Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FENOMENA POSTING MEME DI INSTAGRAM (Studi Pada PNS Bappeda Provinsi Bengkulu) Indria Indria
Professional: Jurnal Komunikasi dan Administrasi Publik Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/professional.v4i1.450

Abstract

Social media nowadays is able to be a new media phenomenon which close to the Indonesian society, especially for the adolescents and adults. With the social media power as a cyber characteristic frequently produce the phenomena which have been booming for the social media users themselves. In this research, researchers are interested to review the meme phenomena in Instagram as social media. The type of this research is qualitative research. The informants of this research is public employees (PNS) Bappeda Bengkulu Province as Instagram users which regularly active to post memes using meme pictures on their Instagram accounts. Females are considered to be more expressive in front of people. The results of this research showed that there were three motives behind the memes posting activities by Instagram users, which are for entertaining, love, and soul expression. Moreover, in order to interpret the activities of memes posting which have done by Instagram users, researcher figured two main points which are Instagram users feel observed by followers and give the informations for the intagram followers. Therefore, it can be concluded that the meme phenomena is one of the phenomena which the social media users delivering the messages in the new forms by combining the verbal languages with nonverbal communication (expression). Keywords: Meme, Social Media, Instagram
Edukasi Mengenai Etika dan Tanggung Jawab Content Creator Kepada Warganet melalui Radio Anis Endang; Indria Indria; Sri Narti; Rika Oktariana; Ade Agung
Jurnal Dehasen Untuk Negeri Vol 2 No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jdun.v2i1.3454

Abstract

Pelanggaran etika dan maraknya konten tidak mendidik di Youtube merupakan salah satu dampak negatif dari pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam konteks ini, para kreator konten berkreasi untuk menciptakan konten-konten menarik sehingga mendapatkan banyak pelanggan (subscribers) dan penonton (viewers), untuk kemudian dimonetisasi sehingga dapat menghasilkan uang. Semakin tinggi jumlah pelanggan dan penonton, akan berbanding lurus dengan jumlah ketenaran dan uang yang didapatkan. Karena itu, banyak konten kreator yang mengabaikan prinsip-prinsip edukasi, etika, dan tanggung jawab terhadap warganet sehingga menciptakan konten-konten yang bahkan melanggar hukum. Beberapa dampak negatif yang dapat muncul dari konten-konten negatif adalah merusak moral, timbulnya konflik, membayakan diri sendiri, dan menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Maka dari itu, perlu dilakukan edukasi, baik mengenai etika dan tanggung jawab yang dipegang oleh konten kreator maupun literasi digital bagi warganet yang sehari-hari hidup bersama Internet. Dengan dilaksanakannya kegiatan pengabdian ini, audiens diharapkan mampu menjadi manusia cakap digital yang mampu memilih, memilah, dan memanfaatkan Internet dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Sosialisasi Mengenai Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga di Kelurahan Lubuk Durian Anis Endang; Sri Narti; Indria Indria
Jurnal Dehasen Untuk Negeri Vol 2 No 2 (2023): Juli
Publisher : Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jdun.v2i2.4299

Abstract

Perempuan merupakan kelompok yang masih rentan menjadi korban dalam persoalan kekerasan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan terhadap perempuan masih terjadi sebagai akibat dari mapannya keyakinan masyarakat patriarki mengenai perbedaan kedudukan dan ketimpangan relasi antara perempuan dan laki-laki. Selain itu, masih terdapat anggapan di masyarakat yang melihat isu kekerasan dalam rumah tangga “hanya” sebagai dinamika dalam kehidupan berkeluarga sehingga tidak perlu dilaporkan. Salah satu faktor yang meningkatkan resiko terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga adalah poligami. Dari hasil observasi, poligami merupakan fenomena turun-temurun yang lazim ditemukan di Kelurahan Lubuk Durian. Narti & Endang (2022) mengutip hasil penelitian Nurmila (2009) yang menyatakan bahwa dalam kehidupan perkawinan poligami, terdapat kekerasan fisik, psikologis, seksual, dan ekonomi. Hal ini berbeda dengan pandangan sebagian masyarakat yang menganggap kekerasan adalah hal-hal yang menyebabkan luka/penderitaan secara fisik, padahal hal-hal yang berdampak psikis seperti ucapan verbal dan atau sikap non-verbal yang mampu menurunkan rasa kepercayaan diri dan atau harga diri, munculnya perasaan bersalah/cenderung menyahkan diri sendiri, kesedihan mendalam, perasaan tidak berdaya, pemaksaan hubungan seksual yang tidak dikehendaki oleh salah satu pihak, pembatasan aktivitas, tidak diberikannya pemeliharaan/perawatan, dan dikuasainya sepenuhnya penghasilan pasangan juga merupakan bentuk-bentuk kekerasan. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga dipandang perlu dilakukan.