Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Jarak Tanam Jajar Legowo dan Jumlah Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah Khairil Khairil; Radian Radian; Wasi'an Wasi'an
Agrovigor Vol 13, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v13i2.6826

Abstract

Padi merupakan bahan makanan pokok penduduk Indonesia. Tujuan penelitian adalah untuk  mengetahui pengaruh jarak tanam jajar legowo dan jumlah bibit per lubang tanam terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah. Penelitian  menggunakan Rancangan Acak Kelompok  dua faktor.  Jarak tanam jajar legowo 2:1 (j1) 10 cm x 20 cm, (j2) 20 cm x 20 cm, (j3) 20 cm x 25 cm, (j4) 25 cm x 25 cm. Jumlah bibit perlubang tanam (b1) 1batang, (b2) 5 batang, (b3) 10 batang, (b4) 15 batang, (b5) 20, (b6) 25 batang. Hasil penelitian menunjukkan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 45 hst, berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan umur 25,35,45 hst, anakan produktif dan berat gabah per rumpun, jumlah bibit per lubang tanam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 15 hst, anakan umur 15, 25, 35, 45 hst dan anakan produktif.
KUALITAS PUPUK ORGANIK CAIR PLUS BERBAHAN DASAR PUTRI MALU (Mimosa pudica Linn.) YANG DIFERMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS BIOAKTIVATOR Marisa Nopriyanti; Fadjar Rianto; Wasi'an Wasi'an
Partner Vol 25, No 2 (2020): Edisi November 2020
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jp.v25i2.492

Abstract

Liquid Organic Fertilizer (LOF) is one type of fertilizer that is currently an alternative fertilizer that is widely used by the community. The purpose of this study was to evaluate the quality of liquid organic fertilizers made from the fermentation of the basic ingredients of the Mimosa pudica Linn. Using several types of bio activators.The study used a two-factorial completely randomized design (CRD). The treatment factors were the type of liquid fertilizer organic matter (A) and the microbial starter (B), there were 6 treatment combinations and was repeated 4 times with a three-day variable observed pH, temperature, color, and aroma descriptive organoleptic test. After becoming LOF, the content of N, P, K, C-Organic, Fe, and Pb were analyzed. The results of the analysis showed that the temperature and pH of the finished liquid fertilizer reached 29-31 ° C with a pH of 4. The K content in the liquid fertilizer was higher when using a mixture of canopy and root of the daughter of shame. The C-Organic content in liquid fertilizers is relatively the same. The color and aroma quality of all treatments were the same as well as the P. content. Fe and Pb content were classified as very low as required in liquid fertilizer products. Keywords: shy daughter Plants, Bio activators, Fermentation, LOF.
PENGARUH Osmoconditioning DENGAN LARUTAN PEG (Polyethylene Glycol) 6000 TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI YANG TELAH MENGALAMI KEMUNDURAN Rizqi Norma Sari; Tantri Palupi; Wasi'an Wasi'an
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 9, No 4 (2020)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v9i4.42125

Abstract

Benih yang telah mengalami penurunan viabilitas dan vigornya apabila digunakan dalam usaha budidaya tanaman akan memberikan pertumbuhan dan daya tumbuh (viabilitas) yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman PEG 6000 terhadap viabilitas dan vigor benih padi yang telah mengalami kemunduran. Jenis padi yang digunakan yaitu padi unggul varietas Mekongga. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 9 perlakuan dengan 3 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 2 sampel. Terdapat 9 perlakuan yang diberikan yaitu kontrol, 5% PEG 6000 selama 12 jam, 5% PEG 6000 selama 24 jam, 10% PEG 6000 selama 12 jam, 10% PEG 6000 selama 24 jam, 15% PEG 6000 selama 12 jam, 15% PEG 6000 selama 24 jam, 20% PEG 6000 selama 12 jam, 20% PEG 6000 selama 24 jam. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi kadar air, indeks vigor, keserempakan tumbuh, daya berkecambah, kecepatan tumbuh, panjang akar, panjang plumula, dan berat kering kecambah normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian osmoconditioning PEG 6000 mampu meningkatkan viabilitas dan vigor benih padi yang telah mengalami kemunduran  dengan tolok ukur peningkatan daya berkecambah hingga 22,85% dan vigor 23,33%. Perlakuan Osmoconditioning PEG 6000 dengan konsentrasi 5 - 20% selama 12 - 24 jam efektif dalam meningkatkan viabilitas dan vigor benih padi yang telah mengalami kemunduran.Kata Kunci: padi, PEG 6000, osmoconditioning , viabilitas, vigor. 
Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemberian Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat pada Tanah Aluvial Dessy Prastica; Wasi'an Wasi'an; Warganda Warganda
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 9, No 4 (2020)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v9i4.42411

Abstract

Tanaman tomat merupakan tanaman komoditas hortikultura penting untuk sayur-sayuran dan buah segar. Salah satu permasalahan tanaman tomat adalah tanaman tomat varietas Servo memiliki karakteristik tinggi tanaman yang bisa mencapai 92,00 – 145,85 cm serta memiliki batang yang sukulen, sehingga mudah rebah jika sudah memasuki fase generatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi antara konsentrasi dan waktu pemberian paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan hasil tomat pada tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di lahan yang terletak di Jalan Sepakat 2, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat pada bulan Februari sampai dengan Mei 2020. Penelitian ini menggunakan faktorial pola rancangan acak lengkap (RAL), dimana faktor pertama konsentrasi paclobutrazol yang terdiri dari 3 taraf yaitu  100 ppm, 150 ppm dan 200 ppm. Faktor kedua  yaitu waktu pemberian  paclobutrazol  yang terdiri dari 3 taraf yaitu 3 kali sehari, 4 kali sehari dan 5 hari sekali.  Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah buah, panjang buah, diameter buah, berat buah per buah, berat buah per tanaman, volume akar, berat kering tajuk dan berat kering akar.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara konsentrasi dan waktu pemberian paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan hasil tomat pada tanah aluvial. Pemberian paclobutrazol pada penelitian ini untuk pemendekkan tinggi tanaman berhasil, akan tetapi konsentrasi pemberian paclobutrazol harus diturunkan menjadi dibawah 100 ppm agar pertumbuhannya tidak terlalu kerdil dan mampu menghasilkan buah yang banyak.
PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN TOMAT DALAM MENGATASI CEKAMAN SALINITAS Siti Nur Rahma; Tantri Palupi; Wasi'an Wasi'an
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 2 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, Mei 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i2.7814

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh berbagai konsentrasi dan lama perendaman air kelapa muda terhadap perkecambahan dan pertumbuhan tomat di cekaman salin serta mengukur tingkat toleransinya terhadap garam. Penelitian dilaksanakan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat sejak Februari hingga Maret 2023. Penelitian terdiri dari 2 fase yaitu fase perkecambahan dan pertumbuhan awal. Fase perkecambahan menggunakan metode eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap yang diulang 4 kali terdiri atas 2 faktor yaitu konsentrasi (0, 30, dan 60%) dan lama perendaman (1, 2 dan 3 jam). Fase pertumbuhan awal menggunakan metode eksperimen dengan pola Split Block yang diulang sebanyak 3 kali. Anak petak berupa konsentrasi kelapa muda + lama perendaman (0% + 1 jam dan 30% + 3 jam) dan kadar garam (0, 4, dan 6 dS/m) sebagai petak utama. Hasil penelitian pada fase perkecambahan maupun pertumbuhan awal didapatkan pemberian air kelapa dengan konsentrasi 30% + perendaman selama 3 jam memberikan respon terbaik terhadap indeks vigor, keserempakan tumbuh, daya berkecambah, kecepatan tumbuh, panjang plumula, jumlah daun pada 3 minggu setelah tanam, dan panjang akar. Pemberian air kelapa dengan konsentrasi 30% + perendaman selama 3 jam mampu meningkatkan ketahanan tanaman tomat dilihat dari respon panjang akar yang sama hasilnya pada kadar garam 6 dS/m dan tanpa cekaman garam (0 dS/m). Kadar garam 6 dS/m memberikan pertumbuhan paling rendah pada semua variabel pengamatan.