Hesti Renggana
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Garut

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina Delile.) pada Mencit Putih Galur Swiss Webster yang Diinduksi Melinjo dan Hati Ayam Doni Anshar Nuari; Hesti Renggana; Cindra Tri Yuniar; Mentari Novitasari; Asholeha Lulu
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v18i01.12318

Abstract

Hyperuricemic is a condition in which uric acid level in blood exceeds its normal level. Empirically, African leaves (Vernonia amygdalina Delile.) were used to treat diabetic, hypercholesterolemic, fever, hypertension and hyperuricemic by drinking boiled water of African leaves. This in vivo study was performed to determine antihyperuricemic activity of ethanolic extract of African leaves on male mice using the POCT (Point of Care Testing) method. Suspension combination of melinjo and chicken liver juice were used as hyperuricemic inductor. It is given orally for consecutive 9 days and the uric acid level were tested on day 1, 3, 6, and 9. The results showed that the ethanolic extract of African leaves (Vernonia amygdalina Delile.) at dosage 100, 200, and 400 mg/KgBW had a significantly different antihyperuricemic activity against negative control.
Review: Aktivitas Antihiperurisemia Beberapa Tanaman dari Arboretum Garut Puja Yanti; Anas Subarnas; Hesti Renggana
Jurnal Pharmascience Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i2.9101

Abstract

Hiperurisemia merupakan suatu kondisi berlebihnya kadar asam urat dalam darah. Hal ini dapat terjadi karena adanya kelebihan produksi asam urat dan kekurangan ekskresi asam urat, yaitu ditandai dengan kadar asam urat yang tinggi (> 7 mg/ dL). Jika hal tersebut terjadi secara terus-menerus maka akan terjadi gout arthritis. Di Arboretum Garut Terdapat banyak tanaman yang dapat digunakan sebagai antihiperurisemia seperti sirsak (Annona muricata L.), kayu manis (Cinnamomum burmanii), temu putih (Curcuma zedoaria), jamblang (Syzigium cumini), kersen (Muntingia calabura L.), pucuk merah (Syzigium myrrtifolium), dan salam (Syzigium polyanthum). Review jurnal ini membahas aktivitas antihiperurisemia beberapa tanaman yang berada di Arboretum Garut. Metode yang digunakan yaitu studi literatur beberapa jurnal yang didapat melalui situs google scholar, sciencedirect, Elsevier, dan sebagainya. Hasil yang didapat dari beberapa tanaman tersebut memiliki aktivitas antihiperurisemia dan tanaman yang memiliki persentase penurunan asam urat terbesar yaitu daun S. polyanthum dengan nilai persentase penurunan asam urat sebanyak 79,35%. Daun S. polyanthum memiliki potensi antihiperurisemia paling baik, sehingga perlu dikembangkan lebih banyak di Arboretum Garut. Kata Kunci: Arboretum, Asam Urat, Gout, Hiperurisemia, Tanaman Obat Hyperuricemia is a condition of excessive levels of uric acid in the blood. This can occur due to an overproduction of uric acid and a lack of uric acid excretion, which is characterized by high uric acid levels (> 7 mg / dL). If it happens continuously, gout arthritis will occur. In Garut Arboretum, there are many plants that can be used as antihyperuricemia such as soursop (Annona muricata L.), cinnamon (Cinnamomum burmanii), white turmeric (Curcuma zedoaria), java plum (Syzigium cumini), cotton candy berry (Muntingia calabura L.), pucuk merah (Syzigium myrrtifolium), and indian baywatch (Syzigium polyanthum). This journal review discusses the antihyperuricemia activity of several plants in Garut Arboretum. The method used is a literature study of several journals obtained from the google scholar site, sciencedirect, Elsevier, etc. The results show that several plants have antihyperuricemia activity and among those plants the S. polyanthum) have the highest reducing effect on blood uric acid with the reducing percentage of 79.35%.  The leaves of S. polyanthum plant have the best potential for antihyperuricemia, so this plant is suggested to be developed in the Garut Arboretum.
SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI-FRAKSI DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP SEL KANKER PROSTAT DU 145 DENGAN METODE MTT ASSAY: CYTOTOXICITY OF ETHANOL EXTRACT AND FRACTION PAPAYA LEAF (Carica papaya L.) ON PROSTATE CANCER CELLS DU 145 USING MTT ASSAY METHOD Hesti Renggana; Asman Sadino; Risa Susanti; Rahmi; Dani Sujana
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.898 KB) | DOI: 10.37874/ms.v7i2.346

Abstract

Kanker prostat merupakan merupakan kanker yang paling umum diderita oleh pria selama 2016, kasus baru pada penderita kanker prostat sudah diperkirakan sebanyak 180.890 dan kasus kematian 26.120 kasus. Terapi yang sering digunakan pada penderita kanker prostat ini salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi dapat menyebabkan senyawa antikanker tidak sensitif, karena terjadi resistensi sel kanker. Maka dari itu, diperlukan pula metode alternatif pengobatan tradisional atau herbal. Dalam terapi kanker, penggunan tanaman herbal dinilai memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan terapi menggunakan obat-obat kimia. Daun pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tumbuhan yang telah diteliti memiliki aktivitas sitotoksik MiaPaca-2 dan ASPC-1. Dalam penelitian ini, dilakukan uji sitotoksisitas ekstrak etanol dan fraksi-fraksi daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap sel kanker DU 145 untuk mengetahui aktivitas antikanker  dengan menggunakan metode MTT Assay. Hasil uji sitotoksisitas terhadap sel kanker prostat DU 145 menunjukan esktrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air dengan berbagai konsentrasi 31.25, 62.5, 125, 250, dan 500 µg/mL.Fraksi N-heksan memiliki nilai IC50 sebesar 2,80 µg/mL dengan kategori sangat aktif. Hasil aktivitas sitotoksik tersebut dibuktikan dari hasil penafisan fitokimia dari daun pepaya. Metabolit sekunder yang bersifat nonpolar seperti alkaloid pada penafisan fitokimia memperoleh hasil positif. Hal ini membuktikan bahwa alkaloid (carpaine) berkhasiat melawan kanker. Sedangkan pada fraksi air dengan nilai IC50 sebesar 398 µg/mL, fraksi etil asetat  sebesar 134 µg/mL dan ekstrak etanol daun pepaya memiliki nilai IC50 sebesar 151 µg/mL bersifat cukup aktif terhadap sel DU 145.
AKTIVITAS ANTIKANKER FAMILI MYRTACEAE Hesti Renggana; Yuni Elsa Hadisaputri; Anas Subarnas
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.66 KB) | DOI: 10.52434/jfb.v9i2.506

Abstract

Tanaman adalah sumber dari berbagai metabolit sekunder, yang sering digunakan dalam aktivitas antikanker. Menemukan obat antikanker baru dari sumber herbal lebih penting baik dalam biologi maupun kegiatan farmakologis. Oleh karena itu, tujuan dari review artikel ini adalah untuk mengidentifikasi agen antikanker dari 6 tanaman yang memiliki aktivitas antikanker dari famili myrtaceae. Dari data literatur famili myrtaceae yang memiliki aktivitas sebagai anti kanker diantaranya Callistemon citrinus (Curtis) skeel , Syzygium aromaticum L., Psidium guajava L. , Myrcia bella Cambess, Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk, dan Syzygium cumini L. Kata kunci : anti kanker, myrtaceae
SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI-FRAKSI DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP SEL KANKER PROSTAT DU 145 DENGAN METODE MTT ASSAY: CYTOTOXICITY OF ETHANOL EXTRACT AND FRACTION PAPAYA LEAF (Carica papaya L.) ON PROSTATE CANCER CELLS DU 145 USING MTT ASSAY METHOD Hesti Renggana; Asman Sadino; Risa Susanti; Rahmi; Dani Sujana
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i2.346

Abstract

Kanker prostat merupakan merupakan kanker yang paling umum diderita oleh pria selama 2016, kasus baru pada penderita kanker prostat sudah diperkirakan sebanyak 180.890 dan kasus kematian 26.120 kasus. Terapi yang sering digunakan pada penderita kanker prostat ini salah satunya adalah kemoterapi. Kemoterapi dapat menyebabkan senyawa antikanker tidak sensitif, karena terjadi resistensi sel kanker. Maka dari itu, diperlukan pula metode alternatif pengobatan tradisional atau herbal. Dalam terapi kanker, penggunan tanaman herbal dinilai memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan terapi menggunakan obat-obat kimia. Daun pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu tumbuhan yang telah diteliti memiliki aktivitas sitotoksik MiaPaca-2 dan ASPC-1. Dalam penelitian ini, dilakukan uji sitotoksisitas ekstrak etanol dan fraksi-fraksi daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap sel kanker DU 145 untuk mengetahui aktivitas antikanker  dengan menggunakan metode MTT Assay. Hasil uji sitotoksisitas terhadap sel kanker prostat DU 145 menunjukan esktrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air dengan berbagai konsentrasi 31.25, 62.5, 125, 250, dan 500 µg/mL.Fraksi N-heksan memiliki nilai IC50 sebesar 2,80 µg/mL dengan kategori sangat aktif. Hasil aktivitas sitotoksik tersebut dibuktikan dari hasil penafisan fitokimia dari daun pepaya. Metabolit sekunder yang bersifat nonpolar seperti alkaloid pada penafisan fitokimia memperoleh hasil positif. Hal ini membuktikan bahwa alkaloid (carpaine) berkhasiat melawan kanker. Sedangkan pada fraksi air dengan nilai IC50 sebesar 398 µg/mL, fraksi etil asetat  sebesar 134 µg/mL dan ekstrak etanol daun pepaya memiliki nilai IC50 sebesar 151 µg/mL bersifat cukup aktif terhadap sel DU 145.