Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PERUBAHAN RATIO ANTARA PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO. #200 DENGAN BITUMEN EFEKTIF, TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LATASTON JENIS LAPIS PONDASI DAN LAPIS AUS Wardahni, Tri Utami; Kaseke, Oscar H.; Lalamentik, Lucia
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 1 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Campuran beraspal panas di Indonesia tercantum dalam Spesifikasi Teknik Bina Marga terdiri atas 2 jenis, yakni campuran Lapis Aspal Beton (LASTON) atau Asphalt Concrete (AC) bergradasi menerus dan campuran Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) atau Hot Rolled Sheet (HRS) bergradasi senjang dan semi senjang; masing-masing terbagi dua jenis yaitu Hot Rolled Sheet-Base Course (HRS-Base) dan Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC). Sampai saat ini metode Marshall masih dapat di terima secara umum untuk digunakan dalam mengevaluasi campuran beraspal panas. Marshall Quotient (MQ) merupakan salah satu kriteria yang diperoleh dari metode Marshall yakni dari uji tekan sedangkan Ratio Antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif diperoleh dari perhitungan komposisi filler dan kandungan aspal efektif. Spesifikasi Teknik Bina Marga Tahun 2010 revisi 3 terhadap campuran LASTON batasan MQ digantikan dengan batasan Ratio Antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif sedangkan pada campuran LATASTON tetap menggunakan batasan MQ minimal 250 kg/mm. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh hubungan antara besaran kriteria Marshall dengan besaran Ratio Antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif pada campuran LATASTON bergradasi semi senjang jenis HRS-Base dan HRS-WC. Material agregat pecah yang digunakan berasal dari lokasi sumber Kakaskasen dan material pasir digunakan dari lokasi sumber Lolan. Aspal yang digunakan adalah aspal penetrasi 60/70 ex Pertamina yang tersedia di tempat penelitian dan bahan Filler tambahan menggunakan Portland Cement (PC) merk Tonasa. Setelah diperiksa persyaratan awal dari material-material tersebut, kemudian dirancang komposisi gradasi menurut syarat jenis campuran LATASTON, dibuat benda uji dengan variasi kadar aspal, diuji dan dianalisis, didapat komposisi terbaik yang memenuhi semua persyaratan kriteria Marshall. Selanjutnya berdasarkan komposisi terbaik (kadar aspal tetap) dibuat benda uji dengan variasi kandungan material lolos saringan ukuran No. #100 (0,150 mm) dan No. #200 (0,075 mm), sehingga diperoleh Ratio antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif yang bervariasi antara 0.536-1.369 untuk HRS-Base dan 0.797-1.527 untuk HRS-WC.Dari hasil penelitian diperoleh kriteria Marshall dari campuran HRS-Base dengan nilai rata-rata Ratio antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif sebesar 0.919 adalah sebagai berikut: Stabilitas 1540 kg, Void in Mix (VIM) 4.93%, Flow 3.23 mm, Void in Mineral Aggregate (VMA) 18.05%, MQ 479 kg/mm dan Void in Filled Bitumen (VFB) 72.69%, sedangkan kriteria Marshall dari campuran HRS-WC dengan nilai rata-rata Ratio antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif sebesar 1.160 adalah sebagai berikut: Stabilitas 1267 kg, VIM  4.97%, Flow 3.34 mm, VMA 18.24%, MQ 383 kg/mm dan VFB 73.80%. Hal tersebut menunjukkan pengaruh Ratio antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif terhadap kriteria Marshall campuran HRS-Base dan HRS-WC memenuhi persyaratan spesifikasi, sehingga sesuai dengan Spesifikasi Teknik Bina Marga revisi 3 bahwa tidak perlu ada batasan mengenai Ratio Antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif.  Kata kunci : LATASTON, Gradasi Semi Senjang , Ratio Antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif
PENGGUNAAN MIKRO ASBUTON SEBAGAI BAHANPENGIGSI (FILLER) TERHADAP DURABILITAS CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT(HRA) Lalamentik, Lucia
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 6 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hot Rolled Asphalt (HRA) adalah campuran aspal yang mempunyi sifat elastis yang tinggi dan mengandung lebih banyak aggregat halus lebih banyak dibanding campuran aspal yang lain sehingga bahan pengisi (filler) sangat menentukan kekuatan campuran. Mikro asbuton, yaitu asbuton yang telah diproses menjadi bubuk halus dan kering yang sebagian besar lolos saringan No. 200, sehingga secara teori partikel yang lolos ini dapat digunakan sebagai filler. Ada empat parameter yang digunakan untuk menentukan kadar aspal optimum, yaitu stabilitas, kepadatan campuran (Sm), kepadatan bahan agregat yang dipadatkan (SA), dan kelelahan. Rata-rata nilai maksimum dari ketiga kriteria pertama inilah yang dinamakan kadar aspal optimum. Campuran dengan menggunakan filler mikro asbuton mempunyai indeks kekuatan sisa (82,3%) yang lebih tinggi dibandingkan dengan campuran dengan filler semen (76,7%) mengingat bahwa salah satu komponen penyusun asbuton adalah kapur yang secara fisik memungkinkan untuk bereaksi dengan bahan aspal, sehingga makin lama umur campuran akan makin tinggi kekuatannya. Filler yang merupakan salah satu komponen dalam campuran HRA dapat diganti dengan bahan lain yang bergradasi serupa namun dengan tingkat kemudahan untuk didapatkan di lapangan yang lebih tinggi. Mikro asbuton dapat digunakan sebagai filler dalam campuran HRA karena dari hasil pengujian terhadap kriteria dasar campuran didapat hasil yang memenuhi persyaratan, bahkan hasil pengujian yang didapat tidak terlalu jauh bila dibandingkan dengan hasil yang dicapai campuran dengan filler semen. Campuran dengan filler mikro asbuton memiliki potensi durabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan campuran dengan filler semen. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian perendaman standar Marshall dan pengujian perendaman modifikasi Marshall. Kata Kunci: Mikro Asbuton, Hot Rolled Asphalt (HRA), filler, potensi durabilitas
KELAS JALAN DAERAH UNTUK ANGKUTAN BARANG Pandey, Sisca V.; Lalamentik, Lucia
TEKNO Vol 12, No 60 (2014): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengguna jalan yang tidak mematuhi batas Muatan Sumbu Terberat (MST)   sesuai dengan klasifikasi jalan dan kelas jalan sangat mempengaruhi daya tahan infrastruktur jalan daerah. Beban lalu lintas yang tidak sesuai dengan klasifikasi jalan dan kelas jalan  akan menyebabkan kegagalan infrastruktur jalan dan memperpendek umur layanan. Pentingnya penyesuaian kelas jalan daerah dengan beban diatasnya sulit dilaksanakan di lapangan akibat lemahnya peraturan perundangan yang mengatur tentang hubungan kelas jalan daerah dengan beban. Kendaraan overloading yang melewati jalan daerah masih terjadi di seluruh Indonesia, karena memang belum ada pembatasan yang mengatur mengenai hal tersebut. Pentingnya penelitian kelas jalan daerah agar terjadinya keseimbangan antara beban lalu lintas dengan kelas jalan daerah.   Key word : Muatan Sumbu Terberat (MST), Kelas jalan