Tujuan penelitian ini adalah mengetahui, mengkaji, dan menganalisis potensi seledri sebagai herba antistres dan imunomodulator dengan cara menghambat sekresi kortisol plasma pada tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi kejutan listrik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris, pre and postest with control group design. Sampel yang digunakan adalah 13 ekor tikus Wistar yang dibagi dalam 3 kelompok: P0, kelompok kontrol (kejutan listrik); P1, kejutan listrik + ekstrak seledri 0,14 mg; dan P2, kejutan + ekstrak seledri 0,72 mg. Kejutan listrik dan ekstrak seledri masing-masing diberikan selama 7 hari. Kadar kortisol diukur menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Analisis data menggunakan uji analisis varian satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar kortisol serum kelompok P0 sebelum dan setelah diberikan perlakuan mengalami peningkatan, sedangkan kelompok P1 dan P2 mengalami penurunan (P0= 1,88 vs 3,65; P1= 4,59 vs 2,63 dan P2= 3,00 vs 2,99). Pemberian ekstrak seledri cenderung menurunkan kadar kortisol serum meskipun secara statistik tidak berbeda secara signifikan (P>0,05). Disimpulkan bahwa ekstrak seledri belum sepenuhnya berperan sebagai herbal antistres pada tikus Wistar yang mengalami stres.