Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS SEBARAN PENGGUNAAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN BINJAI KOTA Hilda Syahrani; Nahor M. Simanungkalit
Tunas Geografi Vol 6, No 1 (2017): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v6i1.8345

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui jenis sumber air bersih yang digunakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air domestik di Kecamatan Binjai Kota, (2) Untuk mengetahui jumlah pemakaian air bersih untuk kebutuhan domestik per bulan per kapita di Kecamatan Binjai Kota. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di Kecamatan Binjai Kota dan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan stratified random sampling yaitu mengambil sampel dengan memperhatikan strata di dalam  populasi.Teknik analisis data menggunakan jenis analisis deskriptif yang digunakan adalah analisis deskriptif dalam presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  (1) Jenis sumber air bersih yang digunakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air domestik di Kecamatan Binjai Kota  adalah PDAM yaitu sebanyak 63 jiwa (63%) dan Sumur sebanyak 37 jiwa (37%). (2) Penggunaan air domestik di Kecamatan Binjai Kota tahun 2016 menurut hasil penelitian adalah sebesar 235,2 liter/kapita/hari.Kata kunci : sebaran, air domestic, binjai kota 
Penyebaran Daerah Rawan Banjir di Kelurahan Anggrung Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Asrul Asrul; Nahor M. Simanungkalit
JURNAL GEOGRAFI Vol 5, No 2 (2013): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v5i2.8156

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Anggrung Kecamatan Medan Polonia, bertujuan untuk mengetahui persebaran daerah rawan banjir yang meliputi ;karakteristik banjir dan penyebaran daerah rawan banjir. Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh daerah Kelurahan Anggrug dan populasi sekaligus dijadikan sampel (area sampling).Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dalam  penelitian adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, karena penelitian ini menggunakan data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa daerah yang rawan terkena banjir di Kelurahan Anggrung Kecamatan Medan Polonia umumnya berada di sekitar bantaran sungai Babura (banjir kiriman) dan di jalan-jalan raya (banjir lokal). Dengan luas banjir 32.21% dari luas Kelurahan Anggrung, kedalaman banjir berkisar antara 0,1-2 m, lama genangan 1-24 jam dan priode ulang banjir 13,3 kali dalam 4 tahun.Kata Kunci : Banjir,  rawan banjir
Aliran Air Tanah Pada Akuifer Antara Alur Sungai Tualang dan Sungai Bekala di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Ratna Bernadetta; Nahor M. Simanungkalit
JURNAL GEOGRAFI Vol 4, No 1 (2012): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v4i1.7928

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui arah aliran airtanah dangkal pada akifer antara sungai Tualang dan Bekala. (2) mengetahui hubungan kedua sungai terhadap airtanah, apakah bersifat influent atau effluent, (3) mengetahui sumur-sumur mana yang cenderung menerima masukan air dari sungai.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi langsung dan Studi dokumentasi. Data yang diperoleh selanjutnya di analisa secara Deskriptif Kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akuifer yang terletak pada kawasan lahan antara alur sungai Tualang dan sungai Bekala dimana sebagai sumber data adalah sumur-sumur preatis dalam bentuk sumur timba sebanyak 36 sumur dan titik pengukuran sungai sebanyak 25 titik. Hasil penelitian menunjukkan (1) Arah aliran air tanah di daerah penelitian cukup bervariasi dapat dilihat pada gambar 1, Peta Arah Aliran Air Tanah Pada Akuifer Antara Alur Sungai Tualang Dan Sungai Bekala, (2) diantara sungai Tualang dan sungai Bekala, hanya sungai Bekala yang tergolong influent terhadap air tanah, sedangkan sungai Tualang sepanjang alirannya dari hulu hingga ke hilir bersifat effluent. (3) Pada daerah hulu alur sungai sepanjang 1,14km dari hulu menuju bagian tengah, sungai Bekala bersifat influent terhadap air tanah sehingga  memberikan masukan air tanah pada sumur nomor 14 (030 27’ 45,2” LU dan 980 38’ 04,9” BT), sumur nomor 8 (030 27’ 42,8” LU dan 980 38’ 03,6” BT), sumur nomor 11 (030 27’ 30,3” LU dan 980 37’ 56,6” BT), sumur nomor 4(030 27’ 49,3” LU dan 980 38’ 15,0” BT) beserta sumur-sumur yang berada di daerah sekitarnya.Kaca kunci : Aliran air tanah, akuifer
Analisis Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Bawang Merah di Desa Pasaran Parsaoran Kecamatan Nainggolan Kabupaten Samosir Desmi Sianturi; Nahor M. Simanungkalit
JURNAL GEOGRAFI Vol 9, No 2 (2017): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v9i2.6971

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Karakteristik kualitas lahan (temperatur, curah hujan rata-rata, drainase, tekstur, kedalaman perakaran, KTK, pH, N-total, K2), P2O5, kemiringan lereng, batuan di permukaan dan singkapan batuan), 2) Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman bawang merah di Desa Pasaman Parsaoran Kecamatan Nainggolan Kabupaten Samosir. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan kering di Desa Pasaman parsaoran seluas 1055 Ha. Sampel ditentukan secara Purposive Sampling, dipilih berdasar 2 (dua) ketentuan tertentu : 1) ketinggian tempat yang berdampak pada suhu mikro, dan 2) bentuk relief daerah penelitian yang memiliki topografi bergelombang dengan menggunakan kontur interval 10 meter, sehingga diperoleh sampel sebanyak 4 titik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah Observasi, teknik pengukuran dan studi dokumenter. Data dianalisis secara deskriftif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kualitas lahan di Desa Pasaman Parsaoran tidak baik untuk tanaman bawang merah akibat ketersediaan air (w) yang berlebih. 2) Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman bawang merah berada pada kelas Nw karena kondisi curah hujan yang tinggi. Lahan yang memiliki pembatas paling banyak berada pada wilayah dusun III dengan faktor pembatasnya curah hujan (w) pada kelas N, pH dan lereng pada kelas S3 (sesuai marginal), suhu, drainase pada kelas S2. Lahan yang memiliki penghambat paling sedikit berada pada dusun II dengan faktor pembatas ketersediaan air (w) berada pada kelas N. Nilai Ph, suhu, KTK, pada kelas S2 dan faktor pendukungnya ialah tekstur, kedalaman efektif tanah, N-total, P2O5, batuan di permukaan, dan singkapan batuan pada kelas S1. Kata kunci : Kelas kesesuaian lahan, Bawang merah
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Pesisir Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang (1990-2011) Winda Lestari; Nahor M. Simanungkalit
JURNAL GEOGRAFI Vol 4, No 2 (2012): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v4i2.8067

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perubahan penggunaan lahan pada tahun 1990-2011 Wilayah Pesisir Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, (2) kesesuaian perubahan penggunaan lahan Desa Tanjung Rejo dengan RUTR Kecamatan Percut Sei Tuan dan RTRW.  Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan studi dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kawasan Desa Tanjung Rejo sekaligus menjadi sampel penelitian. Teknik pengolahan data dilakukan melalui metode deskriptif yaitu analisis perbandingan peta penggunaan lahan Desa Tanjung Rejo tahun 1990-2011 secara sistematik. Hasil penelitian menunjukan (1) dalam kurun waktu 22 tahun yaitu tahun 1990 sampai 2011 terjadi perubahan penggunaan lahan atau perubahan fungsi lahan terutama penggunaan lahan berupa hutan mangrove mengalami pengurangan luas sebesar 234,92 Ha (5,34%) walaupun sudah ada program rehabilitasi mangrove, perumahan mengalami penambahan luas sebesar 33,98 Ha (0,77%), penggunaan lahan berupa tambak mengalami penambahan luas sebesar 465,12 Ha (3,74 %), dan alih fungsi lahan dari lahan pertanian sawah menjadi kebun kelapa sawit seluas 164,81 Ha (3,74%), (2) perubahan penggunaan lahan tidak sesuai sejak tahun 1990 hingga tahun 2011 dengan RUTR dan RTRW yang mengarahkan wilayah Desa sebagai wilayah jalur hijau (kawasan lindung).Kata kunci :      Analisis perubahan, Penggunaan lahan, Wilayah pesisir
Pemilihan Media dan Cara Membuat Peta Statistik Untuk Pembelajaran Geografi di SMA Nahor M. Simanungkalit
JURNAL GEOGRAFI Vol 3, No 2 (2011): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v3i2.7359

Abstract

Agar proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa dan kreatifitas, dibutuhkan bahan ajar/materi dan media pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Media pembelajaran meningkatkan derajat kekonretan dari berbagai pengalaman siswa sehingga memberi ruang yang cukup bagi prakarsa dan kreatifitas. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu : (1) Maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran, (2) Karakteristik Media Pembelajaran, (3) Alternatif Pilihan. Pemilihan, pengemasan sarana dan media pembelajaran geografi lebih efektif dilakukan setelah mengidentifikasi jenis materi pembelajaran (bahan ajar) apakah berupa fakta, konsep, prinsip, atau prosedur. Peta statistik geografi menunjukkan nilai/kuantitas untuk data bersifat posisional (titik), linier (garis), dan luasan (bidang) yang terdiri dari : (1) peta statistik untuk simbol titik, (2) peta statistik untuk simbol garis (garis bentuk panah dan garis aliran, serta garis isopleth), dan (3)  peta statistik untuk simbol bidang (contoh : peta kelas kemiringan lereng).Kata Kunci : Pemilihan Media, Peta Pembelajaran Geografi SMA
Penggunaan Teknologi Konservasi Tanah Pada Pertanian Lahan Kering di Desa Motung Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir Dedy Gusnaryo Pandiangan; Nahor M. Simanungkalit
JURNAL GEOGRAFI Vol 5, No 1 (2013): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v5i1.8087

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui(1) Keadaan kemiringan lereng dan ketinggian lahan yang terdapat di desa Motung,(2) Persebaran pertanian lahan kering menurut kondisi kemiringan dan ketinggian lahan di desa Motung (3) Kesesuaian penggunaan teknologi konservasi tanah dengan kemiringan lereng dan ketinggian tempat lahan yang diusahakan.Penelitian ini dilaksanakan pada lahan pertanian kering di desa motung . Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah desa motung dan yang menjadi sampel penelitian adalah pertanian lahan kering yang ada di desa motung, untuk  memperoleh informasi pertanian lahan kering secara insidentil ditentukan sebanyak 20 orang petani sebagai responden/sumber data. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan komunikasi langsung (wawancara),observasi langsung dan studi dokumenter. Tehnik analisa data yang digunakan adalah tehnik analisis deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keadaan kemiringan lereng lahan di desa Motung terdiri dari 5 kelas lereng yaitu lereng I ,0-7% (datar-berombak) dengan luas 725 ha,(37,20%) dari luas daerah penelitian, lereng II ,8-14% (landai-agak miring) dengan luas 350 ha (17,94%) dari luas daerah penelitian; lereng III,15-24 % ( miring) dengan luas 450 ha (23,07%) dari luas daerah penelitian; lereng IV, 25-39% (terjal) dengan luas 350 ha (17,94%) dari luas daerah penelitian; lereng V, kemiringan >40% (sangat terjal) seluas 75 ha(3,85%) dari luas daerah penelitian. Ketinggian lahan di desa Motung berada >1000 meter di atas permukaan laut yang di kategorikan menurut I Made Sandy sebagai daerah terbatas 2. (2) Jenis pertanian lahan kering yaitu menurut jenis tanaman : semusim dan tahunan  tersebar dari lereng I sampai lereng V dengan ketinggian lahan terbatas 2 dimana terdapat 15 jenis pertanian lahan kering dan 52 satuan lahan pertanian lahan kering di desa Motung.(3) Kesesuaian penggunaan teknologi konservasi tanah dengan keadaan kemiringan lereng dan ketinggian, terdapat 49 satuan lahan pertanian lahan kering yang sesuai dan 3 satuan lahan pertanian lahan kering yang tidak sesuai.Kata Kunci : Teknologi Konservasi Tanah, Pertanian Lahan Kering
Evaluasi Kemampuan Lahan dan Penggunaan Lahan Pertanian Di Sub DAS Gotigoti Daerah Aliran Sungai Batangtoru Kabupaten Tapanuli Utara Nahor M. Simanungkalit
JURNAL GEOGRAFI Vol 3, No 1 (2011): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v3i1.7284

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui sebaran kelas kemampuan lahan, dan menentukan kesesuaian penggunaan lahan pertanian secara umum dengan kelas kemampuan lahan Sub DAS Gotigoti. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan survei untuk pengumpulan data sekunder dan primer. Data sekunder berupafoto udara, peta-peta dan data iklim. Data primer berupa karakteristik lahan dari hasil pengamatan, pengukuran, pencatatan dan pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat fisik tanah. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara stratified purposive sampling, dengan satuan lahan sebagai stratanya, yang terdiri dari 26 unit lahan. Analisis data dilakukan secara spasial dan komparatif dengan satuan lahan sebagai satuan analisis spasial Klasifikasi kemampuan lahan menggunakan kriteria Arsyad (1989) dengan metode matching.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kemampuan lahan Sub DAS Gotigoti bervariasi, terdiri dari lima kelas yaitu kelas kemampuan II, III, IV, VI dan VIII. Kelas kemampuan lahan terluas sebararmya adalah kelas Illmeliputi 16 satuan lahan, menempati luasan 925,28 ha (41,33 %) dari luas Sub DAS Goti¬goti, kelas kemampuan lahan IV meliputi 7 satuan lahan dengan luas 615,88 ha (27,50 %), kelas kemampuan VI terdiri dari 2 satuan lahan menempati luasan lahan 385,68 ha (27,50 %). Kelas kemampuan lahan VIII da II masing-masing terdiri dari 1 satuan lahan. Dari 26 satuan lahan terdapat 25 satuan lahan yang bentuk penggunaan lahannya sesuai dengan kelas kemampuan lahan, satu satuan lahan yaitu DiTVHp.l penggunaan lahan tidak sesuai dengan kelas kemampuan lahan.Kata Kunci: Kelas kemampuan lahan, penggunaan lahan