This Author published in this journals
All Journal e-GIGI
B. S. Lampus
Universitas Sam Ratulangi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN RONGGA MULUT DAN STATUS GINGIVA PADA MAHASISWA DENGAN GIGI BERJEJAL Sasea, Altriany; Lampus, B. S.; Supit, Aurelia
e-GiGi Vol 1, No 1 (2013): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.1.1.2013.1930

Abstract

Abstract: Dental crowding is a condition which the position of the teeth are outside the normal  tooth arrangement. This condition occasionally become problem for patient. Based from function, dental crowding is very hard to clean with tooth brush, it can accumulated plaque, which is one of the risk factor of bad oral hygiene, calculus and gingivitis. This study objectives was the find out overview of oral hygiene and gingival status of college student who had crowding teeth in Dentistry Courses Medical Faculty of Sam Ratulangi University Manado. This is a descriptive study. Population study was all college student who had crowding teeth in Dentistry Courses Medical Faculty of Sam Ratulangi University Manado. Samples were 40 person ad sampling method was total sampling. The results oral hygiene using Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S) in the crowding of both jaws showed that the majority of 66.67% of the study have good oral hygiene and gingival status of research results by using the gingival index in both jaws partial crowding 65.22% of the study subjects had mild inflammation of gingival status. Keywords: Dental crowding, Oral hygiene, gingival status.    Abstrak: Gigi berjejal merupakan keadaan berjejalnya gigi di luar susunan gigi yang normal. Kondisi gigi berjejal terkadang menjadi masalah bagi penderitanya. Gigi berjejal sangat sulit dibersihkan dengan menyikat gigi, kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan plak yang juga merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kalkulus dan gingivitis. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran status kebersihan rongga mulut dan status gingiva pada mahasiswa dengan gigi berjejal di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini yaitu mahasiswa yang memiliki kondisi gigi berjejal di Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Sampel berjumlah 40 orang dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Hasil penelitian kebersihan rongga mulut dengan menggunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) pada gigi berjejal kedua rahang menunjukkan bahwa sebagian besar 66,67% subjek penelitian memiliki kebersihan mulut baik dan hasil penelitian status gingiva dengan menggunakan indeks gingiva pada gigi berjejal kedua rahang sebagian besar 65,22% subjek penelitian memiliki status gingiva inflamasi ringan. Kata kunci: Gigi berjejal, status kebersihan rongga mulut, status gingiva.
STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO Tuhuteru, Daul R.; Lampus, B. S.; Wowor, Vonny N. S.
e-GiGi Vol 2, No 2 (2014): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.2.2.2014.5437

Abstract

Abstrak: Kebersihan gigi dan mulut yang baik berdampak pada kesehatan mulut, sebaliknya kebersihan mulut yang kurang terjaga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada rongga mulut sebagai akibat akumulasi debris dan kalkulus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut pasien Poliklinik Gigi Puskesmas Paniki Bawah Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional studydengan populasi terjangkau pasien pengunjung poliklinik gigi yang berusia 20-44 tahun dan jumlah sampel 55. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin indeks debris tererndah pada perempuan sebesar 1,1 dan indeks kalkulus terrendah juga pada perempuan sebesar 1,2; berdasarkan kelompok usia, indeks debris  terrendah pada kelompok usia 26-35 tahun  sebesar 1,1; indeks kalkulus terrendah pada kelompok usia 26-35 tahun dan 36-44 tahun sebesar 1,3; indeks kebersihan mulut (OHI-S) terrendah pada perempuan sebesar  2,3; berdasarkan kelompok usia, indeks kebersihan mulut (OHI-S) terrendah berada pada usia 26-35 tahun sebesar 2,4. Indeks kebersihan mulut rata-rata keseluruhan  adalah 2,5.  Sebagai kesimpulan bahwa indeks debris dan indeks kalkulus terbaik pada pasien berjenis kelamin perempuan sedangkan berdasarkan kelompok usia, indeks debris terbaik pada pada kelompok usia 26-35 tahun; dan indeks kalkulus terbaik pada pasien kelompok usia 26-35 tahun dan kelompok usia 36-44 tahun. Status kebersihan mulut (OHI-S) rata-rata pasien  baik laki-laki maupun perempuan termasuk dalam kategori sedang, sedangkan status kebersihan mulut (OHI-S) rata-rata berdasarkan kelompok usia semuanya juga termasuk kategori sedang. Saran penulis, pemerintah hendaknya lebih memerhatikan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat, melalui berbagai program peningkatan  pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. Kata kunci: Status Kebersihan Mulut, Indeks Kebersihan Mulut, Indeks Debris, IndeksKalkulus
GAMBARAN PENGETAHUAN STAIN GIGI PADA PEROKOK DI KELURAHAN BAHU LINGKUNGAN V Sinaga, Christina Putri Amin; Lampus, B. S.; Mariati, Ni Wayan
e-GiGi Vol 2, No 2 (2014): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.2.2.2014.5761

Abstract

Abstract: The stain is a pigmented deposits in the teeth surface and is one of the aesthetic problem. Smooking increaces one factor contributing to the occutence of multiple disordersin in the oral cavity, one of which can cause tooth stain on the tooth surface. The habit of smooking cigarettes include the type, duration of smooking and number of cigarettes smoked a day. The purpose of this study to determine the knowledge of stain teeth in smokers in kelurahan Bahu lingkungan V. This is a descriptive study with cross-sectional approach. The research instrumen used was a questionnaire containing some questions about stain teeth. The result is 25 of the subject (29,4%) have a good knowledge, 39 of the subject (45,9%)enough knowledge and 21 of the subject (24,7%) poor knowledge. Based on this study, the are some suggestions, one of it is to keep the good knowledge and reduce smooking to prevent the foemation of tooth stain on tooth surface. Keywords: stain of the teeth, knowledge, smoker.     Abstrak: Stain gigi adalah deposit berpigmen pada permukaan gigi dan merupakan salah satu masalah estetik. Kebiasaan merokok meningkatkan salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa kelainan di rongga mulut, salah satunya dapat menimbulkan stain gigi pada permukaan gigi. Kebiasaan merokok meliputi jenis rokok, lama merokok dan jumlah rokok yang dihisap per hari. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan tentang stain gigi pada perokok di kelurahan Bahu lingkungan V. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Instrumen penelitian yang digunakan ialah kuesioner yang berisi tentang beberapa pertanyaan tentang stain gigi. Hasilnya ialah sebanyak 25 responden (29,4%) mempunyai pengetahuan baik, 39 responden (45,9%) mempunyai pengetahuan cukup dan 21 responden (24,7%) mempunyai pengetahuan kurang. Berdasarkan penelitian ini, terdapat beberapa hal yang disarankan antara lain mempertahankan pengetahuan yang sudah cukup baik dan mengurangi kebiasaan merokok agar tidak terjadinya pembentukan stain gigi pada permukaan gigi. Kata kunci: Stain gigi, pengetahuan, perokok.
GAMBARAN PEROKOK DAN ANGKA KEJADIAN LESI MUKOSA MULUT DI DESA MONSONGAN KECAMATAN BANGGAI TENGAH Djokja, Rizki Mulyana; Lampus, B. S.; Mintjelungan, Christy
e-GiGi Vol 1, No 1 (2013): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.1.1.2013.1928

Abstract

Abstract: Nowadays, smokers may be encountered from different social class, status, and different age groups. This is because it is very easy to get cigarettes. Many studies demonstrated the effects of smoking are influenced by the large number of cigarettes, duration of smoking, type of cigarettes smoked even depth of smoke may cause some disorders in the oral cavity. Purpose of this study was to determine the smokers and the incidence of oral mucosal lesions in the Monsongan village in Banggai district. This research method is descriptive with cross sectional study approach. Samples in this study are smokers in the Monsongan village. Calculations based on preliminary survey results obtained 264 people as smoking population and 80 people were selected as research sample. Results showed that from 80 research sample were examined, the incidence of oral mucosal lesions most often found in the sample with a smoking duration more than 20 years were 51 people (63.75%). Incidence of oral mucosal lesions most often found in smokers with number of cigarettes smoked per day 10-20 rods were 44 people (55%). Incidence of oral mucosal lesions most often found in cigarette smokers were 65 people (81.25%). Key words: smoking, oral mucosal lesions.     Abstrak: Perokok saat ini bisa kita jumpai dari berbagai kelas sosial, status serta kelompok umur yang berbeda. Hal ini dikarenakan rokok sangat mudah untuk didapatkan. Banyak penelitian yang membuktikan efek dari merokok yang dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok, lama merokok, jenis rokok bahkan dalamnya hisapan merokok dapat menimbulkan beberapa kelainan rongga mulut. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana gambaran perokok dan angka kejadian lesi pada mukosa mulut di desa Monsongan kecamatan Banggai tengah. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan studi potong lintang. Sampel dalam penelitian ini yaitu masyarakat perokok di desa Monsongan. Berdasarkan perhitungan survei awal didapatkan hasil populasi perokok sebanyak 264 orang dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 80 orang. Hasil penelitian  menunjukkan dari 80 orang subjek penelitian  yang  diperiksa, kejadian lesi mukosa mulut  paling banyak dijumpai pada lama merokok > 20 tahun sebanyak 51 orang (63.75%). Kejadian lesi mukosa mulut paling banyak dijumpai pada perokok dengan jumlah rokok yang dihisap 10-20 batang per hari sebanyak 44 orang (55%). Kejadian lesi mukosa mulut paling banyak dijumpai pada perokok yang merokok dengan jenis rokok putih sebanyak 65 orang (81.25%). Kata kunci: perokok, lesi mukosa mulut.