Salmariza Sy
Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Laju Alir Inlet Reaktor MSL terhadap Reduksi BOD, COD, TSS, dan Minyak/Lemak Limbah Cair Industri Minyak Goreng Salmariza Sy; Sofyan Sofyan; Hendri Muchtar; Monik Kasman
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.062 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i1.2768.41-51

Abstract

This research was conducted by treating edible oil industry wastewater used Multi Soil Layering (MSL) method. The MSL reactor was built from a 200x120x200 cm concrete basin. Andisol soil was mixed with sawdust and fine charcoal at each ratio 5:1:1 based on dry weight as an impermeable layer. The flow rate variations were 250, 500, 1000, and 1500 L/m2.day. The observed pollutant parameters were BOD, COD, TSS, oil/fat, and pH. The results showed that MSL reactor was effective to decrease the pollutant content of edible oil industry wastewater. The reactor could reduce concentration of effluent parameters below standard except for oil/fat parameters at high flow rates. In the effluent was found BOD 0.66-14.22 mg/L, COD 5-69 mg/L, TSS 9-26 mg/L, and oil/fat 2-9 mg/L. The flow rate had an effect on reduction efficiency of BOD, COD, TSS, and oil/fat but did not effect pH as all flow rate could raise pH 6.37-6.95 became pH 6.99-7.24. The lower the flow rate the higher the reduction efficiency. The reduction efficiency at flow rates 250 and 1500 L/m2 days for BOD were 99% and 86%, COD were 96% and 71%, TSS were 88% and 77%, and oil/fat were 80% and 60%.ABSTRAK  Penelitian ini dilakukan dengan mengolah air limbah industri minyak goreng menggunakan metoda Multi Soil Layering (MSL). Reaktor MSL dibuat dari beton berbentuk bak ukuran 200x120x200 cm. Tanah andisol dicampur dengan serbuk gergaji dan arang halus pada rasio masing-masing 5:1:1 berdasarkan berat kering sebagai penyusun lapisan impermeable. Variasi laju alir yaitu 250, 500, 1000, dan 1500 L/m2.hari. Parameter pencemar yang dianalisis meliputi BOD, COD, TSS, minyak/lemak, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktor MSL sangat efektif untuk menurunkan kandungan zat pencemar limbah cair industri minyak goreng. Reaktor dapat mereduksi konsentrasi parameter outlet sampai dibawah baku mutu yang distandarkan kecuali untuk parameter miyak/lemak pada perlakuan laju alir tinggi. Pada effluen didapatkan nilai BOD 0,66-14,22 mg/L, COD 5-69 mg/L, TSS 9-26 mg/L, dan minyak/lemak 2-9 mg/L. Laju alir berpengaruh terhadap efisiensi reduksi BOD, COD, TSS, dan minyak/lemak, tetapi tidak berpengaruh terhadap pH dimana semua perlakuan laju alir dapat menaikkan pH 6,37-6,95 menjadi pH 6,99-7,24. Makin rendah laju alir maka makin tinggi efisiensi reduksi. Efisiensi reduksi pada laju alir 250 dan 1500 L/m2 hari untuk BOD adalah  99% dan 86%, COD 96% dan 71%, TSS 88% dan 77%, dan minyak/lemak 80% dan 60%.
Pengaruh pH dan dosis adsorben dari limbah lumpur aktif industri crumb rubber terhadap kapasitas penyerapan ion Cd(II) dan Zn(II) Salmariza Sy; Desi Kurniawati; Intan Lestari; H Harmiwati; Monik Kasman
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.214 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4290.95-104

Abstract

Pernelitian dengan sistim batch telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh perlakuan pH larutan dan dosis adsorben yang dibuat dari limbah lumpur aktif industri crumb rubber (LLA-ICR) terhadap kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II) dan Zn(II) dalam larutan.  Pengamatan meliputi variasi pH larutan pada range 1-7 dan dosis adsorben LLA-ICR 0,1 g - 1,0 g. Karakterisasi adsorben sebelum dan sesudah proses adsorpsi dilakukan dengan menggunakan FTIR, XRF dan SEM–EDX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pH larutan dan dosis adsorben berpengaruh pada kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II), dan Zn(II).  pH optimum didapatkan pada pH 5. Semakin rendah dosis adsorben, maka semakin tinggi kapasitas adsorpsi namun semakin rendah efisiensi penyisihan ion Cd(II) dan Zn(II).  Dosis adsorben optimum didapatkan pada 0,1g, dengan kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II) > Zn(II). Kapasitas adsorpsi maksimum untuk ion Cd(II) dan  Zn(II) berturut-turut 29,8 mg/g dan 10,3 mg/g. Efisiensi penyisihan maksimum intuk ion Cd(II) dan ion Zn(II) adalah 95,4% dan 87,9%. AbstractA batch system has been carried out to study the treatment effect of pH solution and adsorbent dosage derived from crumb rubber (LLA-ICR) industrial activated sludge on the adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) and Zn(II) ions in aqueous solution. Observations included variations in the the solution pH in the range 1-7 and the LLA-ICR adsorbent dosage of 0.1 g - 1.0 g. Characterization of the adsorbent before and after the adsorption process was carried out using FTIR, XRF, and SEM-EDX. The results showed that the treatment of the pH solution and the adsorbent dose affected the adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) and Zn(II) ions. The optimum pH was obtained at pH 5. The lower the adsorbent dose the higher the adsorption capacity, however the lower the efficiency removal of Cd(II) and Zn(II) ions. The optimum adsorbent dosage was obtained at 0.1 g with adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) > Zn(II) ions. The maximum adsorption capacity for Cd(II) and Zn(II) ions were 29.8 mg/g and 10.3 mg/g respectively. The maximum removal efficiency forCd (II) and Zn(II) ions were 95.4% and 87.9%.
Pengaruh konsentrasi tawas dan tunjung dalam limbah cair pengolahan gambir (Uncaria gambir Roxb.) untuk penyamakan kulit A Ardinal; Salmariza Sy
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5751.141-149

Abstract

Penelitian penyamakan kulit dengan memanfaatkan air limbah pengolahan gambir telah dilakukan. Penelitian dilakukan dengan variasi persentase penambahan tawas dan tunjung sebagai mordan masing-masing 0%, 2%, 4% dan 6% kedalam limbah cair pengolahan gambir. Penambahan tawas dan tunjung dilakukan pada penyamakan tahap II. Pengamatan terhadap kulit tersamak meliputi tampilan warna kulit yang dihasilkan, dan analisis sifat kimia dan sifat fisika kulit tersamak dengan mengacu kepada SNI  0463- 1989-A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemakaian tawas dan tunjung sebagai mordan berpengaruh terhadap warna kulit tersamak. Pemakaian tawas memberikan warna kuning kemerahan sedangkan pemakaian tunjung memberikan warna hitam kehijauan pada kulit yang tersamak. Pemakaian tawas memberikan sifat kimia dan sifat fisika kulit yang lebih baik dari pada pemakaian tunjung. Hasil uji menunjukkan bahwa pemakaian tawas memberikan kelarutan tannin dalam air yang lebih rendah, kadar kulit mentah yang lebih kecil, tannin terikat lebih tinggi, kekuatan tarik lebih tinggi, kekuatan lentur/kemuluran yang lebih rendah dibanding dengan perlakuan pemakaian tunjung. Perlakuan persentase pemberian tawas lebih berpengaruh terhadap sifat fisik kekuatan tarik dan kekuatan lentur kulit tersamak. Semakin tinggi persentase tawas, maka semakin tinggi kekuatan tarik dan sebaliknya semakin rendah kekuatan lentur. Perlakuan optimum didapatkan pada penambahan tawas 2%.ABSTRACTSkin tanning research has been carried out by utilizing gambier processing wastewater. The study was conducted with a variation of the percentage of alum and tunjung addition as mordant respectively 0%, 2%, 4% and 6% into gambier processing wastewater. The addition of alum and tunjung is carried out in the tanning phase II. Observation of tanned skin includes the appearance of the resulting skin color, and the analysis of chemical and physical properties of tanned skin with reference to SNI 0463-1989-A. The results showed that the treatment of alum and tunjung as mordant affected the tanned skin color. The treatment of alum as mordant gave a reddish yellow color while the use of tunjung gave a greenish black color to the tanned skin. The use of alum gives the chemical and physical properties of the skin better than the use of tunjung. The test results show that the use of alum provides lower tannins solubility in water, lower raw skin content, higher tannin bound, higher tanning levels, higher tensile strength, higher flexural strength / elongation strength compared to the treatment of using tunjung. The percentage treatment of alum is more influential on the physical properties of tensile strength and flexural strength of tanned skin. The higher the percentage of alum, the higher the tensile strength, on the other hand the lower the flexural strength. The optimum treatment was obtained at 2% addition of alum.
Pembuatan dan Karakterisasi Tinta Serbuk Printer Berbahan Baku Arang Aktif dari Limbah Padat Pengolahan Gambir Yudo Purnomo; Salmariza Sy; Hendri Muchtar; Robby Kumar
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.059 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i2.3242.71-80

Abstract

Research on the utilization of tannins and catechins of gambier has been done a lot. There is no research report however that examines the utilization of gambier processing solid waste. The objective of the research was to utilize the solid waste of gambier processing as a raw material of printer toner. The research was done through pyrolysis process of solid waste with temperature variation 400, 500, 600oC and time variation 30, 60 minutes. The highest carbon content was obtained 42% with 400oC temperature and 60 minutes. The pyrolysis process of the gambier solid waste was further carried out at the optimum temperature and time. The charcoal was activated with H3PO4 at concentrations 0; 5; and 10% for 24 hours, cooled and washed to remove residual of H3PO4, then drying in the oven at temperature 115oC for 24 hours. Size reduction process used a ball milling for 2 hours with speed 500 rpm. Fixed carbon content was obtained between 43-51%. The results of morphological testing by scanning electron microscope showed that the produced carbon powder had not a uniform size yet. The average particle size was between 5-10 µm with polydispersity index 0.9. The most mineral elements of carbon powder analysis using XRF were Ca, Mg, K, Si, Fe, and P. Testing of print quality based on ISO/IEC 19752:2004 using laser jet printers had not provided optimal results yet.ABSTRAKPenelitian pemanfaatan tanin dan katekin gambir telah banyak dilakukan. Namun, belum dilaporkan penelitian yang mengkaji pemanfaatan limbah padat pengolahan gambir. Tujuan penelitian adalah memanfaatkan limbah padat pengolahan gambir sebagai bahan baku pembuatan tinta serbuk printer. Penelitian dilakukan melalui proses pirolisis limbah padat dengan variasi suhu 400, 500, 600oC dan variasi waktu 30, 60 menit. Kadar karbon terikat tertinggi diperoleh sebesar 42% dengan suhu pirolisis 400oC selama 60 menit. Proses pirolisis limbah padat gambir selanjutnya dilakukan pada suhu dan waktu optimal tersebut. Arang aktif dilakukan aktifasi menggunakan aktifator H3PO4 pada konsentrasi 0, 5 dan 10% selama 24 jam, kemudian didinginkan dan dicuci untuk menghilangkan sisa H3PO4, dan selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 115 oC selama 24 jam. Proses penghalusan menggunakan ball milling selama 2 jam dengan kecepatan 500 rpm. Hasil pengujian kadar karbon terikat berkisar antara 43-51%. Hasil pengujian morfologi dengan alat Scanning Electron Microscope) memperlihatkan serbuk karbon yang dihasilkan belum mempunyai ukuran seragam. Ukuran partikel serbuk rata-rata 5-10 µm dengan indek polidispersitas sebesar 0,9. Kandungan unsur mineral yang terbanyak dari hasil analisis serbuk karbon adalah unsur Ca, Mg, K, Si, Fe, dan P. Uji coba kualitas cetak berdasarkan ISO/IEC 19752:2004 menggunakan printer laser belum memberikan hasil yang optimal.
Pemanfaatan limbah lumpur aktif (LLA) sebagai adsorben untuk meminimalisir zat pencemar dalam air dan air limbah : Sebuah Ulasan Salmariza Sy
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v%vi%i.6640.%p

Abstract

Artikel review ini merangkum tentang pemanfaatan limbah lumpur aktif (LLA) sebagai  bahan prekursor untuk menghasilkan adsorben dan aplikasinya terhadap material pencemar lingkungan seperti pewarna dan logam berat.  Kinerja adsorben berbasis lumpur (ABL) telah direview, dimana hasilnya bervariasi tergantung pada jenis prekursor lumpur, jenis pencemar, waktu dan suhu karbonisasi  dan jenis kondisi aktivasi yang digunakan. Hasil review menunjukkan bahwa aktivasi kimia secara langsung mempengaruhi sifat adsorben, kapasitas adsorpsi dan mekanisme penyisihan zat pencemar oleh ABL. Dilaporkan bahwa aktivasi kimiawi menggunakan berbagai jenis aktivator menghasilkan adsorben yang jauh lebih unggul dengan luas spesifik area yang tinggi dibandingkan dengan metode aktivasi secara fisika. Disamping itu pada proses aktifvasi fisika sendiri, dilaporkan bahwa sejalan dengan semakin tinggi suhu pirolisis dan suhu aktivasi, maka semakin dapat meningkatkan luas spesifik area sehingga dapat meningkatkan kapasitas penjerapan zat warna dan logam dalam larutan
Pengaruh pH dan dosis adsorben dari limbah lumpur aktif industri crumb rubber terhadap kapasitas penyerapan ion Cd(II) dan Zn(II) Salmariza Sy; Desi Kurniawati; Intan Lestari; H Harmiwati; Monik Kasman
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.214 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4290.95-104

Abstract

Pernelitian dengan sistim batch telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh perlakuan pH larutan dan dosis adsorben yang dibuat dari limbah lumpur aktif industri crumb rubber (LLA-ICR) terhadap kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II) dan Zn(II) dalam larutan.  Pengamatan meliputi variasi pH larutan pada range 1-7 dan dosis adsorben LLA-ICR 0,1 g - 1,0 g. Karakterisasi adsorben sebelum dan sesudah proses adsorpsi dilakukan dengan menggunakan FTIR, XRF dan SEM–EDX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pH larutan dan dosis adsorben berpengaruh pada kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II), dan Zn(II).  pH optimum didapatkan pada pH 5. Semakin rendah dosis adsorben, maka semakin tinggi kapasitas adsorpsi namun semakin rendah efisiensi penyisihan ion Cd(II) dan Zn(II).  Dosis adsorben optimum didapatkan pada 0,1g, dengan kapasitas adsorpsi dan efisiensi penyisihan ion Cd(II) > Zn(II). Kapasitas adsorpsi maksimum untuk ion Cd(II) dan  Zn(II) berturut-turut 29,8 mg/g dan 10,3 mg/g. Efisiensi penyisihan maksimum intuk ion Cd(II) dan ion Zn(II) adalah 95,4% dan 87,9%. AbstractA batch system has been carried out to study the treatment effect of pH solution and adsorbent dosage derived from crumb rubber (LLA-ICR) industrial activated sludge on the adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) and Zn(II) ions in aqueous solution. Observations included variations in the the solution pH in the range 1-7 and the LLA-ICR adsorbent dosage of 0.1 g - 1.0 g. Characterization of the adsorbent before and after the adsorption process was carried out using FTIR, XRF, and SEM-EDX. The results showed that the treatment of the pH solution and the adsorbent dose affected the adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) and Zn(II) ions. The optimum pH was obtained at pH 5. The lower the adsorbent dose the higher the adsorption capacity, however the lower the efficiency removal of Cd(II) and Zn(II) ions. The optimum adsorbent dosage was obtained at 0.1 g with adsorption capacity and removal efficiency of Cd(II) > Zn(II) ions. The maximum adsorption capacity for Cd(II) and Zn(II) ions were 29.8 mg/g and 10.3 mg/g respectively. The maximum removal efficiency forCd (II) and Zn(II) ions were 95.4% and 87.9%.
Pengaruh konsentrasi tawas dan tunjung dalam limbah cair pengolahan gambir (Uncaria gambir Roxb.) untuk penyamakan kulit A Ardinal; Salmariza Sy
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.582 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5751.141-149

Abstract

Penelitian penyamakan kulit dengan memanfaatkan air limbah pengolahan gambir telah dilakukan. Penelitian dilakukan dengan variasi persentase penambahan tawas dan tunjung sebagai mordan masing-masing 0%, 2%, 4% dan 6% kedalam limbah cair pengolahan gambir. Penambahan tawas dan tunjung dilakukan pada penyamakan tahap II. Pengamatan terhadap kulit tersamak meliputi tampilan warna kulit yang dihasilkan, dan analisis sifat kimia dan sifat fisika kulit tersamak dengan mengacu kepada SNI  0463- 1989-A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemakaian tawas dan tunjung sebagai mordan berpengaruh terhadap warna kulit tersamak. Pemakaian tawas memberikan warna kuning kemerahan sedangkan pemakaian tunjung memberikan warna hitam kehijauan pada kulit yang tersamak. Pemakaian tawas memberikan sifat kimia dan sifat fisika kulit yang lebih baik dari pada pemakaian tunjung. Hasil uji menunjukkan bahwa pemakaian tawas memberikan kelarutan tannin dalam air yang lebih rendah, kadar kulit mentah yang lebih kecil, tannin terikat lebih tinggi, kekuatan tarik lebih tinggi, kekuatan lentur/kemuluran yang lebih rendah dibanding dengan perlakuan pemakaian tunjung. Perlakuan persentase pemberian tawas lebih berpengaruh terhadap sifat fisik kekuatan tarik dan kekuatan lentur kulit tersamak. Semakin tinggi persentase tawas, maka semakin tinggi kekuatan tarik dan sebaliknya semakin rendah kekuatan lentur. Perlakuan optimum didapatkan pada penambahan tawas 2%.ABSTRACTSkin tanning research has been carried out by utilizing gambier processing wastewater. The study was conducted with a variation of the percentage of alum and tunjung addition as mordant respectively 0%, 2%, 4% and 6% into gambier processing wastewater. The addition of alum and tunjung is carried out in the tanning phase II. Observation of tanned skin includes the appearance of the resulting skin color, and the analysis of chemical and physical properties of tanned skin with reference to SNI 0463-1989-A. The results showed that the treatment of alum and tunjung as mordant affected the tanned skin color. The treatment of alum as mordant gave a reddish yellow color while the use of tunjung gave a greenish black color to the tanned skin. The use of alum gives the chemical and physical properties of the skin better than the use of tunjung. The test results show that the use of alum provides lower tannins solubility in water, lower raw skin content, higher tannin bound, higher tanning levels, higher tensile strength, higher flexural strength / elongation strength compared to the treatment of using tunjung. The percentage treatment of alum is more influential on the physical properties of tensile strength and flexural strength of tanned skin. The higher the percentage of alum, the higher the tensile strength, on the other hand the lower the flexural strength. The optimum treatment was obtained at 2% addition of alum.
Pembuatan dan Karakterisasi Tinta Serbuk Printer Berbahan Baku Arang Aktif dari Limbah Padat Pengolahan Gambir Yudo Purnomo; Salmariza Sy; Hendri Muchtar; Robby Kumar
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.059 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i2.3242.71-80

Abstract

Research on the utilization of tannins and catechins of gambier has been done a lot. There is no research report however that examines the utilization of gambier processing solid waste. The objective of the research was to utilize the solid waste of gambier processing as a raw material of printer toner. The research was done through pyrolysis process of solid waste with temperature variation 400, 500, 600oC and time variation 30, 60 minutes. The highest carbon content was obtained 42% with 400oC temperature and 60 minutes. The pyrolysis process of the gambier solid waste was further carried out at the optimum temperature and time. The charcoal was activated with H3PO4 at concentrations 0; 5; and 10% for 24 hours, cooled and washed to remove residual of H3PO4, then drying in the oven at temperature 115oC for 24 hours. Size reduction process used a ball milling for 2 hours with speed 500 rpm. Fixed carbon content was obtained between 43-51%. The results of morphological testing by scanning electron microscope showed that the produced carbon powder had not a uniform size yet. The average particle size was between 5-10 µm with polydispersity index 0.9. The most mineral elements of carbon powder analysis using XRF were Ca, Mg, K, Si, Fe, and P. Testing of print quality based on ISO/IEC 19752:2004 using laser jet printers had not provided optimal results yet.ABSTRAKPenelitian pemanfaatan tanin dan katekin gambir telah banyak dilakukan. Namun, belum dilaporkan penelitian yang mengkaji pemanfaatan limbah padat pengolahan gambir. Tujuan penelitian adalah memanfaatkan limbah padat pengolahan gambir sebagai bahan baku pembuatan tinta serbuk printer. Penelitian dilakukan melalui proses pirolisis limbah padat dengan variasi suhu 400, 500, 600oC dan variasi waktu 30, 60 menit. Kadar karbon terikat tertinggi diperoleh sebesar 42% dengan suhu pirolisis 400oC selama 60 menit. Proses pirolisis limbah padat gambir selanjutnya dilakukan pada suhu dan waktu optimal tersebut. Arang aktif dilakukan aktifasi menggunakan aktifator H3PO4 pada konsentrasi 0, 5 dan 10% selama 24 jam, kemudian didinginkan dan dicuci untuk menghilangkan sisa H3PO4, dan selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 115 oC selama 24 jam. Proses penghalusan menggunakan ball milling selama 2 jam dengan kecepatan 500 rpm. Hasil pengujian kadar karbon terikat berkisar antara 43-51%. Hasil pengujian morfologi dengan alat Scanning Electron Microscope) memperlihatkan serbuk karbon yang dihasilkan belum mempunyai ukuran seragam. Ukuran partikel serbuk rata-rata 5-10 µm dengan indek polidispersitas sebesar 0,9. Kandungan unsur mineral yang terbanyak dari hasil analisis serbuk karbon adalah unsur Ca, Mg, K, Si, Fe, dan P. Uji coba kualitas cetak berdasarkan ISO/IEC 19752:2004 menggunakan printer laser belum memberikan hasil yang optimal.
Pengaruh Laju Alir Inlet Reaktor MSL terhadap Reduksi BOD, COD, TSS, dan Minyak/Lemak Limbah Cair Industri Minyak Goreng Salmariza Sy; Sofyan Sofyan; Hendri Muchtar; Monik Kasman
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.062 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i1.2768.41-51

Abstract

This research was conducted by treating edible oil industry wastewater used Multi Soil Layering (MSL) method. The MSL reactor was built from a 200x120x200 cm concrete basin. Andisol soil was mixed with sawdust and fine charcoal at each ratio 5:1:1 based on dry weight as an impermeable layer. The flow rate variations were 250, 500, 1000, and 1500 L/m2.day. The observed pollutant parameters were BOD, COD, TSS, oil/fat, and pH. The results showed that MSL reactor was effective to decrease the pollutant content of edible oil industry wastewater. The reactor could reduce concentration of effluent parameters below standard except for oil/fat parameters at high flow rates. In the effluent was found BOD 0.66-14.22 mg/L, COD 5-69 mg/L, TSS 9-26 mg/L, and oil/fat 2-9 mg/L. The flow rate had an effect on reduction efficiency of BOD, COD, TSS, and oil/fat but did not effect pH as all flow rate could raise pH 6.37-6.95 became pH 6.99-7.24. The lower the flow rate the higher the reduction efficiency. The reduction efficiency at flow rates 250 and 1500 L/m2 days for BOD were 99% and 86%, COD were 96% and 71%, TSS were 88% and 77%, and oil/fat were 80% and 60%.ABSTRAK  Penelitian ini dilakukan dengan mengolah air limbah industri minyak goreng menggunakan metoda Multi Soil Layering (MSL). Reaktor MSL dibuat dari beton berbentuk bak ukuran 200x120x200 cm. Tanah andisol dicampur dengan serbuk gergaji dan arang halus pada rasio masing-masing 5:1:1 berdasarkan berat kering sebagai penyusun lapisan impermeable. Variasi laju alir yaitu 250, 500, 1000, dan 1500 L/m2.hari. Parameter pencemar yang dianalisis meliputi BOD, COD, TSS, minyak/lemak, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktor MSL sangat efektif untuk menurunkan kandungan zat pencemar limbah cair industri minyak goreng. Reaktor dapat mereduksi konsentrasi parameter outlet sampai dibawah baku mutu yang distandarkan kecuali untuk parameter miyak/lemak pada perlakuan laju alir tinggi. Pada effluen didapatkan nilai BOD 0,66-14,22 mg/L, COD 5-69 mg/L, TSS 9-26 mg/L, dan minyak/lemak 2-9 mg/L. Laju alir berpengaruh terhadap efisiensi reduksi BOD, COD, TSS, dan minyak/lemak, tetapi tidak berpengaruh terhadap pH dimana semua perlakuan laju alir dapat menaikkan pH 6,37-6,95 menjadi pH 6,99-7,24. Makin rendah laju alir maka makin tinggi efisiensi reduksi. Efisiensi reduksi pada laju alir 250 dan 1500 L/m2 hari untuk BOD adalah  99% dan 86%, COD 96% dan 71%, TSS 88% dan 77%, dan minyak/lemak 80% dan 60%.
Pemanfaatan limbah lumpur aktif (LLA) sebagai adsorben untuk meminimalisir zat pencemar dalam air dan air limbah : Sebuah Ulasan Salmariza Sy
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.412 KB) | DOI: 10.24960/jli.v%vi%i.6640.%p

Abstract

Artikel review ini merangkum tentang pemanfaatan limbah lumpur aktif (LLA) sebagai  bahan prekursor untuk menghasilkan adsorben dan aplikasinya terhadap material pencemar lingkungan seperti pewarna dan logam berat.  Kinerja adsorben berbasis lumpur (ABL) telah direview, dimana hasilnya bervariasi tergantung pada jenis prekursor lumpur, jenis pencemar, waktu dan suhu karbonisasi  dan jenis kondisi aktivasi yang digunakan. Hasil review menunjukkan bahwa aktivasi kimia secara langsung mempengaruhi sifat adsorben, kapasitas adsorpsi dan mekanisme penyisihan zat pencemar oleh ABL. Dilaporkan bahwa aktivasi kimiawi menggunakan berbagai jenis aktivator menghasilkan adsorben yang jauh lebih unggul dengan luas spesifik area yang tinggi dibandingkan dengan metode aktivasi secara fisika. Disamping itu pada proses aktifvasi fisika sendiri, dilaporkan bahwa sejalan dengan semakin tinggi suhu pirolisis dan suhu aktivasi, maka semakin dapat meningkatkan luas spesifik area sehingga dapat meningkatkan kapasitas penjerapan zat warna dan logam dalam larutan