Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat melalui Pembangunan Bidang Pendidikan Nonformal Supsiloani Supsiloani
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 5, No 1 (2019): Anthropos
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v5i1.13172

Abstract

This article examines non-formal education which is not less important than formal education from all levels of education. Non-formal education is also expected to meet the needs of the population in terms of knowledge, information and technology. All of that becomes very necessary to improve the quality and standard of living of the people. Non-formal education is carried out to obtain relevant skills for the provision of daily living. The skills obtained, make the community have an independent mental attitude, renewal and development for the progress and development of the country. Independence in the fulfillment of everyday life, which is from expertise acquired, to be able and can be enjoyed, comes from one's own business. Likewise the results obtained, can be exchanged with other parties. Thus the ultimate goal is to empower the community, enable and build the ability to advance towards a better life on an ongoing basis.
Pola Pengasuhan Anak Laki-Laki dalam Keluarga Militer di Asrama Kodim 0206 Kecamatan Sidikalang Nurcahayanta Manullang; Supsiloani Supsiloani
Jurnal Antropologi Sumatera Vol 18, No 1 (2020): Jurnal Antropologi Sumatera, Desember 2020
Publisher : Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.86 KB) | DOI: 10.24114/jas.v18i2.32037

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan bagaimana pola pengasuhan anak laki-laki dalam keluarga militer di asrama Kodim 0206 Kecamatan Sidikalang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan dianalisis dengan cara deskriptif. Data dikumpulkan dan diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan melakukan observasi langsung dengan sepuluh informan masyarakat yang bekerja sebagai militer dan sekaligus tinggal di asrama kodim 0206, Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan dilakukan oleh keluarga militer yaitu menerapkan sederetan peraturan pada anak untuk menciptakan kedisiplinan dan tanggung jawab. Selain itu orangtua juga mengontrol setiap kegiatan anak baik di rumah maupun di luar rumah, serta menciptakan komunikasi yang hangat antara orangtua dengan anak dan juga sebaliknya. Adapun pola pengasuhan yang dilakukan oleh keluarga militer lebih mengarah pada pengasuhan yang bersifat demokratis. Selain itu dalam pengambilan keputusan orangtua tidak selalu memaksakan kehendak sendiri. Hal yang mempengaruhi pengasuhan pada keluarga militer bervariasi antara lain dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan dan pengaruh dari budaya.
Eksistesi Ugamo Malim di Desa Batu Nagodang Siatas Kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan Adonia Hermanto Marbun; Supsiloani Supsiloani
Jurnal Antropologi Sumatera Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Antropologi Sumatera, Juni 2020
Publisher : Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.106 KB) | DOI: 10.24114/jas.v18i1.31902

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana eksistensi Ugamo Malim. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui keberadaan Ugamo Malim di Desa Batu Nagodang Siatas. (2). Untuk mengetahui keberadaan Ugamo Malim di Desa Batu Nagodang Siatas. (3). Untuk mengetahui pandangan masyarakat sekitar kepercayaan Malim di Desa Batu Nagodang Siatas. Pandangan masyarakat terhadap Malim dipengaruhi oleh interaksi yang terjadi antara keduanya dalam kehidupan sehari-hari. Interaksi yang terjadi karena adanya kesamaan adat yang dihayati oleh masyarakat dan Malim sebagai bagian dari suku Batak dengan budaya dan adat istiadat yang masih kental. Pandangan masyarakat terhadap Malim pun tidak jauh berbeda, masyarakat menerima keberadaan Malim di Desa Batu Nagodang Siatas.
Hero Skin Sebagai Bentuk Budaya Konsumen Pada Kalangan Gamer Remaja di Kota Medan Firza Ramadhan; Supsiloani Supsiloani
Jurnal Antropologi Sumatera Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Antropologi Sumatera, Juni 2021
Publisher : Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.065 KB) | DOI: 10.24114/jas.v19i1.30468

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latarbelakang pembelian hero skin yang dilakukan oleh para gamer remaja di Kota Medan, sekaligus menggambarkan adanya budaya konsumen yang berjalan dan terkait dengan perilaku pembelian tersebut. Penelitian ini mengacu pada teori budaya konsumen dari Mike Featherstone di mana ia memperkenalkan tiga perspektif untuk menjelaskan teorinya, yaitu budaya konsumen dipremiskan dengan ekspansi produksi, mode-mode orang dalam mengkonsumsi, dan adanya masalah kesenangan emosional saat mengkonsumsi. Penelitian ini dijalankan secara kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data-data yang dibutuhkan, diperoleh dari hasil observasi partisipasi pasif, wawancara, dan dokumentasi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelian hero skin yang dilakukan oleh gamer remaja di Kota Medan, dilatarbelakangi oleh adanya upaya untuk mengklasifikasikan dan membangun identitas bahwa mereka adalah gamer yang banyak uang alias ‘Sultan’, pro-player, serta adanya sensasi menjadi lebih keren, percaya diri, dan tidak bosan setiap kali bermain. Manfaat hero skin yang dijanjikan oleh developer game tidak terlalu terasa saat digunakan, meskipun para gamer tidak menyesal karena dasarnya mereka membeli bukan karena manfaat yang ditawarkan melainkan ingin dipuji dan dipandang keren. Hero skin nyatanya mampu mengeksploitasi para remaja di Kota Medan dengan cara seduktif sehingga tanpa sadar telah melakukan pemborosan uang dan cenderung memaksakan diri untuk diakui gamer lain.
Perubahan Tradisi Melengkan Pada Suku Gayo di Desa Kuning II Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara Dini Rikiana Putri; Supsiloani Supsiloani
Jurnal Antropologi Sumatera Vol 19, No 1 (2021): Jurnal Antropologi Sumatera, Desember 2021
Publisher : Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.964 KB) | DOI: 10.24114/jas.v19i2.31690

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi melengkan pada suku Gayo, perbedaan tradisi melengkan dahulu dan sekarang, dan yang melatar belakangi perubahan tradisi melengkan yang sekarang sudah jarang dilakukan oleh suku Gayo. Metode Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deksriptif . Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka.  Teknik analisis data dilakukan dengan langkah antara lain, reduksi data, mendisplai data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa tradisi melengkan ini merupakan pidato adat dengan berbentuk puisi atau pantun yang disampaikan oleh dua orang pelaku pe-melengkan dengan berbalas-balasan, yang dilakukan oleh sarak opat, yaitu terdiri dari (reje, imem, petue, rakyat), yang merupakan empat unsur pemerintahan di gayo, tradisi melengkan ini dilakukan untuk mengingat dan mengenang asal-usul suku Gayo dengan pemaknaan yang baik dan dengan kata-kata halus dan lembut. Tradisi melengkan yang masih dilakukan oleh suku gayo pada saat upacara perkawinan, khitanan maupun upacara lainnya, namun saat ini tradisi melengkan sudah jarang dilakukan oleh suku Gayo itu sendiri. Dikarenakan banyak suku Gayo yang tidak pandai melakukan tradisi melengkan dan sudah tidak mengerti nilai dan makna dari tradisi melengkan tersebut, sehingga tradisi melengkan pun sudah jarang dilakukan oleh suku Gayo.
Kehidupan Anak Pengamen Jalanan di Simpang Pos Jl. Jamin Ginting Kelurahan Kwala Bekala Medan Ridawati Bangun; Supsiloani Supsiloani
Jurnal Antropologi Sumatera Vol 20, No 2 (2023): Jurnal Antropologi Sumatera, Juni 2023
Publisher : Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jas.v20i2.43924

Abstract

This study purpose to know some factors which has background a children working as a singer, social interaction between a children singers with the condition economy of family. The children working as a singer in Simpang Pos Jl. Jamin Ginting Kelurahan Kwala Bekala Medan. The research methodology used a qualitative research with descriptive approach technic to collecting data that used is observation, interview, and documentation. The result of research is the children that working as singers has background some of factors related to one another is a problem of poverty that cause low income the parents so that the children working too, some of the poor children working because willingness their self because realize the income of their parents that unable sufficient the needed of family, beside that the children working in the streets as singers that cause of blind following factors with their friend of the same age and cultural factors.
Keputusan Ina Namabalu Untuk Tetap Mempertahankan Statusnya Sebagai Single Parent di Desa Sabungan Nihuta Kecamatan Ronggur Nihuta Dahlia Naibaho; Supsiloani Supsiloani
SAKOLA: Journal of Sains Cooperative Learning and Law Vol 1, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/sakola.v1i2.3266

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alasan para Ina Namabalu di desa Sabungan Nihuta Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir memilih untuk tidak menikah lagi dan mengungkap strategi perjuangan Ina Namabalu dalam mempertahankan hidup sebagai single parent. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitiatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan data-data secara mendalam tentang objek penelitian, sedangkan pendekatan fenomenologi yaitu untuk menjelaskan kondisi sesuai dengan situasi yang dialami Ina Namabalu berdasarkan pengalaman hidup mereka. Fenomena yang terjadi di desa Sabungan Nihuta adalah bahwa banyak Ina Namabalu yang tetap mempertahankan statusnya sebagai single parent. Alasan utama Ina Namabalu dalam memilih bertahan sebagai single parent yaitu karena memegang nilai filosofi batak Anakhon Hi Do Hamoraon Di Ahu. Semua informan yang telah di wawancarai sama-sama mengungkapkan alasan utama mereka adalah nilai filosofi tersebut, kemudian di dukung oleh beberapa alasan lainnya seperti rasa trauma kehilangan, sudah berdamai dengan keadaan, takut mendapatkan suami yang tidak sesuai dengan harapannya, takut tidak diperbolehkan untuk tetap tinggal dalam rumah suaminya, dan takut tidak dapat ikut serta dalam pernikahan anaknya ketika menikah. Keputusan Ina Namabalu untuk mengambil tindakan tidak menikah lagi dilakukan bukan tanpa tujuan, tetapi setiap tindakan Ina Namabalu memiliki makna dan tujuan di dalamnya, seperti untuk mempertahankan posisinya dalam keluarga suami, mempertahankan anaknya, dan menjaga agar hubungan dengan keluarga suami tidak putus.
Development of culture-based budi pekerti learning strategies and learning styles in skills lessons Bakhrul Khair Amal; Farihah Farihah; Dina Ampera; Supsiloani Supsiloani; Usman Alhudawi
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 9, No 4 (2023): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020232193

Abstract

The purpose of this research is to develop character learning strategies, find out the learning outcomes of skills taught with hobbyist Batak culture learning strategies and Javanese culture-based learning strategies, find out the learning outcomes of skills that have visual and kinesthetic learning styles, and know the interactions between learning strategies and styles. Learning that has an impact on learning outcomes. This research is development research with a quasi-experimental treatment. The instruments used are learning achievement tests and learning style questionnaire sheets. The hypothesis was tested using Anava. The results of the study stated that learning Skills I in the Batak culture-based learning strategy class had higher learning outcomes than the Skills class with Javanese culture-based character learning strategies in 27 public schools in Medan City. Second Learning Objectives Student skills have a higher kinesthetic learning style compared to students who have a visual learning style in Medan City Middle School students. So for culture-based learning strategies, the results will be better if students have a tendency for kinesthetic learning styles, because kinesthetic learning styles are in accordance with character learning strategies.
Orientation of Cultural Values of Javanese Ethnic as Migrant Contract Workers During Sugar Cane Harvest Period at PTPN I Regional 1 Kebun Bulu Cina, Deli Serdang Regency Alristita Ardiawani; Sulian Ekomila; Supsiloani Supsiloani
Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 5 No. 1 (2025): Maret : Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/khatulistiwa.v5i1.5736

Abstract

This study aims to analyze the orientation of Javanese ethnic cultural values ​​in work ethics that can be seen from the activities and behavior of contract migrant workers while working at PTPN I Regional 1 Kebun Bulu Cina. The research method used in this study is a qualitative method with a descriptive approach. This research was conducted at PT Perkebunan Nusantara I Regional 1 Kebun Bulu Cina. The data collection techniques used were by conducting observations, direct interviews and documentation. The results of this study indicate that the Javanese ethnic group as contract migrant workers in carrying out their work are very oriented towards cultural values ​​such as ulet, persistence, responsibility, harmonious harmony, guyub rukun, obedience to superiors, friendly, polite, courteous and andhap ahsor or noble. The Javanese ethnic group as contract migrant workers has also become a transitional society that has an orientation towards the future.