Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Usaha Pariwisata (Meneropong usaha penginapan masyarakat Lokal dan Manca Negara di Desa Mon Ikeun Lhoknga) Rosnida Sari
Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 22, No 2 (2016): Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/albayan.v22i34.881

Abstract

Abstrak Tulisan ini melihat perkembangan usaha penginapan di desa Mon Ikeun, Kemukiman Lhoknga, Aceh Besar. Sejak tahun 1976 sudah mulai banyak turis mancanegara yang datang, namun ketika konflik di Aceh terjadi, kedatangan mereka terpaksa berhenti. Di tahun 2006 turis-turis itu mulai berdatangan lagi dan mulai banyak usaha penginapan murah di desa tersebut. Penginapan tersebut banyak di isi oleh turis manca negara yang berkunjung ke pantai untuk menikmati keindahan pantai atau untuk berselancar. Metode yang dilakukan adalah dengan observasi dan wawancara. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa usaha yang berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa ini. Kedatangan turis peselancar juga membuka wawasan anak-anak muda di desa tersebut. Selain mendatangkan pendapatan, cara pandang terhadap internet juga memberikan dampak positif bagi anak-anak muda di desa. Namun masih terdapat kekhawatiran akan dampak negatif dari pergaulan dengan orang-orang manca negara di wilayah ini seperti prostitusi, berpakaian tidak sesuai syariah, pergaulan bebas dan minum-minuman keras. Penelitian ini juga menunjukkan bias gender antara laki-laki dan perempuan, dimana para anak muda lelaki bisa berlatih berselancar, sehingga bisa menjuarai kegiatan internasional. Namun perempuan di Mon Ikeun lebih kepada menikah dengan lelaki asing, menjadi pekerja domestik. Kesempatan untuk setara dengan lelaki Mon Ikeun adalah belajar bahasa Inggris dari para turis. Kata kunci: pemberdayaan, turisme, penginapan Abstract This writing will see the development of home stay in Mon Ikeun, Lhoknga, Great Aceh. Since 1976 has been a lot of foreign tourists come. This activity stoped when conflict happen. After tsunami, in 2006 tourist start to come again and tourism are booming in Mon Ikeun. It gave benefits for people to open their own homestay and accept those foreign tourists. They come for pleasure and try to do surfing in one of beaches in Mon Ikeun. Methodology of this research is depth interview and observacy. This research shows that there are some efforts have florished to increase income in Mon Ikeun. By having that tourist, it opens young people’s mindset. However, there are some concerns come up related to negative impact of the association with foreign people such as prostitution; unproper dress according Syaria Law, free sex and drunks. This research also shows about gender bias between men and women. Men can learn how to surf and they can join international event. However for women, they just getting merried with foreign men, doing domestic work such as being housemaid, washing and ironing. The balance opportunity between men and women are only from learning and practicing their English with those foreigners. Key words: empowerment, tourism, homestay.
Dampak Sosial Anak Bekerja di Tambang Emas Sutri Sanova; Rosnida Sari
Warta Pengabdian Vol 14 No 2 (2020): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v14i2.17497

Abstract

Tulisan ini melihat tentang anak yang bekerja di pertambangan emas. Salah satu yang menjadi tempat anak bekerja adalah tambang emas di Gampong Blang Leumak, Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Meskipun Undang Undang no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sudah menjelaskan bahwa tanggung jawab mendidik anak dibebankan pada banyak orang dan lembaga seperti orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara, namun hal tersebut tidak terlaksana dengan sempurna seperti yang ditunjukkan oleh tulisan ini. Padahal di dalam Undang-Undang itu pula dijelaskan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar dan terlindung dari diskriminasi dan kekerasan, namun hal tersebut tidak didapatkan dalam hasil penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tekhnik penelitian wawancara mendalam, observasi dan penelusuran dokumen. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa anak-anak pekerja tambang emas gampong Blang Leumak rata-rata berasal dari keluarga tidak mampu dan kurang mendapatkan pendidikan yang merupakan imbas dari ketidakmampuan ekonomi keluarga. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya anak bekerja di tambang emas yaitu: faktor pendidikan, faktor ekonomi dan faktor keinginan sendiri. Masyarakat Blang Leumak sangat berperan dalam upaya penanganan permasalahan dampak negatif anak bekerja, namun karena mayoritas masyarakat disana juga tergolong masyarakat dengan ekonomi lemah sehingga susah untuk mengatasi agar anak jangan bekerja.
Pengantar Editor Rosnida Sari; Rizky Kusuma Ningrum
Warta Pengabdian Vol 14 No 2 (2020): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v14i2.18175

Abstract

Preface
Pengantar Editor Rizky Kusuma Ningrum; Rosnida Sari
Warta Pengabdian Vol 15 No 1 (2021): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v15i1.23512

Abstract

Pengantar Editor Rizky Kusuma Ningrum; Rosnida Sari
Warta Pengabdian Vol 14 No 3 (2020): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v14i3.19631

Abstract

Pengantar Editor Rizky Kusuma Ningrum; Rosnida Sari
Warta Pengabdian Vol 14 No 1 (2020): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v14i1.18329

Abstract

Pengantar Editor Rizky Kusuma Ningrum; Rosnida Sari
Warta Pengabdian Vol 14 No 4 (2020): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v14i4.21067

Abstract

PEMENUHAN SPIRITUAL KOMUNITAS KRISTEN DI TAPAK TUAN, ACEH SELATAN Rosnida Sari
ISJN Journal Vol 2 No 2 (2020): Volume 2 Issue 2, 2020
Publisher : Indonesia Social Justice Network (ISJN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38026/journalhsj.v2i2.36

Abstract

Abstrak Dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 29 dikatakan bahwa setiap warga negara dilindungi haknya dalam melaksanakan aktivitas agamanya. Hal ini di lindungi juga dalam Konvenan Hak Sipil dan Politik pasal 18 yang kemudian di ratifikasi Indonesia dalam Undang-Undang no 12 tahun 2005. Dengan kuatnya pengakuan yang diberikan oleh pemerintah, maka penulis berasumsi bahwa setiap warga negara di Indonesia telah dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Penelitian ini melihat bagaimana masyarakat Kristen di Tapak Tuan, Aceh memenuhi kebutuhan spiritual mereka, terutama dalam hubungannya dengan pelaksanaan ibadah minggu. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode etnoghrafi, sedangkan tekhnik pengumpulan datanya adalah dengan wawancara mendalam, observasi lapangan dan analisis dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) masyarakat Kristen di Tapak Tuan tidak mempunyai tempat ibadah permanen (2) Komunitas Kristen di Tapak Tuan melakukan ibadah di kompi militer, tergantung jika ada militer yang mau rumahnya dipakai untuk beribadah (3) Masyarakat meminta pemerintah menyediakan ruang (bukan gereja) untuk beribadah, tapi karena sulitnya perizinan mereka belum memiliki ruang permanen sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan spiritual mereka. Penelitian ini merekomendasikan agar pemerintah daerah mempertimbangkan untuk memberikan satu ruang khusus (bukan gereja) kepada masyarakat sehingga apa yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945 dapat dinikmati oleh semua pemeluk agama. Selain itu, komunitas Kristen di Tapak Tuan bisa mempraktekkan Discovery Bibble Studies sebagai alternative pengganti ritual peribadatan selain gereja. Kata Kunci: Agama, DUHAM, Persekutuan Do’a, Penbimas, Pelayanan
Ekspresi Beragama Komunitas Tionghoa Aceh dalam Melaksanakan Ta Fo Ci di Takengon, Aceh Tengah Rosnida Sari
ISJN Journal Vol 3 No 2 (2021): Volume 3 Issue 2, 2021
Publisher : Indonesia Social Justice Network (ISJN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38026/journalhsj.v0i0.56

Abstract

This paper looks at the ritual which carrying out of Ta Fo Ci for Buddhist believer in Vihara Takengon, Central Aceh. This reseach was conducted with descriptive qualitative method. This research was used in- depth interview technique with Ta Fo Ci participants. This research found that the implementation of Ta Fo Ci was not only folloewd by Buddist people in Aceh but also from Medan, Jakarta and even from abroad such as Malaysia, Singapore and Australia. This activity is the result of self-sufficiency from Buddhist who come to worship at the place. Initially this actvity was only held for 7 days, but since 2019 this activity was carried out for 14 days because of increasing attention of the participants. Unfortunately, the activity that has been carried out for 37 years has not received any attention from the government, only later in 2020 the Buddhist leader give awards to the Ta Fo Ci participants. Beside, this activity was never publish in local or national media so that this activity seemed closed. The information provided for this activity was also only due to the proximity between the Ta Fo Ci participants. This study recommends that this activity can be carried out in close proximity to the other regional activities such as the Gayo Cultural Parade so that while worshiping participants from various countries can witness and learn about Gayo traditions and customs.