Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

A PORTRAIT OF SUNDANESE MAINTENANCE IN MULTILINGUAL LEARNING IN BOGOR Krishandini Krishandini; Defina Defina; Endang Sri Wahyuni
LITERA Vol 18, No 2: LITERA JULI 2019
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/ltr.v18i2.19077

Abstract

Elementary pupils who used to be multilingual speakers began to change into monolingual. Giving Indonesian language as a language of unity to the elementary students does not mean hoping regional languages to become extinct, especially with the Sundanese language which is the top five in the number of speakers in Indonesia. Therefore, the researchers conducted research in several schools in Bogor with the aim of 1) knowing the level of institutional and government support in maintaining the use of Sundanese language in Bogor; 2) knowing the implementation of Sundanese language learning in Bogor; 3) knowing the process of multilingual learning. A quantitative method was used by distributing questionnaires to several primary schools in Bogor with a total of 47 teachers and doing observations of elementary students. Findings indicate that negative attitudes toward the Sundanese language are shown by elementary students with occasional use of Sundanese language in interacting with their friends. Institutions and governments are less supportive by not requiring each elementary to have a special Sundanese-speaking day school within a week and not allowing teachers to improve their abilities. The ability of Sundanese language teachers in elementary schools in Bogor is still low in scientific writing using Sundanese language.Keywords: Sundanese language, language maintenance, multilingual learningPOTRET PELESTARIAN BAHASA SUNDA DALAM PENBELAJARAN MULTI-BAHASA DI BOGORAbstrak Siswa sekolah dasar yang dulunya bermulti-bahasa sudah mulai berbahasa tunggal. Penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tidak harus mematikan bahasa daerah, termasuk bahasa Sunda yang memiliki jumlah pembicara terbesar ke lima di Indonesia. Peneliti melakukan penelitian dengan tujuan 1) mengetahui tingkat dukungan lembaga dan pemerintah dalam pelestarian bahasa Sunda di Bogor; 2) mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa Sunda di Bogor; 3) mengetahui proses pembelajaran multi-lingual. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan membagikan angket ke beberapa sekolah dasar di Bogor dengan total 47 guru dan melakukan observasi terhadap siswa sekolah dasar. Temuan penelitian menunjukkan adanya sikap negatif terhadap bahasa Sunda pada siswa sekolah dasar dengan kadang-kadang menggunakan bahasa Sunda ketika berinteraksi dengan teman-temannya. Lembaga dan pemerintah kurang mendukung dengan tidak mewajibkan sekolah dasar untuk menggunakan bahasa Sunda sehari dalam seminggu dan tidak mengusahakan peningkatan guru dalam berbahasa Sunda. Keterampilan guru masih rendah dalam keterampilan menulis ilmiah dalam bahasa Sunda.Kata kunci: bahasa Sunda, pelestarian bahasa, pembelajaran multibahasa
STRENGTHENING NASIONALISM CHARACTER THROUGH LITERARY WORKS Krishandini Krishandini; Endang Sri Wahyuni; Defina Defina
International Conference on Languages and Arts Proceeding of the 3rd ISLA 2014
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.367 KB)

Abstract

There are a few worries from parents and Indonesian linguists in Indonesia when they notice that there are so many young people speak foreign language (especially English) that it will eliminate Indonesian language permanently. In addition, parents and linguists worry that young Indonesian people will loose their nationalism character. According to Whorf (1952), the linguistic system of language is not merely a reproducing instrument for voicing ideas but rather is itself the shaper of ideas, the program and guide for  the individual’s mental activity. Whorf’s statement will strengthen the worry of loosing nationalism character because this will give opportunity to people to make new language replacing Indonesian language. This happens because young people always switch back and forth between Indonesian and English formally and informally. If this keeps continuing,  young Indonesian people will forget their culture for good. It is, therefore, the Indonesian goverment has given first language since they were in elementary level until university level in order to overcome the lose of culture. However, how  the first language education is given to them to build nationalism charcter is effective. Thus, Is it true that the character of nationalism young Indonesian people has faded? For example, in this paper,  the writers will describe the IPB (Bogor Agriculture University) students  expression of their nationalism.  So,  in this paper, the writers will show some poems taken from IPB students to indicate their nationalism character.   Keywords: nasionalism, character, students
PEMBELAJARAN DWIBAHASA DI SEKOLAH DASAR: PELAKSANAAN, KENDALA, DAN HARAPAN Defina Defina; Krishandini Krishandini; Laksmi Arianti; Henny Krishnawati; Hesti Sulistyowati
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6677.127 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v3i1.20

Abstract

Sekolah dasar (SD) di Indonesia, khususnya di Bogor, Jawa Barat, diberikan mata pelajaran pendidikan dua bahasa: Indonesia dan bahasa ibu atau daerah (bahasa Sunda). Akan tetapi, dari pengamatan sementara pengajaran dwibahasa menimbulkan berbagai kendala. Sehubungan dengan hal itu, tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan proses pembelajaran dwibahasa tersebut di sekolah dasar, 2) mendeskripsikan kendala yang dialami guru dalam proses pembelajaran, dan 3) mendeskripsikan harapan para guru mengenai kegiatan pembelajaran dwibahasa tersebut. Populasi penelitian ini adalah guru SD di Bogor. Sampel penelitian 47 guru kelas di enam SD di Bogor. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner. Hasil penelitian adalah 1) untuk proses pengajaran: a) bahasa Indonesia dan bahasa Sunda di SD diajarkan oleh guru kelas, b) bahasa pengantar dalam pembelajaran bahasa Sunda tidak menggunakan bahasa tersebut, tetapi menggunakan bahasa Indonesia, c) sarana pembelajaran bahasa di SD kurang memadai dan hanya memiliki buku panduan, dan d) siswa lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran kedua bahasa itu; 2) kendala yang dihadapi guru adalah a) mereka tidak mendapatkan perhatian yang serius dari sekolah dan pemerintah, dalam upaya peningkatan kemampuan, b) guru yang mengajarkan bahasa Sunda masih kurang keterampilan berbahasa Sunda, dan c) keterampilan berbahasa Sunda guru yang mengajarkan bahasa Sunda masih kurang, khususnya guru yang tidak berbahasa ibu bahasa Sunda, 3) harapan mereka adanya perhatian serius dari pemerintah terhadap pembelajaran bahasa Sunda dan mata pelajaran ini tidak dihapus.
Penggunaan dan Tingkat Literasi Media Digital Pengurus PKK di Pedesaan (Kasus: RW 06 Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Febrimasya, Ardilamita; Riyanto, Sutisna; Hadiyanto; Krishandini
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 8 No. 01 (2024): Maret
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v8i01.1287

Abstract

Penggunaan dan tingkat literasi media digital setiap individu beragam tergantung pada kepentingan dan kemampuan bermedia masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan dan tingkat literasi media digital di kalangan pengurus PKK RW 06 Desa Benteng. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif didukung data kualitatif, melibatkan 30 orang responden yang dipilih dari pengurus PKK dengan teknik sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media digital pengurus PKK berada pada kategori sedang. Penggunaan paling sering adalah untuk kepentingan Communication, diikuti untuk Information Utility, Leisure/Fun Activities, dan Transaction. Literasi media digital pengurus PKK memiliki tingkat medium yang menunjukkan bahwa pengurus PKK sudah memiliki kemampuan cukup baik dalam penggunaan media digital. Tingkat literasi media digital paling tinggi pada sub-indeks digital culture diikuti digital ethics, digital skills, dan digital safety. Faktor individu yang berhubungan dengan penggunaan dan tingkat literasi media digital adalah pendidikan dan akses. Penelitian ini juga membuktikan hubungan signifikan positif yang kuat antara penggunaan media digital dengan literasi media digital.
Program RANTING Sebagai Strategi Edukasi dan Pemberian Makanan Tambahan untuk Mengatasi Stunting di Desa Giriyoso Wan Maharani Humaira; Riana Rosy; Reno Dwi Rizki; Bella Agama; Zidan Faizal Ramadhan; Alneta Alneta Maira; Satia Ussyakira; Rozan Azzami; Krishandini Krishandini
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 5, No 2 (2024): AS-SYIFA: JURNAL PENGABDIAN DAN PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.5.2.58-67

Abstract

Kejadian stunting masih menjadi salah satu masalah utama yang terjadi di Desa Giriyoso Kabupaten Wonogiri. Program RANTING (Berantas Stunting) yang mengintegrasikan demonstrasi pembuatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan APE (Alat Permainan Edukasi) menjadi salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan stunting di Desa Giriyoso. Program ini ditujukan agar dapat meningkatkan pemahaman orang tua terhadap kondisi stunting dan kebutuhan anak. Kedua program ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan demonstrasi kepada orang tua dengan anak balita. Melalui program RANTING para orang tua memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap kondisi stunting dan cara pencegahannya. Kegiatan demonstrasi pembuatan PMT dan APE juga membuat orang tua mampu membuat PMT dan APE sendiri menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar mereka.---Stunting is still one of the main problems in Giriyoso Village, Wonogiri Regency. The RANTING (Eradicating Stunting) program integrates demonstrations of making PMT (Supplementary Food Provision) and APE (Educational Play Tools) as one of the efforts to overcome the problem of stunting in Giriyoso. This program is intended to increase parents’ understanding of stunting conditions and children’s needs. Both programs are conducted in the form of counseling and demonstrations for parents with toddlers. Through the RANTING program, the parents gain a better understanding of stunting conditions and how to prevent it. The demonstration for making PMT and APE also enables parents to make their own PMT and APE by using materials around them.
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN TINGKAT ADAPTASI BUDAYA MAHASISWA ASING: KASUS MAHASISWA BIPA IPB Krishandini Krishandini
Aksara Vol 36, No 2 (2024): AKSARA, EDISI DESEMBER 2024
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v36i2.4392.%p

Abstract

Budaya akan berpengaruh terhadap cara individu berkomunikasi dan berinteraksi. Mahasiswa asing yang datang dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan Indonesia bertemu, baik dengan teman sesama mahasiswa maupun dengan dosen. Penting memahami cara individu yang berbeda budaya ini berinteraksi secara personal. Setiap individu memiliki pengetahuan dan pegangan akan nilai dan norma. Sebagai mahasiswa asing yang datang untuk menerima ilmu, tentu perlu beradaptasi dengan budaya setempat. Budaya di Indonesia pun beraneka ragam, keanekaragaman budaya ini tentu memiliki cara yang berbeda untuk dipahami oleh mahasiswa asing agar mereka dapat berinteraksi secara baik. Untuk itu, tujuan penulisan, yaitu (1) menganalisis efektivitas komunikasi interpersonal mahasiswa BIPA (bahasa Indonesia untuk penutur asing) IPB, (2) menganalisis tingkat adaptasi budaya mahasiswa BIPA IPB, dan (3) menganalisis hubungan efektivitas komunikasi interpersonal dan tingkat adaptasi budaya mahasiswa BIPA IPB. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif (mixed method). Pendekatan kuantitatif menggunakan survei yang menjaring 32 responden. Data diambil dengan teknik purposive sampling. Data kuantitaif didukung data kualitatif. Data kualitatif melalui observasi dan wawancara mendalam (indepth interview). Berdasarkan penelitian ditemukan hasil yang menyatakan bahwa komunikasi interpersonal mahasiswa BIPA IPB efektif dengan nilai koefisien korelasi rank Spearman sebesar 0.610. Tingkat p <0.01 menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara efektivitas komunikasi interpersonal dan tingkat adaptasi budaya.  Hal ini terjadi karena mereka memiliki hubungan pertemanan yang erat dan berusaha mengenal budaya Indonesia.
Pemanfaatan Aplikasi Digitani sebagai Media Komunikasi, Informasi,dan Edukasi Pertanian Warahmah, Asyura; Amanah, Siti; Krishandini
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 9 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v9i1.1450

Abstract

Pemanfaatan Information and Communication Technologies for Development (ICT4D) melalui aplikasi Digitani dapat menjadi solusi dalam mempercepat diseminasi inovasi pertanian kepada pengguna. Aplikasi Digitani hadir sebagai salah satu bentuk ICT4D yang menyediakan layanan komunikasi, informasi, dan edukasi pertanian secara terintegrasi. Dalam konteks ini, peran mahasiswa sebagai agen perubahan turut memperkuat proses transfer ilmu dan teknologi ke masyarakat melalui eksistensi aplikasi Digitani. Tujuan penelitian ini menganalisis pemanfaatan aplikasi Digitani sebagai media informasi, komunikasi dan edukasi pertanian yang diadasarkan pada pendekatan Information and Communication Technologies for Development (ICT4D). Variabel pada penelitian ini adalah profil pengguna, penilaian kualitas aplikasi, fungsi aplikasi, dan intensitas pemanfaatan aplikasi. Metode survei digunakan untuk memperoleh data dari 98 mahasiswa pengguna aplikasi Digitani dan didukung dengan wawancara mendalam kepada pihak pengelola aplikasi Digitani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penilaian kualitas aplikasi dan fungsi aplikasi dengan intensitas pemanfaatan aplikasi, namun tidak terdapat hubungan antara profil pengguna dengan intensitas pemanfaatan aplikasi itu sendiri.
Program Mengajar Generasi Emas (Gemas): Edukasi Holistik untuk Siswa Sekolah Dasar Krishandini; Hesed Roger, Theodore; Fawaz Zidan, Muhamad; Perfekta, Auliyah; Hadiyanti, Sri; Alya Fadhila, Nisa; Armando Padang, Ardy; Adyasari, Brilianda; Wulandari, Desti
Bakti Cendana Vol 8 No 2 (2025): Bakti Cendana: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/bc.8.2.2025.219-225

Abstract

Program Mengajar Generasi Emas (GEMAS) dirancang untuk memberikan edukasi holistik kepada siswa-siswi di SD Negeri 2 Jatipurno, dengan fokus pada materi yang tidak hanya akademik tetapi juga praktis dan budaya. Tujuan dari program ini untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai topik, termasuk permainan tradisional, budaya Indonesia, pedoman gizi seimbang, mitigasi bencana, dan pohon cita-cita. Program ini juga bertujuan mengurangi ketergantungan anak-anak pada gawai. Metode yang digunakan mencakup presentasi interaktif, penggunaan alat bantu visual, seperti proyektor dan perangkat lunak digital, serta kegiatan praktik, seperti membuat es krim. Hasil dari program ini menunjukkan peningkatan pemahaman siswa dalam berbagai topik yang diajarkan, dengan mayoritas siswa mencapai tingkat pemahaman "Paham" dan "Sangat Paham". Program ini berhasil memberikan wawasan baru yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan memperkaya pengalaman belajar mereka.