Risma Rismelati
Program Studi Sastra Sunda, Sejarah, Dan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMERTAHANAN KEPERCAYAAN PADA MASYARAKAT TALAGA, MAJALENGKA DAN MASYARAKAT NAGOYA, JEPANG Asri Soraya Afsari; Ayu Septiani; Risma Rismelati
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.001 KB) | DOI: 10.30870/candrasangkala.v3i2.3474

Abstract

Kepercayaan sebagai salah satu dari tujuh unsur kebudayaan tentu dimiliki oleh setiap suku bangsa tidak terkecuali dimiliki pula oleh suku bangsa Sunda dan Jepang. Dengan sifat universal yang terkandung dalam tujuh unsur kebudayaan maka tidak menutup kemungkinan akan terdapat kesamaan dalam kepercayaan yang ada di suku bangsa Sunda (hal ini masyarakat Talaga) dan suku bangsa Jepang (masyarakat Nagoya). Hal ini menarik untuk dikaji, mengingat Talaga merupakan satu di antara kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat yang masih kental dengan nilai sakral dan sejarahnya karena di daerah ini pernah terdapat kerajaan tradisional yaitu Kerajaan Talaga Manggung sehingga banyak peninggalan sejarah dan kepercayaan yang sampai sekarang masih dilestarikan oleh masyarakat Talaga. Begitu pula dengan Nagoya. Masyarakat Nagoya merupakan satu di antara masyarakat Jepang yang masih menjunjung tinggi tradisi leluhur. Dengan demikian, melalui penelitian ini akan dikaji perbandingan kepercayaan masyarakat Talaga di Majalengka dan masyarakat Nagoya di Jepang, serta cara mereka mempertahankan kepercayaan tersebut di tengah arus globalisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode kualitatif deskripstif dan pendekatan sejarah. Dalam pengumpulan data digunakan metode lapangan karena peneliti terjun langsung ke masyarakat. Di samping itu, digunakan pula metode survey melalui penyebaran daftar kuesioner.
PEMERTAHANAN KEPERCAYAAN PADA MASYARAKAT TALAGA, MAJALENGKA DAN MASYARAKAT NAGOYA, JEPANG Asri Soraya Afsari; Ayu Septiani; Risma Rismelati
Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/candrasangkala.v3i2.3477

Abstract

Abstrak: Kepercayaan sebagai salah satu dari tujuh unsur kebudayaan tentu dimiliki oleh setiap suku bangsa tidak terkecuali dimiliki pula oleh suku bangsa Sunda dan Jepang. Dengan sifat universal yang terkandung dalam tujuh unsur kebudayaan maka tidak menutup kemungkinan akan terdapat kesamaan dalam kepercayaan yang ada di suku bangsa Sunda (hal ini masyarakat Talaga) dan suku bangsa Jepang (masyarakat Nagoya). Hal ini menarik untuk dikaji, mengingat Talaga merupakan satu di antara kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat yang masih kental dengan nilai sakral dan sejarahnya karena di daerah ini pernah terdapat kerajaan tradisional yaitu Kerajaan Talaga Manggung sehingga banyak peninggalan sejarah dan kepercayaan yang sampai sekarang masih dilestarikan oleh masyarakat Talaga. Begitu pula dengan Nagoya. Masyarakat Nagoya merupakan satu di antara masyarakat Jepang yang masih menjunjung tinggi tradisi leluhur. Dengan demikian, melalui penelitian ini akan dikaji perbandingan kepercayaan masyarakat Talaga di Majalengka dan masyarakat Nagoya di Jepang, serta cara mereka mempertahankan kepercayaan tersebut di tengah arus globalisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode kualitatif deskripstif dan pendekatan sejarah. Dalam pengumpulan data digunakan metode lapangan karena peneliti terjun langsung ke masyarakat. Di samping itu, digunakan pula metode survey melalui penyebaran daftar kuesioner.
Kepercayaan Dalam Siklus Kehidupan Pada Masyarakat Sunda Pesisir (Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Arut, Jawa Barat) Risma Rismelati; Asri Soraya Afsari; Ayu Septiani
Journal Social and Humaniora Vol 19 No 1 (2019)
Publisher : Udayana University Press bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.382 KB) | DOI: 10.24843/PJIIB.2019.v19.i01.p05

Abstract

Setiap bangsa di berbagai belahan dunia ini pastinya memiliki tradisi leluhur yang bertahan dan berkembang dari generasi ke generasi. Tradisi tersebut kemudian menjadi sebuah identitas diri yang mencerminkan nilai-nilai budaya yang unik dan berkarakter. Menurut Clyde dan Kluckhohn dalam Pelly (1994), nilai budaya merupakan sebuah konsep beruang lingkup luas yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Nilai budaya itu akhirnya tumbuh menjadi suatu kepercayaan masyarakat yang dijadikan sebagai aturan paling mendasar dalam menjalani siklus kehidupan. Hal ini dapat dilihat secara nyata dalam siklus kehidupan masyarakat Sunda di wilayah pesisir Jawa Barat. Fokus kepercayaan di sini adalah bentuk-bentuk tradisi yang masih dilakukan secara turun temurun dalam fase kehidupan manusia, seperti fase kelahiran, pernikahan dan kematian. Maka dari itu penelitian ini akan fokus mengkaji kepercayaan yang berkaitan dengan siklus kehidupan pada masyarakat Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode kualitatif deskriptif. Dalam mengumpulkan data digunakan metode lapangan karena peneliti terjun langsung ke masyarakat, melakukan wawancara langsung pada nara sumber dan melakukan metode survey melalui penyebaran data kuesioner.
Penerjemahan Modalitas dalam Teks Bahasa Jepang ke dalam Teks Bahasa Indonesia Jonjon Johana; Nani Sunarni; Risma Rismelati
Jurnal Bahasa Jepang Taiyou Vol. 1 No. 1 (2018): Versi Cetak
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.149 KB) | DOI: 10.22236/taiyou.v1i1.4810

Abstract

Bahasa Jepang dikenal sebagai salah satu bahasa yang memiliki keunikan dan bentuk yang variatif dalam menyampaikan maksud atau ide penutur. Secara umum bentuk- bentuk tersebut ditandai dengan sufiks, penanda modalitas dan lainnya. Contoh, dalam kalimat (1) “watashi mo yatte miru beki datta ne” „saya pun waktu itu semestinya mencobanya juga ya‟. (2) “Byounin wa yukkuri yasumu mono da” „orang sakit semestinya istirahat dengan tenang‟. Penanda modalitas yang digunakan oleh kedua kalimat tersebut berbeda. Modalitas dalam teks (1) ditandai dengan modalitas obligasi (beki), tetapi pada kalimat (2) ditandai dengan modalitas eksplanasi (mono). Sehingga, kedua modalitas tersebut dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi kata yang memiliki makna sama yang merupakan modalitas obligasi, semestinya. Hal ini menjadi salah satu kesulitan yang dihadapi oleh pembelajar bahasa Jepang berbahasa ibu, bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian secara lebih mendalam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode desktriptif kualitatif. Penelitian ini akan dianalis melalui 3 tahapan, yakni pengumpulan data, analisis data, dan pengambilan kesimpulan berdasarkan teori Miles dan Huberman (1998) dan teori Muntaha (2006). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks berbahasa Jepang. Hasil dari penelitian ini mengambarkan bahwa dalam proses penerjemahan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia, terdapar adanya teknik penambahan dan parafrasa. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam teori penerjemahan, dan dapat digunakan sebagai referensi dalam proses penerjemahan teks bahasa Jepang ke dalam teks bahasa Indonesia.