Yasrul Sami
Universitas Negeri Padang

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENERAPAN RAGAM HIAS MINANGKABAU DALAM PEMBELAJARAN MEMBATIK BAGI GURU SENI BUDAYA SMPN DAN MTsN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Syafei Syafei; Efrizal Efrizal; Yasrul Sami; Zubaidah Zubaidah; Ariusmedi Ariusmedi; Maltha Kharisma
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.31709

Abstract

One of the obstacles in improving the quality of education and learning in schools is the lack of improvement in the quality of teachers. In addition, the limited opportunity to gain additional knowledge and skills for teachers is the cause of the decline in the quality of education. The results of the instructor team's discussion with Desmiyanti, S, Pd. a teacher in the field of Fine Arts Studies at SMPN 2 VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman Regency (2020) that: the implementation of Fine Arts learning at SMPN Padang Pariaman Regency is on average taught by teachers with educational backgrounds other than Fine Arts. One indication shows the low ability of teachers in batik learning materials that require theory and practice of standard materials and equipment and procedures. As a consequence, the learning of fine arts, especially batik material, does not work properly. Especially if it is related to batik materials and equipment, the average junior high school level has received subsidies from the education office. However, in reality, teachers are not able to utilize the materials and equipment of batik that are already available for learning fine arts. Concerns about the inability of teachers in the learning process, especially this batik material, require teachers to attend education and training/workshops on: "The Application of Minangkabau Ornaments in Batik Learning for Middle School and MTsN Cultural Arts Teachers in Padang Pariaman Regency", so that junior high school arts and culture teachers /MTsN is able to teach one of the Competency Standards, namely: (4.1) "application of Decorative Variety on textiles based on fabrics" in class VII.Keywords: art and culture, membatik.AbstrakSalah satu kendala dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah-sekolah adalah kurangnya perbaikan terhadap kualitas guru. Di samping itu keterbatasan kesempatan untuk mendapatkan penambahan ilmu dan keterampilan bagi guru menjadi penyebab turunnya mutu pendidikan. Hasil diskusi tim instruktur dengan Desmiyanti, S,Pd. guru bidang Studi Seni Rupa SMPN 2 VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman (2020) bahwa: pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa di SMPN Kabupaten Padang Pariaman rata-rata diajar oleh guru-guru dengan latar belakang pendidikan bukan Seni Rupa. Salah satu indikasi menunjukkan rendahnya kemampuan guru dalam materi pembelajaran membatik yang membutuhkan teori dan praktik bahan dan peralatan serta perosedur yang baku. Konsekuensinya, pembelajaran seni rupa khususnya materi membatik tidak berjalan menurut semestinya. Apalagi jika dikaitkan dengan bahan dan peralatan membatik yang rata-rata sekolah tingkat SMP sudah mendapatkan subsidi dari dinas pendidikan. Namun kenyataannya, guru tidak mampu memanfaatkan bahan dan peralatan membatik yang sudah tersedia untuk pembelajaran seni rupa. Kekhawatiran terhadap ketidakmampuan guru dalam proses pembelajaran khususnya materi membatik ini, mengharuskan guru mengikuti pendidikan dan pelatihan/ workshop tentang:“Penerapan Ragam Hias Minangkabau dalam Pembelajaran Membatik bagi Guru-Guru Seni Budaya SMP dan MTsN di Kabupaten Padang Pariaman”, sehingga guru seni budaya SMP/MTsN mampu mengajarkan salah satu Standar Kompetensi yaitu: (4.1) “penerapan Ragam Hias pada tekstil basis kain” di kelas VII.   Kata Kunci:seni budaya, membatik. Authors:Syafei : Universitas Negeri PadangEfrizal : Universitas Negeri PadangYasrul Sami : Universitas Negeri PadangZubaidah : Universitas Negeri PadangAriusmedi : Universitas Negeri PadangMaltha Kharisma : Universitas Negeri Padang References:Khairuzzaky, K. (2018). Kajian Struktur Ragam Hias Ukiran Tradisional Minangkabau Pada Istano Basa Paguruyung. Jurnal Titik Imaji, 1(1), 54-67.Prasetya, L. E., & Adi, S. M. (2011). Makna dan Filosofi Ragam Hias Pada Rumah Tradisional Minangkabau di Nagari Pariangan Tanah Datar. In Seminar Nasional “Kearifan Lokal Dalam Keberagaman Untuk Pembangunan Indonesia (pp. 59-70).
KUCING SEBAGAI SUMBER INSPRIRASI KARYA LUKIS SUREALIS Ika Wulandari; Yasrul Sami
Serupa The Journal of Art Education Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.983 KB) | DOI: 10.24036/stjae.v11i1.117625

Abstract

Karya akhir ini bertujuan untuk memvisualisasikan kucing melalui karya seni lukis dengan gaya surealisme dua dimensi. Karya ini adalah gambaran interaksi perilaku kucing dengan manusia (pemelihara) dan masyarakat setempat terhadap keberadaan kucing, sehingga dapat diambil nilai moral dalam menjalani kehidupan sehari-hari agar bertanggungjawab terhadap hewan peliharaan dan menumbuhkan rasa tolong-menolong bukan hanya manusia kepada manusia lain tetapi manusia terhadap lingkungan hidup. Metode yang digunakan melalui beberapa tahapan yaitu: tahapan persiapan, tahapan elaborasi, tahapan sintesis, tahapan realisasi konsep, tahapan penyelesaian. Dalam pembuatan karya akhir ini membuat karya lukis, karya yang dihadirkan merupakan fenomena sosial pada objek kucing. Sepuluh karya lukis yang diselesaikan berjudul: bibit, tidur, mengasah kuku, kasih hingga ujung nyawa, kucing hitam, belang tiga, teman tidak mengenal derajat, afeksi, berbagi, mitos. Penyelesaian melalui pameran, dokumentasi dan laporan karya akhir
Ayam Dalam Seni Lukis Ekspresionis Kadiaman Telaumbanua; yasrul sami
Serupa The Journal of Art Education Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.339 KB) | DOI: 10.24036/stjae.v11i2.116887

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memvisualisasikan ayam dalam lukisan ekspresionis. Hal ini karena ayam memiliki filosofi dalam kehidupan sosial manusia dalam hal merawat, melindungi dengan cinta, mencari makan dan memberi makan untuk bertahan hidup.Metode penciptaan dalam karya akhir ini dilakukan secara bertahap, dimulai dari persiapan mengamati fenomena yang terjadi secara langsung. Selanjutnya, elaborasi tahap pendalaman, sintesis tahap ide-setting, kemudian realisasi konsep penyiapan sketsa, bahan, alat, dan proses penggarapan karya. Penyelesaian terakhir atau tahap penyelesaian pekerjaan.Sepuluh karya seni yang menggunakan teknik Ekspresionis dengan ukuran 100 x 100 cm bertemakan fenomena sosial dengan ide seekor ayam dalam lukisan ini dikembangkan dengan judul, “Untuk Masa Depan”, “Merdu”, “Harmoni ”, “Pertumbuhan”, “Keindahan”, “Kesempurnaan”, “Kekayaan Hati”, “Kejantanan”, “Mencari”, dan “Melihat ke Depan”.Kata kunci: tari, ilau, homogenisasi budaya, music, tradisional
BUNGA MAWAR DALAM SENI LUKIS KONTEMPORER ahyur linda linda; Yasrul Sami B
Serupa The Journal of Art Education Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/stjae.v11i3.118513

Abstract

Menciptakan lukisan dengan objek bunga mawar sebagai simbol ungkapan perasaan, dengan tampilan yang menarik ke dalam karya seni lukis sehingga dapat dinikmati. Perwujudan ide-ide seni ini memiliki beberapa tahapan dalam pelaksanaannya, sehingga menghasilkan karya seni yang baik secara tampilan maupun konsep. Tahapan tersebut di antaranya adalah tahap persiapan,tahap elaborasi, tahap sintesis, tahap realisasi konsep dan penyelesaian. Penulis memvisualkan bunga mawar sebagai ungkapan perasaan seseorang tersebut dalam 10 karya akhir seni lukis kontemporer yang masing-masing diberi judul : (1) Memendam Perasaan, (2) Kecewa, (3) Nyaman, (4) Patah Hati, (5) Sepi, (6) Tulus, (7) Di Gantung, (8) Terluka, (9) Harga diri, (10) Sabar. Kata kunci: Bunga Mawar, Perasaan, Lukis Realis Kontemporer
Generasi Milenial dalam Seni Lukis Kontemporer Ari Nopri; Yasrul Sami
Journal on Education Vol 5 No 2 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v5i2.1277

Abstract

The purposed of this final ending works is to remind to re-awaken to millennial generation about a consumptive lifestyle in everyday life. The characteristics of the millennial generation that tend to be impulsive and sensitive to a new innovations supported the tendency of a consumptive millenials lifestyle. With that, millennials who go to cafes are not because they needed it but because they want to it. Through this, millennials often exposed their presence to the spot to social networks, while in cafes. The method and process of creating this works is carried out in turns, namely: the prepared stage, elaborated, synthesis, concept realization, until the stage of completion or finishing the process in the work. Ten works were depicted with sizes of 110 cm x 100 cm and 100 x 100 cm with oil on canvas as the medium with different titles, namely: " Mind " , " Consistent " , " Information " , " Killing me inside " , " Undercover ” , “Affected” , “Guess” , “Freedom” , “Technology”,
KASIH SAYANG INDUK AYAM DALAM KARYA SENI LUKIS KONTEMPORER Muhammad Ivan Amrozi; Yasrul Sami. B
Serupa The Journal of Art Education Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/stjae.v12i2.121754

Abstract

Muhammad Ivan Amrozi, 2023: Kasih Sayang Induk Ayam dalam Karya Seni Lukis Kontemporer                Karya akhir ini dibuat dengan tujuan untuk mengungkapkan bentuk kasih sayang ibu kepada anaknya yang divisualisasikan dengan induk ayam ke dalam karya seni lukis dengan gaya kontemporer. Serta sebagai sarana untuk memperdalam konsep dan teknik berkarya lukis.                Pembuatan karya akhir ini menerapkan metode penciptaan yang dilakukan secara bertahap. Dimulai dari tahapan persiapan, tahapan elaborasi, tahapan sintesis, tahapan realisasi konsep, serta tahapan penyelesaian.                Berdasarkan metode yang telah dilakukan, maka didapatkanlah sepuluh judul karya, yaitu : “Cari Tempat”, “Mak Geser Dulu”, ”Bukan Tidak Lapar”, ”Penunjuk”, “Demi”, “Benteng Terdepan”, “Nekat Melawan”, “Awas Jatuh!”, “Waktu itu disaat Hujan”, “Dibalik Diamnya”. Kata kunci : Kasih Sayang, Induk Ayam, Lukis Kontemporer
LESUNG SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN DALAM KARYA LUKIS SUREALIS Ikhsan Muhammad Irsa; Yasrul Sami
Serupa The Journal of Art Education Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/stjae.v12i2.121862

Abstract

Wujud kebudayaan adalah salah satu unsur yang ada dalam kebudayaan, wujud itu berupa benda yang ada dalam kegiatan budaya dan digunakan sebagai alat instrumen atau memunculkan suatu kebudayaan yang baru, lesung adalah benda budaya yang berperan dalam membentuk suatu kebudayaan dimasyarakat, nilai yang ada pada lesung ini visualisasikan kedalam bentuk seni lukis gaya surealis dua dimensi. Tujuan dari pembuatan karya didasarkan atas permasalahan yang terjadi pada lesung saat ini dimana eksitensinya yang mulai terlupakan akibat dari perkembangan zaman dan mengenalkan kembali lesung kemasyarakat sebagai benda budaya. Penulis menampilkan “lesung sebagai objek utama dalam lukisan surealisme dengan menggunakan lima metode penciptaan tahapan karya seni, yaitu tahap persiapan, tahap elaborasi, tahap sintesis, tahap realisasi konsep, tahap penyelesaian lalu setelah itu mengadakan pameran, dokumentasi, dan laporan karya akhir. Kesepuluh karya tersebut berjudul: Menyatu dengan alam, Tenggelam, gotong royong, simbol, remeh, terikat, indah, kerinduan, Halus, Pilihan. Kesepuluh karya tersebut menceritakan tentang fenomena-fenomena yang terjadi kepada lesung sebagai benda budaya.
LOVEBIRD SEBAGAI SIMBOL INDIVIDU DALAM KARYA SENI LUKIS KONTEMPORER Heris Barera; Yasrul Sami
Serupa The Journal of Art Education Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/stjae.v12i3.121925

Abstract

Maksud dalam pengerjaan karya akhir ini yaitu menjelaskan keunikan tingkah laku burung lovebird sebagai motivasi di kehidupan manusia atau individu lewat karya lukis kontemporer. Burung lovebird mempunyai keistimewaan dari burung-burung lain, burung lovebird mempunyai karakter dan gaya hidup yang baik untuk dijadikan pelajaran dalam kehidupan individu, perilaku lovebird dapat dijadikan pembelajaran untuk manusia atau individu dalam bersikap baik dalam kehidupannya. Burung lovebird sebagai ide dalam tugas akhir ini dijadikan media informasi dan motivasi kepada masyarakat luas supaya menyukai burung lovebird dan berkeinginan untuk mengembangbiakkannya. Dari pembahasan dan tahapan tersebut terciptalah sepuluh karya yang memberi pedoman dan media pembelajaran untuk menjadikan manusia berkarakter baik dalam hidup dan kehidupannya. Adapun 10 judul karya yang telah tercipta tersebut yaitu: Ingin Bebas, Bebab Pikiran, Berisik, Pemberontakan, Pedih dan Sedih, Masih Bertahan, Ketulusan, Keraguan, Pasrah, dan Keterbatasan.
Imajinasi Anak Saat Bermain dalam Lukisan Kontemporer Alyssa Khoirunnisa Supriyanto; Yasrul Sami
Journal on Education Vol 6 No 4 (2024): Journal on Education: Volume 6 Nomor 4 Mei-Agustus 2024
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v6i4.5997

Abstract

The purpose of this final work is to visualize the form of child imagination when they are playing into contemporary art. In its creation, this artwork visualize the ambiance and what the child imagine when they are playing with their toys or simple things around them. The method in this artwork creation consist of five stages : (1) Preparation, (2) Elaboration, (3) Synthesis, (4) Concept Realization, and (5) Finishing. There are ten artworks that have gone through the art creation process are “Hewan-Hewan di Langit”, “Pesta Teh dan Kue”, “Istana Selimut”, “Sang Penyelamat”, “Seniman Kecil”, “Bertarung”, “Menghindari Lava”, “Belayar Kapalku”, “Aku Melayang”, and “Koki Cilik”.
Remaja Masa Kini Dalam Karya Seni Lukis Realis Kontemporer Nadya Yulianto Putri; Yasrul Sami
Serupa The Journal of Art Education Vol 13, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/stjae.v13i1.126357

Abstract

Karya akhir ini dibuat dengan tujuan mengungkapkan bentuk prilaku yang terjadi terhadap remaja masa kini ke dalam karya seni lukis dengan gaya realis kontemporer. Serta sebagai sarana untuk memperdalam konsep dan teknik berkarya lukis. Pembuatan karya akhir ini menerapkan metode penciptaan yang dilakukan secara bertahap. Dimulai dari tahapan persiapan, tahapan elaborasi, tahapan sintesis, tahapan realisasi konsep, serta tahapan penyelesaian. Berdasarkan metode yang telah dilakukan, maka didapatkanlah sepuluh judul karya, yaitu : “Youtuber”, “Target”, ”Galau”, ”Tak Sesuai Ukuran”, “Demi Keinginan”, “Narkoba”, “Lebay”, “Sugar Deddy”, “Tauran”, “Teralihkan”.