J Jatmiko
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI)

ANALISA KOORDINASI PROTEKSI INSTALASI MOTOR PADA PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA KARANGANYAR Hasyim Asy’ari; Jatmiko .; Umar .; Dadang Hermawan
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2010
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koordinasi proteksi adalah pemilihan alat pelindung danpmenentuan setelan waktu guna menentukan daerahperlindungannya terhadap gangguan sementara dan mengkoordinasikan alat-alat perlindungan. Manfaatkoordinasi alat perlindungan adalah meminimumkan daerah atau bagian yang terganggu dan menentukantempat terjadinya gangguan. Hasil akhir dari analisa koordinasi proteksi adalah gambaran tentang bagaimanakoordinasi antara circuit breaker pada jaringan sisi atas (upstream) dengan circuit breaker pada jaringan sisibawahnya (downstream). Setiap motor bekerja pasti memerlukan suatu peralatan pengaman untuk mencegahterjadinya gangguan pada sistem. Circuit breaker adalah alat proteksi yang bekerja untuk memutuskan sirkuitsaat terjadi gangguan. Ada beberapa circuit breaker yang terpasang pada instalasi motor yang salingberkoordinasi membentuk diskriminasi, agar pada saat terjadi gangguan hanya pada circuit breaker yangmengalami gangguan saja yang trip sedangkan yang lainnya tetap beroperasi. Program ecodial merupakanprogram yang digunakan untuk mengetahui apakah terjadi diskriminasi atau tidak. Hasil yang didapat dariprogram ecodial adalah circuit breaker pada bagian sumber dan circuit breaker pada bagian MDP terjadidiskriminasi total. circuit breaker pada SDP dengan circuit breaker pada bagian motor juga mengalamidiskriminasi total, hanya pada circuit breaker PP 5, 10, dan 11 dengan SDP 5, 10, dan 11 tidak mengalamidiskriminasi.Kata Kunci: koordinasi proteksi, ecodial, diskriminasi, circuit breaker.
DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN ATAU BAYU (PLTB) Hasyim Asy’ari; Jatmiko .; Azis Ardiyatmoko
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2012
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi kecepatan angin di Indonesia terutama wilayah tengah tergolong rendah, yaitu berkisar 3-5 m/s, hal ini menjadi salah satu faktor kendala belum optimalnya pemanfaatan potensi angin menjadi energi listrik. Generator sinkron yang ada di pasaran secara umum membutuhkan energi listrik untuk menghasilkan medan magnet dengan generator tersebut mampu menghasilkan energi listrik serta memiliki karakter kecepatan tinggi, yaitu 1350 – 1500 rpm, dengan potensi kecepatan angin yang rendah pemanfaatan gear box adalah salah satu metode untuk menaikkan putaran generator, tetapi energi listrik yang dihasilkan terkadang lebih kecil dari pada energi listrik yang diserap. Tujuan utama penelitian ini adalah rancangan khusus generator magnet permanen tiga fase yang bekerja pada 1000 rpm untuk memanfaatkan wind energy. Metode penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, pertama dengan mendesain rotor dan stator. Mendesain rotor adalah menentukan jumlah dan ukuran magnet permanen, dan mendesain stator adalah menentukan jumlah belitan serta diameter belitan yang digunakan, tahap kedua adalah perakitan serta pengujian skala laboratorium, yaitu rotor generator tersebut diputar dengan motor DC sebagai prime mover dengan putaran 1000 rpm. Hasil pengujian generator magnet permanen pada 1000 rpm menghasilkan tegangan keluaran 38 volt dan arus 114,1 mA antar fase. Pengukuran tegangan dan arus pada kecepatan 1000 RPM dengan fase nol mempunyai tegangan keluaran 20 volt dan arus 83,1 mA. Penelitian ini menghasilkan tengangan keluaran dan arus yang berbeda untuk pengukuran antara fase nol dan antar fase dengan beban yang berbeda.