah lama ada dalam al-Qur’an jauh sebelum para ahli bahasa merumuskan konsep-konsep semantik modern. Dan justru sebaliknya, ada konsep relasional makna dalam bahasa Arab yang tidak didapati dalam telaah medan makna bahasa yang lain, diantaranya adalah al-ad̡dƗd. Terkait dengan posisi bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an, keberadaan al-ad̡dƗd juga berpengaruh kepada penerjemahan dan penafsirannya. Eksistensi pola al-ad̡dƗd dalam al-Qur’an merupakan salah satu bukti bahwa al-Qur’an memiliki kelebihan dari segi kebahasaan (al-I’jƗz al-Lughawy).
PENGEMBANGAN KONSEP MATA PELAJARAN TERPADU (Telaah Filsafat Ilmu) Muhamad Jaeni
Jurnal Forum Tarbiyah Vol 9 No 1: Juni 2011
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: There is a thought that the moral crisis that occurred inour students one of them is caused by the inappropriate curriculumconcepts given. Existing curricula tend to be oriented to thedevelopment of intellectual and less attention to the development ofthe moral aspects (affective domain). Another factor is the design ofthe curriculum tends to be partial. It means that the realm of scienceand moral aspects are separated according to subjects. Mathematics,Science, Chemistry, Economics, etc are the types of special subjectsdeliberately given to the students to equip science. While thedevelopment of moral and personality assumed by some teachers /educators as the duty of the subjects of Religion, character, citizenship,and other similar subjects. Likewise, philosophically, the curriculumexisted today are not integrated nor based on the concept of human(students). In anticipation of these problems above, a concept ofintegrated subjects is needed. It is the concept of subjects containingknowledge resulting from the study of philosophical formulations whichcontained a full and comprehensive knowledge. The formulation ofknowledge contained on these subjects includes not only theknowledge that examined ontologically, but also includes assessedknowledge epistemologically and axiologically. The concept ofintegrated lessons is also supportive to the efforts of developing theconcept of subjects based on students’ potential. This concept isexpected to equip children as a whole, that is educating the children who will not only have knowledge, but possessing good manners aswell.
Multikulturalisme dalam Karya Ulama Nusantara Abdul Khobir; Muhamad Jaeni; Abdul Basith
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 17 No 2 (2019): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.204 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v17i2.2983

Abstract

This study discusses form and dimensions of a text regarding multiculturalism concept in the ulama books of the 20th century, how the text was produced and consumed by the community, and the sociocultural praxis contained in it. The collected data were analyzed by using descriptive method and content analysis. The results of this study show that multiculturalism discourses written by Indonesian Ulama include: appreciation of Javanese language locality, gender equality, respect for the diversity of local economic potentials, the importance of national unity and counter to the negative stigma of Indonesian archipelago. At the level of text, multiculturalism discourses are written in the form of nadham and natsar (prose), and the language variety ​​used is Arabic pegon script. In the case of social praxis, multicultural values ​​are divided into two, namely social and religious discourse. The social discourse discusses social problems, equality, the importance of respecting differences as well as loving the motherland, while the religious discourse describes some problems developed in the society. In this case, the religious proposition is used as a basis for strengthening as well as elaborating the muticulturalism values.
MUHAMMAD SEORANG PENUTUR YANG SANTUN (Sebuah Telaah Pragmatik) Muhamad Jaeni
Religia Vol 15 No 1: April 2012
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v15i1.121

Abstract

Muhammad, sebagai orang Arab dan juga manusia utusan Allah tidak lepas dari kapasitanya dia sebagai seorang penutur. Kemampuan bahasa beliau sudah tidak diragukan lagi. Beliau adalah seorang penyampai ajaran-ajaran Allah. Beliau sangat memperhatikan kepada pentingnya penguasaan bahasa yang fashih. Perkataannya selalu penuh kesantunan. Sejak kecil, Nabi sendiri sudah rajin berlatih untuk berbahasa dengan fashih. Beliau termasuk orang yang paling baik dalam berbahasa dibandingkan anak-anak di usianya. Oleh karena itu, Rasulullah pernah berkata; “Ana afshohul ‘Arab Baida annii min Quraisy wa nasya’tu  fi bani sa’di ibni Bakr”. Beliau selalu menggunakan sedikit kata, tetapi sarat  makna. Tuturannya penuh kesiapan dan tidak bersifat spontan dan selalu mengedepankan keindahan dan kasih sayang. Dalam kajian pragmatik terdapat prinsip-prinsip kesantunan, yakni maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Pertuturan Rasulullah senantiasa tidak lepas dari prinsip-prinsip kesantunan tersebut
AL-ADDAD: POLA UNIK BAHASA AL-QUR’AN Muhamad Jaeni
Religia Vol 13 No 1: April 2010
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/religia.v13i1.174

Abstract

Keunikan sistem semantik dalam bahasa Arab sangat menarik untuk dikaji, terutama mengenai relasionalmakna. Karena ada beberapa bagian sistem semantik Arab yang konsepnya berbeda dengan sistem semantik bahasa yang lain. Hubungan antar makna seperti yang dalam linguistik modern disebut sinonimi, polisemi, homonimi dan antonimi itu semua ditemukan dalam linguistik Arab, dan juga banyak didapati dalam bahasa al-Quran. Dengan demikian kajian-kajian semantik sebenarnya sudah lama ada dalam al-Qur’an jauh sebelum para ahli bahasa merumuskan konsep-konsep semantik modern. Dan justru sebaliknya, ada konsep relasional makna dalam bahasa Arab yang tidak didapati dalam telaah medan makna bahasa yang lain, diantaranya adalah al-ad̡dƗd. Terkait dengan posisi bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an, keberadaan al-ad̡dƗd juga berpengaruh kepada penerjemahan dan penafsirannya. Eksistensi pola al-ad̡dƗd dalam al-Qur’an merupakan salah satu bukti bahwa al-Qur’an memiliki kelebihan dari segi kebahasaan (al-I’jƗz al-Lughawy).
ARABIC GRAMMAR VERNACULARIZATION : Study on Javanese Islamic Books Written by KH. Ahmad Muthahar of Mranggen Demak Muhamad Jaeni
ALSINATUNA Vol 7 No 1 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/alsinatuna.v7i1.5039

Abstract

This research aims to describe the vernacularization process of Arabic grammar by studying the books that discuss the nahwu-sharaf rules translated by KH. Ahmad Muthahar of Mranggen Demak. There are several reasons that made KH. Ahmad Muthahar translate a lot of Arabic grammar books. These include: book writing movement was an academic culture that had long been built by Arab scholars and scholars of the Archipelago, to maintain and preserve the Javanese language literature written in the Pegon script, and to make it easier for the santris (students of the pesantren) and the public to learn the rules of Arabic. The sociolinguistics approach is used for this study. This study is a library research, the data of which were collected through listening, surveying and note-taking method. The data were analyzed for their content (content analysis). The study found that KH. Ahmad Muthahar’s efforts to vernacularize the Arabic grammar in his books include: vernacularization of the grammatical symbols in order to understand text structure, vernacularization of the I’rab narration, vernacularization of the particles of the Arabic letters, localizing the change of meanings caused by changes of word forms (morphology).
'Ilmu Al-Dalālah wa Dawruhu fī Fahm Al-Nuṣūṣ Al-‘Arabīyah. Muhamad Jaeni
ALSINATUNA Vol 1 No 2 (2016): June 2016
Publisher : Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/alsinatuna.v1i2.6778

Abstract

One of the most difficult things in learning Arabic language is understanding the structure of the text. It may caused by the complication of its structure and also the complex meaning of each word. Consequently, knowing the meaning of a word is very important in understanding an Arabic language text. Therefore, there is a branch of Arabic language which specifically discusses about meaning, called semantics. One of the discussions is about the field of meaning such as synonym, antonym, polysemy, etc. They have important role in understanding sentence structure of a text. Therefore, learning semantics is an obligation for those who want to be able to understand Arabic language text well.