Indra Setiawan
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INVENTARISASI RAGAM HIAS ACEH PADA ILUMINASI MUSHAF AL-QURAN KUNO KOLEKSI PEDIR MUSEUM DI BANDA ACEH Niko Andeska; Indra Setiawan; Rika Wirandi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.15134

Abstract

AbstrakIluminasi atau seni naskah (the art of the book), dapat diartikan sebagai garapan visual yang bersifat dekoratif yang terdapat pada naskah yang berfungsi sebagai penghias. Pada dasarnya digunakan untuk memperindah bagian tertentu, terutama pada halaman depan naskah (frontispiece). Dalam naskah kuno karya ulama Aceh diketemukan berbagai bentuk iluminasi yang mengadopsi gaya ragam hias lokal Aceh. Keindahan iluminasi dalam khazanah naskah kuno karya ulama Aceh, terutama yang terdapat mushaf Al-Quran yang terhimpun menjadi koleksi lembaga-lembaga non pemerintah (swasta) di Kota Banda Aceh saat ini belum sepenuhnya tersentuh oleh kajian-kajian yang mengarah pada aspek rupa. Baik dari segi pendataan yang komprehensif hingga analisis mendalam dalam perspektif seni rupa.Penelitian yang berjudul “Inventarisasi Ragam Hias Aceh Pada Iluminasi Mushaf Al-Quran Kuno Koleksi Pedir Museum di Banda Aceh” bertujuan untuk mengkaji aspek rupa yang memfokuska n pada ragam hias Aceh pada iluminasi pada beberapa mushaf Al-Quran koleksi Pedir Museum. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan pendataan. Data-data yang telah terkumpul kemudian dilakukan proses pengindentifikasian, pengkatagorisasian, dan analisis data dengan mengunakan metode digitalisasi ragam hias pada beberapa mushaf Al-Quran koleksi Pedir Museum Banda Aceh. Penelitian ini diharapkan dapat mendata, mendokumentasikan, meninventarisir, serta analisis karakteristik ragam hias Aceh yang terdapat pada iluminasi mushaf Al-Quran koleksi Pedir Museum.Kata Kunci: ragam hias Aceh, mushaf Al-Quran.AbstractIllumination or manuscript (the art of the book), can be interpreted as a decorative visual work that is contained in the manuscript that serves as a decoration. Basically used to beautify certain parts, especially on the front page of the script (frontispiece). In ancient manuscripts by Acehnese scholars, various forms of illumination were adopted which adopted the local Acehnese decorative style. The beauty of illumination in the treasures of ancient manuscripts by Acehnese ulama, especially those contained in the Al-Quran Manuscripts compiled into a collection of non-governmental institutions (private) in the city of Banda Aceh at this time has not been fully touched by studies that lead to visual aspects. Both in terms of comprehensive data collection to in-depth analysis in the perspective of fine arts. The study entitled "Inventory of Aceh Ornamental Variations in Illumination of Ancient Al-Quran Manuscripts in the Pedir Museum Collection in Banda Aceh" aims to examine visual aspects that focus on the Acehnese ornamental variety in illuminations on several Al-Quran Manuscripts from the Pedir Museum collection. This research uses quantitative research methods, using data collection techniques through observation, interviews, documentation, and data collection. The data that has been collected is then carried out the process of identifying, categorizing, and analyzing the data by using the digitizing method of ornamental variance in several Al-Quran Manuscripts from the Banda Aceh Pedir Museum collection. This research is expected to be able to record, document, inventory, and analyze the characteristics of Aceh's ornamental variations found in the illumination of the Al-Quran Manuscripts from the Pedir Museum collection.  Keywords: variety of ornamental Aceh, Al-Quran manuscripts. 
IDENTIFIKASI UMAH ADAT PITU RUANG SEBAGAI PRODUK KEBUDAYAAN GAYO. STUDI KASUS: UMAH REJE BALUNTARA DI ACEH TENGAH Fani Dila Sari; Haria Nanda Pratama; Indra Setiawan
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i2.22116

Abstract

AbstrakUmah Adat Pitu Ruang merupakan karya seni bangunan rumah adat Suku Gayo. Struktur bangunannya berupa rumah panggung yang memiliki 36 tiang sebagai penopang dengan ornamen-ornamen berbagai warna yang menghiasi Umah Adat Pitu Ruang. Rumah adat Gayo ini memiliki fungsi tidak hanya sebagai bangunan tempat tinggal, namun sebagai identitas budaya Gayo sekaligus penerapan nilai-nilai estetis bagi masyarakatnya. Identifikasi Umah Adat Pitu Ruang sebagai produk kebudayaan Gayo dibentuk oleh tatanan hidup masyarakatnya.  Salah satu hasil kebudayaan yang masih ada di daerah Takegon Aceh Tengah yaitu Umah Adat Pitu Ruang. Kebudayaan ini diwariskan oleh leluhur suku Gayo yang representasi wujud kehidupan sosial budaya masyarakat Takegon Aceh Tengah. Rumah adat ini merupakan peninggalan bersejarah atau sebuah mahakarya seni yang memiliki filosofi kehidupan yang berlandaskan kepada nilai-nilai sosial masyarakatnya dilihat dari bangunannya. Studi kasus: Umah reje Baluntara di Aceh Tengah dengan metode penelitian kualitatif.  Kata Kunci: gayo, kebudayaan, umah, pitu, ruang.AbstractThe Umah Adat Pitu Ruang is a work of art for the traditional house of the Gayo tribe. The structure of the building is in the form of a house on stilts which has 36 pillars as a support with various colored ornaments that adorn the Umah Adat Pitu Ruang. This Gayo traditional house has a function not only as a residential building, but as a Gayo cultural identity as well as the application of aesthetic values to the community. The identification of the Pitu Ruang Adat Umah as a product of Gayo culture is shaped by the life order of the people. One of the cultural products that still exist in the Takegon area of Central Aceh is the Pitu Room Umah Adat Pitu Ruang. This culture was inherited by the ancestors of the Gayo tribe who represented the socio-cultural life of the Takegon people of Central Aceh. This traditional house is a historical heritage or a masterpiece of art which has a philosophy of life based on the social values of the community as seen from the building. Case study: Umah reje Baluntara in Central Aceh using qualitative research methods.Keywords: gayo, cultural, umah, pitu, ruang. 
TINJAUAN ESTETIKA ISLAM PADA KONTRUKSI VISUAL UMOH REJE BALUNTARA SUKU GAYO DI TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH Indra Setiawan; Haria Nanda Pratama; Fani Dila Sari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 1 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i1.17931

Abstract

AbstrakUmoh Reje Beluntara  Suku Gayo merupakan rumah tempat tinggal raja sebagai ruang aktivitas kesehariannya.  Penciptaan  rumah adat muara dari segala macam bentuk penghadiran dan penataan untuk mengatur laju kehidupan masyarakat Beluntara Suku Gayo. Kontruksi visual Umoh Reje Baluntara Suku Gayo memperesentasikan nilai-nilai islam sebagai landasan penciptaan sekaligus aktivitas di dalam rumah pada masa lampau. Rerpresentasi Visual Sebagai Simbol Nilai-Nilai Keislaman Pada Umoh Reje Baluntara ditinjau dengan metode penelitian kualitatif.  Estetika dengan pedekatan islami mencakup nilai yang terdapat dalam tatanan fungsi ruang dan ornament  yang terdapat pada rumah adat reje Baluntara.Kata Kunci: umoh, reje, baluntara, pituruang, gayo.AbstractUmoh Reje Beluntara Gayo tribe is the residence of the king as a space for daily activities. The creation of estuary traditional houses from all forms of presence and arrangement to regulate the pace of life of the Beluntara Gayo people. The visual construction of the Umoh Reje Baluntara Gayo tribe presents Islamic values as a basis for creation as well as activities in the home in the past. Visual representation as a symbol of Islamic values in Umoh Reje Baluntara was reviewed with qualitative research methods. Aesthetics with Islamic approach include the values contained in the spatial order and ornament function found in the Baluntara reje traditional house.  Keywords: umoh, reje, baluntara, pituruang, gayo.