Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK) Sapulete, Christhy Amalia; Dapas, Servie O.; Kaseke, Oscar H.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 4 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam bidang ilmu Teknik Sipil, optimasi bertujuan untuk memperoleh hasil desain yang ekonomis. Salah satu cara adalah dengan membandingkan hasil perencanaan dari beberapa alternatif. Dalam penulisan ini, optimasi teknik diaplikasikan terhadap perencanaan struktur atas jembatan beton bertulang berbentuk studi kasus terhadap tipe Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok “T” di Kabupaten Pegunungan Arfak dengan bentang jembatan 20 m dan lebar 10 m, dibandingkan dengan alternatif lain, yakni dengan tipe Jembatan Gelagar Boks Beton. Analisis perencanaan menggunakan standar pembebanan RSNI T-02-2005 dan menggunakan data yang sesuai dengan perencanaan semula. Dari analisis yang dilakukan dengan menggunakan standar pembebanan RSNI T-02-2005 diperoleh bahwa gelagar balok “T” yang telah direncanakan semula dalam kasus ini tidak memenuhi syarat penulangan sehingga dilakukan perencanaan kembali tulangan yang memenuhi syarat untuk digunakan pada gelagar balok “T” dan direncanakan ulang dalam bentuk tipe Jembatan Gelagar Boks Beton dengan menggunakan besar beban yang sama, diperoleh hasil optimasi bahwa gelagar boks dapat mereduksi penggunaan jumlah penulangan dan volume beton dibandingkan dengan gelagar balok T. Kata Kunci: Struktur Atas Jembatan Beton Bertulang, Pembebanan RSNI-T-02-2005, Gelagar Balok T, Gelagar Boks Beton
PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC) Panungkelan, Kiftheo Sanjaya; Kaseke, Oscar H.; Manoppo, Mecky M.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu metode untuk pemeriksaan mutu campuran beraspal panas di laboratorium adalah metode Marshall; di perkenalkan oleh Bruce Marshall pada tahun 1939.  Benda uji campuran beraspal panas dibuat dengan cara dipadatkan dalam cetakan berdiameter 4 inch dengan tinggi 2,5 inch menggunakan penumbuk dengan berat 10 lb (4.536 gram) dan tinggi jatuh 18 inch, sebagai interpretasi daya pemadatan dilapangan dengan menggunakan alat pemadat roda besi (Steel Tandem Roller) dan roda karet (Pneumatic Tyre Roller). Dari pengujian Marshall diperoleh hasil pemeriksaan berupa besaran-besaran Marshall yaitu Stabilitas, Flow, VIM, VMA, FVB, kepadatan, juga MQ (Spesifikasi Bina Marga tahun 2010 revisi 2) dan Ratio FF/Bitumen Effektif revisi 3. Bina Marga dalam spesifikasi teknik, menetapkan jumlah tumbukan untuk pembuatan benda uji Marshall pada campuran AC-WC dan AC-BC sebanyak 2 x 75 kali. Pengaruh dari jumlah tumbukan dalam pembuatan benda uji terhadap kriteria Marshall yang akan diangkat dalam penelitian ini.Akan dibuat benda uji Marshall dengan menggunakan material batu pecah yang bersumber dari desa Lolan kabupaten Bolaang Mongondow dengan aspal penetrasi 60/70 ex Pertamina sebagai bahan pembentuk campuran beraspal panas. Setelah dilakukan pemeriksaan bahan selanjutnya dicari komposisi agregat yang memenuhi syarat untuk masing-masing campuran yaitu AC-WC dan AC-BC sehingga didapatkan komposisi dan kadar aspal terbaik. Dengan komposisi pada kadar aspal terbaik dibuat benda uji variasi jumlah tumbukan 25, 50, 75, 100, 150, 200, 300, 400 tumbukan pada setiap sisi benda uji kemudian dianalisis hubungan antara variasi jumlah tumbukan terhadap besaran-besaran Marshall.Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kedua jenis campuran yaitu AC-WC dan AC-BC pengaruh jumlah tumbukan ditentukan oleh batasan nilai VIM, VMA dan Flow dengan rentang jumlah tumbukan yang memenuhi spesifikasi pada jenis campuran AC-WC yaitu 65-90 kali dengan jumlah tumbukan terbaik berada pada tumbukan ke 77 dan jenis campuran AC-BC pada tumbukan 65-110 kali dengan jumlah tumbukan terbaik berada pada tumbukan ke 87 sehingga campuran AC-BC membutuhkan 10 kali tumbukan lebih banyak dibandingkan  campuran AC-WC. Dengan demikian disarankan untuk pemadatan jenis campuran Asphalt Concrete – Binder Course (AC-BC) di lapangan membutuhkan daya pemadatan yang lebih tinggi yaitu 13 % dari jenis campuran Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC).Kata kunci: Besaran Marshall, Jumlah Tumbukan, AC-WC dan AC- BC
KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC Mamangkey, Rizky; Kaseke, Oscar H.; Jansen, Freddy; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 3 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hot Rolled Sheet ? Wearing Course (HRS-WC) atau disebut juga lataston (lapis tipis aspal beton) merupakan lapisan permukaan yang berfungsi sebagi lapisan aus dan kedap air serta langsung menerima beban lalu lintas. Dalam campuran beraspal panas agregat memberikan kontribusi sekitar 90-95% terhadap total campuran, sehingga sifat fisik dari agregat mempengaruhi hasil pengujian volumetrik salah satunya adalah VMA. Pengaruh sifat fisik agregat terhadap VMA inilah yang akan menjadi penelitian. Penelitian dilakukan untuk 3 jenis material dari lokasi yang berbeda dan memiliki sifat dan ciri berbeda, sumber agregat yaitu Tateli, Kinilow dan Lolak. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan awal dan lanjutan terhadap sifat-sifat agregat dan aspal agar memenuhi spesifikasi yang ditentukan.Didapat komposisi gradasi agregat gabungan untuk campuran HRS-WC, dimana CA= 49.89%, FA= 42.81% dan FF= 7.30%. Nilai berat jenis bulk agregat untuk ke-3 sumber agregat yakni: Tateli = 2.42, Kinilow = 2.43, Lolak = 2.61. Dengan nilai berat jenis bulk agregat diperoleh kriteria Marshall untuk VMA adalah sebagai berikut: Tateli = 20.66%, Kinilow = 19.76%, Lolak = 19.52% dan didapat grafik lengkung VMA Lolak lebih rendah daripada Kinilow dan Tateli.Sifat fisik agregat yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya nilai VMA pada campuran beraspal panas jenis HRS-WC adalah berat jenis bulk agregat. Berat jenis bulk agregat besar akan memberikan nilai VMA rendah dan sebaliknya. Disarankan menggunakan agregat pecah dari sungai, karena memberikan nilai berat jenis bulk besar, juga memberikan nilai penyerapan air kecil karena tekstur agregat tidak berpori.Kata Kunci : Sifat Fisik Agregat, Berat Jenis Bulk Agregat, VMA
PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG Suawah, Fergianti; Kaseke, Oscar H.; Sendow, Theo K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 12 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Spesifikasi Teknik Bina Marga 2010 revisi 3, ada 2 jenis campuran beraspal panas yaitu HRS (Hot Rolled Sheet) dan AC (Asphalt Concrete).Campuran HRS tidak ada batasan mengenai besaran Ratio Filler dengan Bitumen Efektif tetapi besaran Marshall Quotient masih diberlakukan. Sedangkan pada campuran  AC, batasan Ratio Filler dengan Bitumen Efektif dibatasi 1,0 sampai dengan 1,4 dan Marshall Quotient ditiadakan. Pengaruh variasi  Ratio Filler-Bitumen pada jenis HRS-BASE inilah yang akan diteliti melalui pengujian di Laboratorium. Dalam penelitian ini, material yang digunakan diambil dari lokasi sumber desa Lolan. Dibuat campuran beraspal panas jenis HRS-BASE menggunakan komposisi campuran terbaik untuk pengujian Marshall sehingga diperoleh kadar aspal terbaik. Selanjutnya, dibuat perancangan komposisi dengan ratio filler terhadap bitumen efektif bervariasi 0,24, 0,57, 0,89, 1,22, 1,54 dan gradasi dari fraksi ukuran butir lainnya dibuat seideal mungkin. Dari pengujian Marshall diperoleh pengaruh terhadap nilai karakteristik campuran HRS-BASE. Dengan nilai ratio filler-bitumen content antara 0,24 sampai dengan 1,5 diperoleh nilai Marshall Quotient antara 441,49 sampai dengan 550,17, nilai Stabilitas antara 1433,62kg sampai dengan 2065,01kg, nilai Flow antara 3,50mm samapai dengan 3,79mm, nilai VFB antara 70,42% sampai dengan 84,68%, nilai VIM menurun  dari 6,72% sampai dengan 1,54% dan nilai VMA juga menurun dari 22,71% sampai dengan 19,64%. Berdasrakan hasil penelitian, semua rentang nilai ratio filler-bitumen content yang dicapai, memenuhi batasan besaran nilai  Marshall Quotient. Tetapi yang membatasi nilai ratio filler-bitumen adalah batasan nilai VIM. Disarankan pada jenis campuran HRS-BASE sebaiknya menggunakan nilai Ratio Filler-Bitumen pada range antara 0,4 yang dibatasi nilai VIM tertinggi, sampai dengan 1,1 yang dibatasi nilai VIM terendah. Kata Kunci : HRS-BASE, Gradasi Senjang, Ratio Filler-Bitumen Content
KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS Korompis, Steward Paulus; Kaseke, Oscar H.; Diantje, Sompie
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 2 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agregat merupakan komponen utama yang menentukan kemampuan perkerasan sedang aspal berfungsi sebagai bahan pengikat. Agregat memiliki sifat fisik yang berbeda dalam ukuran butiran dan gradasi, bentuk, porositas, tekstur permukaan, kekerasan dan kelekatan terhadap aspal. Karena agregat kontribusinya dominan, maka sifat fisik agregat memberikan pengaruh terhadap mutu campuran aspal. Penelitian dilakukan untuk memeriksa besaran sifat-sifat fisik dan sifat mekanis agregat yang berasal dari lokasi kaki Gunung Soputan. Pemeriksaan terhadap agregat meliputi pengujian keausan agregat, berat jenis dan penyerapan agregat, analisa saringan agregat, impact test, indeks kelonjongan dan kepipihan. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan aspal, yaitu pengujian penetrasi aspal, titik lembek aspal dan ter, titik nyala dan titik bakar, serta daktilitas. Hasil pemeriksaan sifat fisik material agregat adalah untuk Agregat Kasar Berat Jenis Bulk 2.61 dan Penyerapan 2.17%, Agregat Sedang Berat jenis bulk 2.54 dan Penyerapan 2.69%, Agregat Abu Batu Berat Jenis Bulk 2.72 dan Penyerapan 2.32%, Indeks Kepipihan 23.6% dan Kelonjongan 9.4%. Hasil pemeriksaan sifat mekanis material agregat adalah untuk Keausan (Abrasi Test) 23% dan Impact Test 10.26%. Sifat material ini, memenuhi semua persyaratan Bina Marga 2010 untuk material campuran beraspal panas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa material agregat dari kaki Gunung Soputan layak untuk digunakan sebagai material agregat perkerasan jalan berdasarkan spesifikasi Bina Marga untuk lapis perkerasan dan untuk campuran beraspal panas jenis AC – WC bergradasi halus.   Kata kunci : Material Agregat Kaki Gunung Soputan, Sifat Fisik Agregat, Campuran Beraspal Panas
KAJIAN HUBUNGAN BATASAN KRITERIA MARSHALL QUOTIENT DENGAN RATIO PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO.#200 – BITUMEN EFEKTIF PADA CAMPURAN JENIS LASTON Lagonda, Louis Christian; Kaseke, Oscar H.; Pandey, Sisca V.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 1 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Marshall Quotient (MQ) merupakan hasil bagi antara Stabilitas dan Flow yang diperoleh dari uji tekan dengan metode Marshall sedangkan besaran Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200-Bitumen Efektif diperoleh dan dihitung dari komposisi campuran. Spesifikasi Teknik Bina Marga tahun 2010 Revisi 2 untuk campuran Lapis Aspal Beton (LASTON) semula ada batasan MQ namun pada revisi 3 MQ telah ditiadakan dan diganti dengan Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200-Bitumen Efektif dengan batasan 1,0 sampai dengan 1,4. Dalam penelitian ini akan dikaji hubungan dan pengaruh Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200-Bitumen Efektif terhadap MQ pada campuran LASTON. Penelitian ini menggunakan material batu pecah dari lokasi sumber Kakaskasen dan Aspal penetrasi 60/70 ex Pertamina yang tersedia di Laboratorium Teknik Perkerasan Jalan Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Bahan Filler tambahan menggunakan Portland Cement (PC). Proses penelitian ini dimulai dengan pemeriksaan persyaratan material dan perancangan komposisi agregat sesuai persyaratan gradasi LASTON, dibuat benda uji untuk pengujian Marshall dan hasil uji dianalisis, sehingga diperoleh kadar Aspal terbaik. Selanjutnya, dirancang komposisi dengan kadar Aspal tetap tapi kandungan Filler berubah – ubah sehingga Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif bervariasi menjadi 0.63, 0.95, 1.2, 1.45, dan 1,75.Dari pemeriksaan di laboratorium diperoleh untuk Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif 0.63 nilai MQ adalah 395 kg/mm, pada nilai Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif 0.95 MQ adalah 417 kg/mm, pada nilai Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif 1.2 MQ adalah  439 kg/mm, pada nilai Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif 1.45 MQ adalah 463 kg/mm, dan pada nilai Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif 1.75 MQ adalah 489 kg/mm. Dengan kata lain hubungan antara MQ dengan Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif adalah sebagai berikut, jika Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif relatif kecil  menghasilkan nilai MQ yang rendah, sebaliknya Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif lebih besar, menghasilkan nilai MQ yang tinggi. Dengan menggunakan batasan Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif antara 1.0 sampai dengan 1.4 nilai MQ yang diperoleh adalah 420 kg/mm sampai dengan 460 kg/mm. Batasan MQ yang sebelumnya hanya memberikan batas minimum 250 kg/mm.Sebaiknya menggunakan nilai Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif yang tinggi karena akan menghasilkan MQ yang besar, namun kandungan kadar Aspal (Bitumen) harus diperhatikan karena kandungan bitumen  akan berpengaruh pada nilai Void In Mix (VIM).   Kata Kunci : Lapis Aspal Beton-Lapis Aus, Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif, Marshall Quotient
PENGARUH SIFAT FISIK AGREGAT TERHADAP RONGGA DALAM CAMPURAN BERASPAL PANAS Rondonuwu, Fernando; Kaseke, Oscar H.; Rumajar, Audy L. E.; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 3 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rongga dalam campuran atau Void In Mix (VIM) merupakan salah satu parameter pengujian Marshall. Nilai VIM suatu campuran perkerasan menggambarkan kinerja perkerasan yang dihasilkan. Nilai VIM terlalu besar mengakibatkan munculnya retak dini, pelepasan butir dan pengelupasan pada perkerasan, sedangkan VIM terlalu kecil mengakibatkan terjadinya bleeding. Besar atau kecilnya nilai VIM bergantung pada material atau bahan sebagai pembentuk campuran. Agregat merupakan komponen utama pembentuk campuran, dimana persentase agregat yaitu 90-95% terhadap berat atau 75-85% terhadap campuran. Pemakaian agregat dalam perkerasan terdiri dari berbagai sifat atau karakteristik. Sifat agregat yang berbeda tersebut menghasilkan parameter Marshall yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara sifat fisik agregat terhadap nilai VIM yang didapat. Untuk mendapatkan sifat agregat, maka dilakukan pengujian awal dan lanjutan terhadap 3 jenis material dari lokasi sumber yang berbeda. Selanjutnya dirancang campuran beraspal panas jenis AC-WC Agregat Halus dan dibuat benda uji berdasarkan rancangan campuran. Kemudian dihitung parameter Marshall, khususnya VIM. Dari hasil pengujian dilaboratorium, diperoleh hasil sebagai berikut: sifat fisik Keausan agregat Lolak=17.462%, Kinilow= 35.075%, Tateli= 36.798%. Berat jenis bulk: Lolak= 2.6068, Kinilow= 2.3573, Tateli= 2.3682. Berat jenis apparent: Lolak= 2.7271, Kinilow= 2.4768, Tateli= 2.4773. Penyerapan air: Lolak= 1.702%, Kinilow= 1.886%, Tateli= 2.072%. Hasil Perhitungan diperoleh parameter Marshall untuk VIM pada kadar aspal= 6.00% adalah sebagai berikut: Lolak = 4.051%, Kinilow= 5.107%, dan Tateli= 5,841%. Kata Kunci: Sifat fisik agregat, Parameter Marshall, Rongga Dalam Campuran
KAJIAN PENYEBAB PERBEDAAN NILAI BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN BERASPAL PANAS YANG DIHITUNG BERDASARKAN METODE MARSHALL DENGAN YANG DICARI LANGSUNG BERDASARKAN AASHTO T209 Laoli, Maria Estela; Kaseke, Oscar H.; Manoppo, Mecky R. E.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 2 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berat jenis maksimum campuran adalah perbandingan berat isi benda campuran beraspal dalam keadaan rongga udara sama dengan nol. Berat jenis maksimum campuran pada masing-masing kadar aspal diperlukan untuk menghitung kadar rongga masing-masing kadar aspal. Berat jenis maksimum campuran dapat diperoleh secara teoritis pada metode Marshall dan bisa juga dicari secara langsung berdasarkan AASHTO T209. Namun pada kenyataannya, berat jenis maksimum baik yang dicari secara teoritis maupun yang dicari langsung selalu ada perbedaan, inilah yang akan diangkat dalam penelitian ini.Penelitian dilakukan untuk 3 jenis material dari lokasi yang berbeda dan memiliki sifat dan ciri berbeda, sumber agregat yaitu Tateli, Kinilow dan Lolak. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan awal dan lanjutan terhadap sifat-sifat agregat dan aspal agar memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Selanjutnya mencari nilai berat jenis maksimum campuran secara teoritis dan secara langsung.Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat jenis maksimum campuran yang dihitung secara langsung berdasarkan AASHTO T209 lebih besar daripada yang dihitung secara teoritis menggunakan metode Marshall, untuk semua jenis kadar aspal. Hal ini disebabkan oleh sifat fisik agregat yang berbeda, yaitu berat jenis. Dari kesimpulan tersebut disarankan, untuk pengujian berat jenis maksimum campuran harus dicari berdasarkan AASHTO T209 dan dalam proses merancang campuran terutama yang menyangkut pemeriksaan material agregat sangat diperlukan ketelitian dan pemeriksaan berulang-ulang agar supaya didapat hasil yang akurat.Kata Kunci : AASHTO T209, Berat Jenis Maksimum, Metode Marshall
PENGARUH PERUBAHAN RATIO ANTARA PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO. #200 DENGAN BITUMEN EFEKTIF, TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LATASTON JENIS LAPIS PONDASI DAN LAPIS AUS Wardahni, Tri Utami; Kaseke, Oscar H.; Lalamentik, Lucia
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 1 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Campuran beraspal panas di Indonesia tercantum dalam Spesifikasi Teknik Bina Marga terdiri atas 2 jenis, yakni campuran Lapis Aspal Beton (LASTON) atau Asphalt Concrete (AC) bergradasi menerus dan campuran Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) atau Hot Rolled Sheet (HRS) bergradasi senjang dan semi senjang; masing-masing terbagi dua jenis yaitu Hot Rolled Sheet-Base Course (HRS-Base) dan Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC). Sampai saat ini metode Marshall masih dapat di terima secara umum untuk digunakan dalam mengevaluasi campuran beraspal panas. Marshall Quotient (MQ) merupakan salah satu kriteria yang diperoleh dari metode Marshall yakni dari uji tekan sedangkan Ratio Antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif diperoleh dari perhitungan komposisi filler dan kandungan aspal efektif. Spesifikasi Teknik Bina Marga Tahun 2010 revisi 3 terhadap campuran LASTON batasan MQ digantikan dengan batasan Ratio Antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif sedangkan pada campuran LATASTON tetap menggunakan batasan MQ minimal 250 kg/mm. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh hubungan antara besaran kriteria Marshall dengan besaran Ratio Antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif pada campuran LATASTON bergradasi semi senjang jenis HRS-Base dan HRS-WC. Material agregat pecah yang digunakan berasal dari lokasi sumber Kakaskasen dan material pasir digunakan dari lokasi sumber Lolan. Aspal yang digunakan adalah aspal penetrasi 60/70 ex Pertamina yang tersedia di tempat penelitian dan bahan Filler tambahan menggunakan Portland Cement (PC) merk Tonasa. Setelah diperiksa persyaratan awal dari material-material tersebut, kemudian dirancang komposisi gradasi menurut syarat jenis campuran LATASTON, dibuat benda uji dengan variasi kadar aspal, diuji dan dianalisis, didapat komposisi terbaik yang memenuhi semua persyaratan kriteria Marshall. Selanjutnya berdasarkan komposisi terbaik (kadar aspal tetap) dibuat benda uji dengan variasi kandungan material lolos saringan ukuran No. #100 (0,150 mm) dan No. #200 (0,075 mm), sehingga diperoleh Ratio antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif yang bervariasi antara 0.536-1.369 untuk HRS-Base dan 0.797-1.527 untuk HRS-WC.Dari hasil penelitian diperoleh kriteria Marshall dari campuran HRS-Base dengan nilai rata-rata Ratio antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif sebesar 0.919 adalah sebagai berikut: Stabilitas 1540 kg, Void in Mix (VIM) 4.93%, Flow 3.23 mm, Void in Mineral Aggregate (VMA) 18.05%, MQ 479 kg/mm dan Void in Filled Bitumen (VFB) 72.69%, sedangkan kriteria Marshall dari campuran HRS-WC dengan nilai rata-rata Ratio antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif sebesar 1.160 adalah sebagai berikut: Stabilitas 1267 kg, VIM  4.97%, Flow 3.34 mm, VMA 18.24%, MQ 383 kg/mm dan VFB 73.80%. Hal tersebut menunjukkan pengaruh Ratio antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif terhadap kriteria Marshall campuran HRS-Base dan HRS-WC memenuhi persyaratan spesifikasi, sehingga sesuai dengan Spesifikasi Teknik Bina Marga revisi 3 bahwa tidak perlu ada batasan mengenai Ratio Antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif.  Kata kunci : LATASTON, Gradasi Semi Senjang , Ratio Antara Partikel Lolos Saringan No. #200 dengan Bitumen Efektif
KELAYAKAN MATERIAL DOMATO DI PULAU KARAKELANG KABUPATEN KEPULAUAN TALAUDSEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI PERKERASAN JALAN Bawataa, Suryanto; Kaseke, Oscar H.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 8 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Pulau Karakelang Kabupaten Kepulauan Talaud terdapat kandungan material domato yang cukup banyak. Untuk mengoptimalkan potensi sumber material yang ada di Pulau Karakelang dalam pembuatan jalan khususnya sebagai material lapis pondasi, maka akan diteliti tentang kelayakan material domato di Pulau Karakelang Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai material lapis pondasi perkerasan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisik material domato terutama tingkat kelayakan material domato yang memberikan daya dukung yang tinggi berdasarkan pada spesifikasi Direktorat Jendral Bina Marga Tahun 2010. Material domato yang akan diuji diambil dari dua lokasi dari sekian lokasi yang ada, yakni Kecamatan Melonguane dan Kecamatan Pulutan. Penelitian dilakukan di laboratorium yang dimulai dengan pemeriksaan sifat-sifat fisik.Selanjutnya dilakukan uji kepadatan guna untuk mendapatkan kepadatan kering maksimum (γd maks) dan kadar air optimum (ωopt). Berdasarkan kadar air optimum, maka dibuatlah benda uji untuk pemeriksaan CBR. Dari hasil pemeriksaan material domato ex Melonguane diperoleh: Abrasi = 49,9%, Indeks Plastisitas = 4,48%, Hasil kali indeks Plastis dengan persen Lolos Ayakan No.200 = 62,72, Batas Cair = 32 dan CBR = 100%. Sedangkan hasil pemeriksaan material domato ex Polutan diperoleh : Abrasi = 47,9%, Indeks Plastisitas = 3,05%, Hasil kali indeks Plastis dengan persen Lolos Ayakan No.200 = 31,11, Batas Cair = 31,25 dan CBR =150%. Dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat fisik material domato ex Melonguane dan ex Polutan memiliki mutu dibawah syarat spesifikasi Bina Marga. Namun dengan sifat-sifat tersebut, padaPengujian kekuatan meiliki nilai  daya dukung (CBR) yang tinggi. Maka dari itu dalam pembuatan jalan Material ini dapat langsung digunakan sebagai bahan untuk konstruksi lapis pondasi. Kata kunci : Pulau Karakelang, Domato, Lapis Pondasi Perkerasan, CBR