Rizky Arifah Zahara
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH POLA ASUH OTERITER DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMAN 1 MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR Rizky Arifah Zahara; Tasnim salsabila Nasution
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v5i2.1446

Abstract

Orang tua bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak guna mengembangkan keseluruhan eksistensi anak, kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan biologis maupun kebutuhan psikologis seperti rasa aman, dikasihi, dimengerti sebagai anak, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang kearah harmonis. Tapi banyak sekali orang tua yang dengan sengaja maupun tidak sengaja berperilaku over protective. Akibatnya anak merasa ruang lingkupnya terbatas, merasa terkekang dan tidak boleh mengambil keputusan sendiri, sehingga anak mengalami masalah dalam penyesuaian diri. Berdasarkan uraian tersebut rumusan masalah yang dapat ditarik adalah bagaimana hubungan antara pola asuh otoriter dengan kenakalan remaja.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif korelasional, dengan populasi siswa kelas 1 SMA Negeri 1 Mesjid Raya tahun ajaran 2018/2019, ukuran sampel 44 siswa. Siswa yang menjadi subjek penelitian merupakan siswa yang orang tuanya over protective, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sample. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku over protective dan variabel terikatnya kenakalan remaja. Metode pengambilan data menggunakan skala psikologi.Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment, komputasi dengan menggunakan bantuan komputer program statistical program for social sciences (SPSS). Hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi antara perilaku over protective orang tua dengan penyesuaian diri sebesar (rxy) -0,507 ; p < 0,01. Hasil penelitian menunjukkan penyesuain diri subjek sebagian besar tergolong sedang. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan ada hubungan negatif yang signifikan antara pola asuh otoriter dengan kenakalan remaja, dengan demikian hipotesis yang diajukan terbukti.Bagi subjek penelitian yang memiliki penyesuaian diri tergolong sedang, hendaknya lebih memahami arti penting penyesuaian diri, dapat mengambil nilai positif, tidak menggantungkan diri pada orang lain, berlatih bertanggungjawab, berusaha memecahkan sendiri masalah-masalah yang dihadapi, bertindak sesuai dengan potensi dan norma yang berlaku. Terutama dua subjek yang tergolong rendah dalam mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya dan kurang bisa bersikap sehat terhadap kelemahan dirinya, perlu meningkatkan kemampuan diri dalam melakukan penyesuaian diri dan mendapatkan perhatian supaya dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyesuaikan diri. Bagi orang tua hendaknya mengetahui perkembangan remaja dan memperlakukan remaja secara wajar.Kata Kunci : Pola asuh otoriter, kenakalan remaja
Dukungan Sosial Orang Tua degan Kreativitas Belajar pada Siswa di SMA Negei 3 Banda Aceh Rizky Arifah Zahara; Yola Meidina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 4, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v4i2.1443

Abstract

Pendidikan di Indonesia, menurut Munandar, masih berorientasi pada pengembangan kecerdasan daripada pengembangan kreativitas. Kemudian, dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Handayani menyatakan bahwa otak murid dipandang sebagai safe deposit box, pengetahuan dari guru dipindahkan kedalam otak murid dan bila sewaktu-waktu diperlukan pengetahuan tersebut tinggal diambil saja. Padahal pengembangan kreativitas, khususnya kreativitas produk, harus dikembangkan pada masa-masa sekolah untuk membantu proses pembelajaran. Sebagian besar produk kreatif tidak diciptakan oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMA) tetapi diciptakan oleh siswa- siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sedangkan dalam teori perkembangan, usia-usia tersebut sangat potensial untuk mengembangkan kreativitas dalam diri individu