Rahmi Rahmi
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Identifikasi Penyakit Karang pada Karang Keras (Scleractinia) di Pulau Barrang Lompo Rahmi Rahmi
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 2, No 2 (2013): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.179 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v2i2.533

Abstract

Penelitian ini bertitik tolak dari banyaknya masalah penyakit pada karang keras sehingga dapat menjadi pemicu keberadaan penyakit dengan perkembangan lebih cepat.  Berdasarkan hal tersebut maka penelitian tentang identifikasi penyakit karang  pada karang keras (Scleractinia)  penting untuk dilakukan di pulau Barang Lompo. Tahap awal penelitian dilakukan melalui Penentuan posisi koordinat karang yang terinfeksi penyakit, Penentuan penyakit dilakukan dengan pemasangan Belt Transek (Sabuk transek) berukuran 20 X 2 meter. Pemasangan sabuk transek dilakukan pada sisi pulau bagian barat laut yang terdapat penyakit. Identifikasi karang dan penyakit berdasarkan Veron (1990), Suharsono (2008), Beeden et al.,(2008) coral disease handbook oleh Raymundo tahun 2008 dan Ernesto Weil dan Anthony J. Hooten tahun 2008. Penggunaan kamera bawah air akan membantu untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan penyakit karang yang didapatkan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di Pulau barrang Lompo, dapat disimpulkan bahwa penyakit yang menginfeksi pada karang keras di pulau tersebut adalah White Syndrome (WS), Black Band Disease (BBD) dan Brown Band Disease (BrBD), dimana penyakit WS lebih dominan menginfeksi pada karang Porites sp dan penyakit BBD menginfeksi pada Pachyseris sp serta penyakit BrBD ditemukan menginfeksi pada jenis karang Acropora branching.Kata Kunci: Penyakit, Karang Keras dan Pulau Barrang LompoThis study starts from a number of problems in hard coral disease that can be triggered by the presence of disease progress more quickly. Under these conditions, research on the identification of coral disease in hard corals (Scleractinia) important to do on the island Lompo Goods. The initial stage of research conducted through positioning coordinates infected coral disease, determination of disease carried by mounting Belt Transect (belt transect) measuring 20 X 2 meters. Installation of belt transects conducted on the northwestern part of the island contained the disease. Identification of coral and disease by Veron (1990), Suharsono (2008), Beeden et al., (2008) handbook by Raymundo coral disease in 2008 and Ernesto Weil and Anthony J. Hooten 2008. The use of underwater cameras will help to identify and documenting coral disease were obtained. Based on the results of a survey conducted on the island Barrang Lompo, it can be concluded that the disease that infects the hard coral islands are White Syndrome (WS), Black Band Disease (BBD) and Brown Band Disease (BrBD), where the disease WS more dominant infect Porites sp and BBD disease infects Pachyseris sp and BrBD disease found infecting the branching Acropora corals.Keywords: Disease, Hard Coral and Island Barrang Lompo
Prevalensi Penyakit Karang di Kawasan Konservasi Laut Daerah di Sulawesi Selatan Rahmi Rahmi
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 3, No 2 (2014): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.942 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v3i2.549

Abstract

Ancaman terhadap terumbu karang biasanya disebabkan oleh polusi dari pupuk, limbah, racun buatan manusia, sedimentasi dan eksploitasi yang berlebihan. Sedangkan ancaman secara globalnya adalah kenaikan suhu air laut sehingga mengakibatkan karang terinfeksi penyakit. Kawasan konservasi laut (KKL) memberikan wawasan kepada masyarakat dan menanamkan kepedulian untuk bersama-sama menjaga ekosistem pesisir yang ada disekitarnya. Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Kapoposang dan pulau Sarappo Lompo sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pangkep perlu diteliti sehingga menjadi dasar bagi penentuan kawasan konservasi sebagai salah satu cara untuk mengurangi prevalensi penyakit karang.Kata Kunci : Prevalensi, Penyakit dan kawasan konservasi laut.Threats to coral reefs is usually caused by pollution from fertilizers, sewage, toxic manmade, sedimentation and exploitation. While the global threat is the rise in sea water temperature causing coral infected with the disease. Marine protected area (MPA) provides insight to the community and instill awareness to jointly safeguard the coastal ecosystem around it. Wildlife Tourism Bodies (TWP) Kapoposang island and island Sarappo Lompo as Regional Marine Conservation Area (KKLD) Pangkep need to be investigated so that the basic elements of protected areas as one way to reduce the prevalence of coral disease.Keywords: Prevalence, Disease and marine conservation area.
Deteksi Molekular Vektor Penyebab WSSV Pada Udang Windu (Penaeus Monodon) Di Kabupaten Takalar Rahmi Rahmi
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 1, No 2 (2012): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.674 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v1i2.477

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan virus WSSV, pada beberapa vektor virus di tambak dengan metode PCR. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Maret 2012. Sampling dilakukan di tambak Kabupaten Takalar, hewan uji yang digunakan jenis krustasea liar berupa krustasea liar (Mesopodopsis sp, Scylla sp. dan udang liar). Ekstraksi DNA menggunakan Promega-kit. Konsentrasi PCR yang diperlukan yang dibutuhkan adalah 1 x Buffer PCR yang mengandung 0.65 µL dNTPs, 0.25 µL Taq Polymerase, 0.5 µL Primer F, 0.5 µL R, 2 µL Buffer S, 5 µL Template DNA (sampel) dan 16.1 µL ddH2O, dengan konsentrasi total yang dibuat menjadi 25 µL. Kondisi PCR : denaturasi awal 95°C 5’, diikuti dengan 35 siklus denaturasi 95°C 30’’, annealing 60°C 1’, ekstensi 72°C 1’ dan 72°C 5’. Running Elektroforesis,selanjutnya divisualisasi pada UV Transiluminator. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jenis krustacea liar berupa Mesopodopsis sp. dan Scylla sp. berperan sebagai vektor yang membawa agen penyakit White Spot Syndrom Virus (WSSV) pada tambak udang windu (P. Monodon).Kata kunci: Udang windu, Vektor, WSSV
ANEKA OLAHAN RUMPUT LAUT ALAM PADA MASYARAKAT PESISIR DI DESA UJUNG BAJI KABUPATEN TAKALAR Rahmi Rahmi; Darmawati Darmawati; Nur Insana Salam; Akmal Akmal; Asriyanti Syarif
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol. 9 No. 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumput laut alam banyak ditemukan di perairan sekitar pantai di Desa Ujung Baji Kabupaten Takalar. Pada saat air laut surut warga masyarakat, terutama para ibu dan anak-anaknya turun ke laut untuk memetik rumput laut yang tumbuh secara alamiah tersebut. Mereka bisa mendapatkan rumput laut sebanyak dua karung dengan bobot sekitar 50 kg, selanjutnya rumput laut tersebut dikeringkan dan dijual kepada tengkulak. Namun dengan dikembangkannya budidaya rumput laut di wilayah lain di Kabupaten Takalar, tidak ada lagi tengkulak yang membeli hasil rumput laut alam dari masyarakat Pesisir di Desa Ujung Baji. Para tengkulak lebih memilih membeli rumput laut kering hasil budidaya, antara lain karena kemudahan transportasi. Mayoritas warga di desa ujung baji berprofesi sebagai nelayan. Kaum perempuan bertugas mengasuh anak dan mengurus rumah tangga. Semula mereka bisa mencari tambahan penghasilan dari rumput laut alam, namun karena tidak ada lagi pembeli rumput laut kering sehingga mereka banyak menganggur. Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh para ibu rumah tangga maka tim pengusul IbM akan bekerja sama dengan mitra untuk mengembangkan keterampilan membuat aneka olahan rumput laut yang diperoleh dari alam. Apabila mereka dilatih dan dibina untuk membuat berbagai olahan rumput laut alam yang diminati konsumen maka kegiatan tersebut dapat menambah penghasilan keluarga. Selain itu produk olahan rumput laut yang enak rasanya, dikemas secara menarik, dan dipromosikan secara teratur dapat dijadikan alternatif oleh-oleh khas KabupatenTakalar. Untuk merealisasikan kegiatan tersebut langkah yang ditawarkan adalah pembentukan dua kelompok warga binaan melalui kegiatan PKK Dusun Maccini Baji dan Makkio Baji, yang akan dilatih untuk membuat aneka olahan rumput laut, termasuk cara pengemasannya dan manajemen dan pemasaran melalui brosur dan media online.