Muthmainnah Muthmainnah
Departemen Epidemiologi, Biostatistika, Kependudukan Dan Promosi Kesehatan Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Ecological Analysis Of Complete Basic Immunization Coverage For Infants In Indonesia (2017-2019) Yuli Puspita Devi; Sabarinah Prasetyo; Muthmainnah Muthmainnah
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V9.I2.2021.177-185

Abstract

Background: Complete basic immunization for infants in Indonesia is an obligation in an effort to protect infant health. It is one of the important indicators in determining the quality of health services in a certain area. However, the coverage of complete basic immunization in Indonesia in 2017 and 2018 has not been achieved nationally with National Strategic Planning and it has not been achieved the targets of 80% of districts/cities in 2019. Objective: This study aims to analyze the factors correlated to the complete basic immunization coverage of infants in Indonesia in 2017-2019. Methods: Ecological analysis was carried out using secondary data from the report of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2017-2019. Univariate analysis was conducted using descriptive statistics and one sample Kolmogorov Smirnov. Bivariate analysis was conducted by correlation test (Pearson and Spearman) and scatter plot. Results: Complete basic immunization for infants had a significant correlation with the adequacy of midwives at the primary health care in 2017 (r = -0.337). There was significant correlation between poverty and complete basic immunization in 2017 and 2018 (r = -0.362 and r = -0.535). In 2019, active Integrated Service Post (Posyandu) was correlated to the complete basic immunization (r = 0.444). The first neonatal visit was correlated to the complete basic immunization of infants for three consecutive years (2017-2019). Conclusion: Efforts that can be made to increase the coverage of complete basic immunization in Indonesia are increasing the distribution of midwives in Indonesia, increasing the coverage of the first neonatal visit by paying attention to Posyandu cadres, especially in provinces with high poverty rates.
Remaja Sebagai Penggerak Utama dalam Implementasi Program Kesehatan Remaja Pulung Siswantara; Oedojo Soedirham; Muthmainnah Muthmainnah
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 7, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.988 KB) | DOI: 10.14710/jmki.7.1.2019.55-66

Abstract

Proporsi populasi remaja di Indonesia mencapai seperempat dari total penduduk. Menurut Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010, angka ini cukup besar dan perlu ada upaya yang spesifik dalam meningkatkan derajat kesehatan remaja. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja saat ini sedang menghadapi globalisasi dan berpotensi melakukan perilaku berisiko. Penanganan permasalahan kesehatan remaja di Indonesia diupayakan oleh pemerintah melalui kerja sama lintas sektoral, pelayanan kesehatan dasar, dan pola intervensi. Harapannya strategi yang diterapkan telah disesuaikan dengan kebutuhan tahapan proses tumbuh kembang remaja.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikan persepsi remaja dalam keterlibatannya dalam pelaksanaan program kesehatan remaja dan mengidentifikasi kebutuhan dan harapan remaja terhadap pelaksanaan program kesehatan remaja. Subjek penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok peer educator dan kelompok user (sasaran program). Remaja dalam penelitian berasal dari berbagai setting promosi kesehatan, yaitu remaja sekolah dan remaja di luar sekolah. Remaja di luar sekolah berasal dari remaja komunitas dan remaja jalanan. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD).Hasil penelitian menunjukkan keterlibatan kelompok peer educator masih cenderung pasif karena wewenangnya hanya sebatas pada tahap pelaksanaan program, harapannya peer educator dilibatkan mulai dari perencanaan program. Sedangkan keterlibatan kelompok remaja di luar sekolah cenderung lebih sangat pasif bahkan ada yang belum terpapar program. Program kesehatan remaja seharusnya melibatkan remaja dari berbagai setting dan disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas remaja. Remaja berharap dapat dilibatkan mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi program karena remaja sebagai prime mover dalam keberhasilan program kesehatan remaja.
Gender and norms related to an intention for participating in counseling sessions by peer educator Ira Nurmala; Muthmainnah Muthmainnah; Riris Diana R; Elisa Dwi P
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 32 No. 1 (2019): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.557 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V32I12019.105-113

Abstract

Nowadays, drugs (narcotics, psychotropic, and addictive substances) abuse gradually increases in the adolescent group, especially High School students. Environmental impact, especially social interaction, gives a high effect on building the character in adolescents. The existence of peer-education activity is one of the promotive and preventive strategies in mitigating drug abuse. This research was done in 10 high schools in Surabaya spread over five regions (Central, North, South, West, and East). This research was quantitative with the cross-sectional design while the data analysis used was a Chi-Square test with a p-value of <0.05 that was based on the significance level. The research finding showed that the intention of student participation was quite high, i.e. 83.1%; from the statistical test, it had been taught that gender had a significant relationship with intention by a p-value of 0.00. Additionally, it had also a relationship with subjective norm by a p-value of 0.00.  Conclusion: the student’s norm has supported their intention to participate in the program. Meanwhile, the research finding that is based on the gender in this research showed that females had a higher intention to participate in the activity than the males had.  Therefore, a conducive environment should be maintained continuously so that the positive norm can motivate the students to participate in the activity held by the peer-educator.
Mapping and Determining of Priority Areas Interventions for Toddler Diarrhea in Surabaya Yuli Puspita Devi; Sofwatun Nida; Muthmainnah Muthmainnah; Martya Rahmaniati Makful
Qanun Medika - Jurnal Kedokteran FK UMSurabaya Vol 6, No 2 (2022): Journal Qanun Medika Vol 6 No 02
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jqm.v6i2.12337

Abstract

Diarrhea is still the second leading cause of death in toddlers besides pneumonia. The highest number of cases of diarrhea in toddlers in East Java is Surabaya. This study aimed to describe the distribution of toddler diarrhea based on risk factors using a regional mapping approach in Surabaya. This study was an ecological study with a regional mapping approach. The independent variables used as risk factors for toddler diarrhea were healthy latrines, drinking water facilities, open defecation free (ODF), and complete basic immunizations. The unit of analysis used was the districts that were processed from the Surabaya Health Profile data in 2019. Results showed most cases of diarrhea under five occurred in Wonokromo, Sawahan, Tambak Sari, and Kenjeran District. There was a significant relationship between toddler diarrhea with complete basic immunization (p = 0.008), while the relationship with healthy latrines, ODF, and drinking water sanitation was not significant. This study concluded that 8 of 31 districts were prioritized for handling toddler diarrhea in Surabaya. In addition, there is a need for dissemination to the community through optimizing the role of health workers at the Puskesmas regarding complete basic relationships and the incidence of diarrhea in toddlers.
Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Peran Orang Tua Terhadap Perilaku Pencegahan Kehamilan Remaja di SMA PGRI 1 Sidoarjo : The Relationship of Knowledge, Attitudes, and the Role of Parents to Adolescent Pregnancy Prevention Behavior at SMA PGRI 1 Sidoarjo Corrinna Vivia Adyana; Trisea Nindy Aprilea; Muthmainnah
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 4: APRIL 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i4.3214

Abstract

Latar belakang: Remaja merupakan individu yang perlu mendapatkan perhatian sebab rasa keingintahuan yang cukup besar dan ingin mencoba sesuatu yang baru, termasuk ketika remaja sudah mulai mengenal seksual maupun kesehatan reproduksi Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan peran orang tua dalam mencegah terjadinya kehamilan pada remaja di SMA PGRI 1 Sidoarjo. Metode: Penelitian ini penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan metode random sampling. Sampel berjumlah 65 siswa yang terdiri dari siswa kelas X dan XI. Hasil: Setelah data diuji menggunakan uji statistic Chi-Square menujukkan bahwa responden memiliki pengetahuan baik, sikap yang mendukung terhadap perilaku pencegahan kehamilan di usia remaja, serta terdapat peran orang tua dalam berperilaku pencegahan kehamilan di usia remaja. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, dan peran orang tua terhadap perilaku pencegahan kehamilan pada remaja.
Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menjalankan Peran Sebagai Peer Educator : Analysis of Supporting and Inhibiting Factors in Carrying Out the Role as a Peer Educator Ira Nurmala; Muthmainnah; Riris Diana Rachmayanti; Yuli Puspita Devi
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 5: MAY 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i5.2971

Abstract

Latar belakang: Program peer educator yang berada di berbagai sekolah Kota Surabaya menjadi suatu program inovasi untuk meningkatkan penerimaan dan keterlibatan remaja dalam menghadapi permasalahan teman sebaya, khususnya pada pemasalahan penyalahgunaan narkoba. Tujuan: Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung serta penghambat peer educator dalam pelaksanaan program peer educator. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian berada di Sekolah Menengah Atas wilayah Surabaya yang terdiri dari 8 Sekolah Negeri dan 2 Sekolah Swasta. Jumlah informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 48 peer educator. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan karena beberapa sekolah tersebut sudah terdapat peer educator. Penggalian data dilakukan melalui In-depth Interview, Focus Group Discussion (FGD) serta observasi. Analisis data menggunakan studi deskriptif dengan prosedur reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil: Hasil dari wawancara, FGD, maupun observasi yang dilakukan oleh peneliti kepada pihak sekolah menyatakan bahwa peer educator dalam menjalankan perannya masih minim terhadap dukungan, baik sekolah maupun pemerintah yang pada akhirnya hal tersebut menjadi penghambat bagi peer educator. Kesimpulan: Faktor penghambat yang dirasakan oleh siswa sebagai peer educator karena dukungan berupa fasilitas dari sekolah belum berjalan efektif, dan juga pemerintah yang dulu membawahi program ini sudah tidak lagi memberikan umpan balik sehingga hal tersebut menjadi faktor utama dalam menghambat peran siswa sebagai peer educator.
Hubungan Efikasi Diri dengan Perilaku Pencegahan Merokok pada Remaja di SMA Negeri 1 Taman Kabupaten Sidoarjo : The Relationship Between Self-Efficacy and Smoking Prevention Behavior in Adolescents at SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo Firda Amelia Nur Fuaidah; Avinka Nugrahani; Muthmainnah
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 5: MAY 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i5.3168

Abstract

Latar Belakang: Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk usia remaja (15- 19 tahun) di Indonesia pada Februari 2022 sekitar 22,1 juta jiwa. Jumlah tersebut tentu akan muncul berbagai masalah pada perkembangan remaja, salah satunya adalah banyaknya remaja yang melakukan perilaku berisiko yaitu merokok. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan perilaku pencegahan merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Taman Kabupaten Sidoarjo. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Taman kelas 10 dan 11. Sampel penelitian ditentukan dengan metode simple random sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 90 responden. Dalam pengambilan data, peneliti membagikan kuesioner kepada responden. Hasil: Analisa statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan <0,05 diperoleh nilai p-value 0,001. Maka didapatkan nilai p-value 0,001 < 0,05 yang memiliki arti bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri dengan perilaku pencegahan merokok. Kesimpulan: Terdapat hubungan bersifat positif antara efikasi diri dengan perilaku pencegahan merokok, yang berarti bahwa semakin tingginya efikasi diri maka semakin meningkat pula perilaku pencegahan merokok yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri 1 Taman.