This Author published in this journals
All Journal Asas: Jurnal Sastra
Amelia Rahmawati Setyaningrum
Universitas Negeri Semarang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS KONTRASTIF KARAKTER HANZI DAN KANJI PADA KATA KERJA BAHASA MANDARIN DAN BAHASA JEPANG DALAM SURAT KABAR ONLINE Amelia Rahmawati Setyaningrum; Sheyra Silvia Siregar; Dyah Prasetiani; Anggraeni Anggraeni
Asas: Jurnal Sastra Vol 11, No 1 (2022): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ajs.v11i1.31864

Abstract

Kesulitan dalam membedakan antara karakter bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, bahkan keduanya sering dianggap sebagai bahasa serumpun. Jepang yang mengadopsi karakter Mandarin sebagai bahasa tulis menimbulkan banyak kemiripan karakter di antara keduanya. Bahasa Mandarin dan bahasa Jepang sama-sama menggunakan hanzi, akan tetapi keduanya memiliki bahasa oral yang berbeda. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti berupaya menganalisis kontrastif antara hanzi bahasa Mandarin dan kanji bahasa Jepang.            Penelitian ini bertujuan mengkaji fenomena perubahan bentuk hanzi yang diadopsi ke dalam bahasa Jepang. Peneliti mencari persamaan dan perbedaan antara hanzi dan kanji pada kata kerja bahasa Mandarin dan bahasa Jepang yang bermakna sama.          Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dianalisis menggunakan teknik kontrastif. Data dikumpulkan dengan teknik studi kepustakaan yang bersumber pada surat kabar online. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa dalam kata kerja bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, beberapa bentuk kanji masih memiliki kesamaan dengan hanzi. Akan tetapi dalam perkembangannya, bahasa Jepang mengalami penyederhanaan karakter dan membentuk karakter furigana. Sehingga beberapa karakter kanji telah mengalami perubahan dari bentuk hanzi, mulai dari penyederhanaan karakter dan atau mendapat imbuhan okurigana. Hal ini membuktikan bahwa meskipun Jepang mengadopsi hanzi sebagai bahasa tulis, karakter bahasa Mandarin dan bahasa Jepang masih dapat dibedakan.