K Kamsina
Balai Riset dan Standardisasi Industri Padang

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh jenis isolat-isolat bakteri fermentatif dari ubi kayu terhadap rendemen, derajat putih, dan bentuk granula tepung mocaf K Kamsina; N Nurmiati; P Periadnadi
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5651.135-140

Abstract

Isolat bakteri indigenous ubi kayu merupakan isolat bakteri asli yang berada dalam umbi ubi kayu. Ubi kayu jenis lambau dan ketan (Manihot esculenta Crantz) merupakan jenis ubi kayu lokal Sumatera Barat, sedangkan ubi kayu kultivar karet (Manihot glaziovii)  merupakan ubi kayu dengan kandungan asam sianida (HCN) tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan masing-masing isolat bakteri indigenous ubi kayu terhadap rendemen, derajat putih serta bentuk granula tepung mocaf yang dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian isolat. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan pemberian starter isolat bakteri indigenous ubi kayu jenis ketan (A), lambau (B), karet (C) dan tanpa isolat/kontrol (D). Terhadap produk mocaf  yang dihasilkan dilakukan pengujian meliputi rendemen, derajat putih, dan bentuk granula tepung mocaf. Hasil analisis terhadap berbagai perlakuan menunjukkan perlakuan optimal untuk tepung mocaf yang dihasilkan adalah pemberian starter isolat bakteri indigenous jenis ketan dengan rendemen  35,85%, derajat putih 94,40% dengan dinding sel ubi kayu sudah banyak yang pecah menjadi granula-granula yang lebih kecil dan memiliki rongga pada bagian granulanya.ABSTRACTCassava indigenous bacterial isolates are native bacterial isolates that are in tubers of cassava. Lambau and sticky rice (Manihot esculenta Crantz) are types of local cassava from West Sumatra, while rubber cultivar cassava (Manihot glaziovii) is a cassava with a high content of cyanide acid (HCN). This study was aimed to look at the ability of each indigenous cassava isolate to yield, the degree of white and the form of mocaf flour granules compared to the treatment without administration of isolates. The study used a completely randomized design (CRD) with the following treatments: administration of indigenous cassava isolate starter of sticky rice type (A), lambau (B), rubber (C) and without isolate / control (D). The mocaf products were tested including yields, white degrees, and the granules shape of mocaf flour. The analysis results of various treatments showed that the optimal treatment for mocaf flour produced was the provision of indigenous bacterial isolates starter from sticky rice type (A) with a yield of 35.85%,  white degree 94.40% with a lot of cassava cell walls that had broken into smaller granules and had cavities on the granules.
Pemanfaatan katekin ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb) sebagai pengawet alami terhadap karakteristik mie basah K Kamsina; F Firdausni; S Silfia
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v10i2.6526.89-95

Abstract

Ekstak gambir merupakan ekstrak dari sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir dan mengandung senyawa antioksidan yang berfungsi sebagai pengawet pangan.  Guna meningkatkan ketahanan simpan pangan dan meminilisir penggunaan pengawet sintetis dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi ekstrak gambir terhadap nilai gizi dan ketahanan simpan mie pangsit. Penelitian dilakukan dengan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan (persentase ekstrak gambir) yaitu 0% (kontrol, 0,1%, 0,2%, 0,3% dan 0,4%  dengan 5 kali ulangan. Peningkatan penggunaan ekstrak gambir menyebabkan peningkatan nilai kadar air menjadi 34,706%, kadar abu 0,0443%, antioksidan 18,82% dan total fenol 84%. Hasil perlakuan  optimal didapatkan pada perlakuan 0,2% untuk uji organoleptik warna, rasa, aroma, dan tekstur disukai dengan nilai berturut-turut 3,50; 4,00; 4,13 dan 4,24.  Sedangkan untuk ketahanan simpan mie basah  sampai hari ke-4  cemaran mikroba (angka lempeng total) mengandung 9,8x105koloni/g dan memenuhi standard SNI 2987:2015 (mie basah).
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet (Manihot glaziovii) pada Fermentasi Pembuatan Mocaf K Kamsina; N Nurmiati; P Periadnadi
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.377 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i2.3390.111-121

Abstract

Indigenous bacteria isolate of cassava rubber (Manihot glaziovii) is an isolate of native bacteria which is available in rubber cassava tubers. Rubber cassava tuber is a cassava with a high content of cyanide acid (HCN). The study was aimed to see the ability of indigenous bacteria isolate of cassava cultivar rubber (BUG1) on mocaf making fermentation. This study used a completely randomized design with treatments (A) addition of starter indigenous bacteria isolates of rubber variety (BUG1), (B) without isolates, and (C) without  fermentation. The resulting mocaf product was conducted a chemical tests consisted of moisture, ash, starch, acid degree, coarse fiber, and HCN content, while organoleptic tests consisted of color, aroma, and texture. The analysis results on the various treatments showed that the optimal treatment of mocaf flour produced was the addition of indigenous bacteria isolate starter of rubber variety (BUG1).ABSTRAKIsolat bakteri indigenous ubi kayu karet (Manihot glaziovii) merupakan isolat bakteri asli yang berada dalam umbi ubi kayu karet. Ubi kayu kultivar  karet merupakan ubi kayu dengan kandungan asam sianida (HCN) tinggi. Penelitian bertujuan untuk mempelajari kemampuan isolat bakteri indigenous ubi kayu kultivar karet (BUG1) pada fermentasi pembuatan mocaf. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan (A) pemberian starter isolat bakteri indigenous varietas karet (BUG1), (B) tanpa isolat, dan (C) tanpa fermentasi. Terhadap produk mocaf  yang dihasilkan dilakukan uji kimia meliputi kadar air,  abu, pati, derajat asam, serat kasar, dan kadar HCN, sedangkan uji organoleptik meliputi warna, aroma, dan tekstur. Hasil analisis terhadap berbagai perlakuan menunjukkan perlakuan optimal untuk tepung mocaf  yang dihasilkan adalah pemberian starter isolat bakteri indigenous varietas karet (BUG1).
Pengaruh penggunaan ekstrak gambir sebagai antimikroba terhadap mutu dan ketahanan simpan cake bengkuang (Pachyrhizus erosus) K Kamsina; F Firdausni
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.782 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4329.111-117

Abstract

Gambir merupakan sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir dan mengandung senyawa katekin yang bersifat sebagai antimikroba.  Guna meningkatkan ketahanan simpan pangan dan meminilisir penggunaan antimikroba sintetis dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi katekin terhadap nilai gizi dan ketahanan simpan cake bengkuang. Penelitian ini dilakukan dengan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (persentase catechin) yaitu A (kontrol), B (0,010%), C (0,015%), D (0,020%) dan E   (0,025%) dengan 5 kali ulangan. Hasil perlakuan optimal didapatkan pada perlakuan D dengan nilai kadar air 21,55%, kadar abu 0,3805%, gula 15,765%, antioksidan 28,38% dan total fenolik 2,01%. Uji organoleptik warna, rasa, aroma, dan tekstur disukai dengan nilai berturut-turut 3,481; 3,593; 3,593; 3,333. Sedangkan untuk ketahanan simpan cake bengkuang sampai minggu ke-3 untuk kadar air 31,91 % dan mikroba (Angka lempeng total) 7,4 x 104  koloni/g dan memenuhi standard SNI 01-3840-1995 (Roti). Penggunaan ekstrak gambir sebagai antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri kuat dengan daya hambat bakteri Escherechia coli 11 mm dan Salmonella 15 mm.AbstractGambier is a material that extracted from the leaves of gambier plants and contains catechin compounds which have antimicrobial characteristic. In order to improve the storage resistance of food and to minimize the use of synthetic antimicrobials, this study was carried out with the aim of knowing the effect of giving catechin concentrations on the nutritional value and storage resistance of yam cake. The method was conducted by a completely randomized design (CRD) with 5 treatments (percentage of catechin), namely A (control), B (0.010%), C (0.015%), D (0.020%) and E (0.025%) with 5 replications. The optimal result were obtained in treatment D with water content value 21.55%, ash content 0.3805%, sugar content 15.765%, antioxidant 28.38%, and total phenol 2.01%. Organoletic test of color, taste, flavor, and texture were preferred with value 3.481; 3.593; 3.593; 3.333 respectively. Whereas the resistance of jicama cake storage until the third week for water content 31.91% and microbes (total plate number) 7.4 x 104 colony/g and fulfilled the SNI standard 01-3840-1995 (Bread). The use of gambier extract as an antimicrobial in inhibit the growth of strong bacteria with inhibition of 15 mm for Salmonella bacteria and 11 mm for Escherechia coli.
Pengaruh penambahan tepung agar terhadap komposisi kimia serbuk agar dari kolang-kaling Inda Three Anova; K Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5631.119-126

Abstract

Pemanfaatan kolang-kaling sebagai produk pangan dalam bentuk serbuk memberikan nilai tambah bagi buah tersebut. Buah ini memiliki kandungan mineral yang cukup banyak, seperti: potassium, besi dan kalsium yang bermanfaat dan dapat memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari penambahan konsentrasi tepung agar pada pembuatan serbuk agar dari kolang-kaling. Penelitian dilakukan dengan penambahan tepung agar 1%, 2%, 3% dan 4%  pada bubur kolang kaling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung agar secara statistik tidak berbeda nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar karbohidrat dan jenis ikatan rangkap (uji FTIR), tetapi berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95% pada kadar beberapa mineral alami yaitu fosfor, kalsium dan besi. Perlakuan optimal didapatkan pada perlakuan penambahan tepung agar 2% dengan nilai kadar air 4,98%, kadar abu 0,49%, kadar serat 5,19%, kadar karbohidrat 64,29% dan mineral fosfor 400 ppm, kalsium 292,8 ppm dan besi 44,8 ppm, serta absorpsi air 10 kali. Produk  memenuhi SNI 01-2802-1995 tepung agar-agar untuk kadar air, abu dan absorpsi air.ABSTRACTThe utilization of kolang-kaling fruit as a food product in powder form can add the value of the fruit. The fruit has a lot of mineral content, such as: potassium, iron, and calcium which are useful and can facilitate the body metabolic processes. The research  purpose was to  find  the addition effect of the concentration of agar flour in the making of kolang-kaling agar powder. The research was done with the addition of agar flour 1%, 2%, 3% and 4%  into kolang-kaling puree. The results showed that the addition of agar flour statistically had no significant different to the water content, ash content, crude fiber content, carbohydrate content and type of double bond (FTIR test), but significantly different at 95% confidence on some natural minerals namely phosphorus, calcium and iron. The optimal treatment was obtained in the addition of 2% agar flour with a moisture content 4.98%, ash content 0.49%, fiber content  5.19%, carbohydrate content  64.29% and minerals phosphorus 400 ppm, calcium 292.8 ppm and iron 44.8 ppm with 10 times water absorption. Products meet the SNI 01-2802-1995 agar-agar powder for moisture content, ash content, and water absorption.
Aplikasi Isolat Bakteri Indigenous Ubi Kayu Karet (Manihot glaziovii) pada Fermentasi Pembuatan Mocaf K Kamsina; N Nurmiati; P Periadnadi
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.377 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i2.3390.111-121

Abstract

Indigenous bacteria isolate of cassava rubber (Manihot glaziovii) is an isolate of native bacteria which is available in rubber cassava tubers. Rubber cassava tuber is a cassava with a high content of cyanide acid (HCN). The study was aimed to see the ability of indigenous bacteria isolate of cassava cultivar rubber (BUG1) on mocaf making fermentation. This study used a completely randomized design with treatments (A) addition of starter indigenous bacteria isolates of rubber variety (BUG1), (B) without isolates, and (C) without  fermentation. The resulting mocaf product was conducted a chemical tests consisted of moisture, ash, starch, acid degree, coarse fiber, and HCN content, while organoleptic tests consisted of color, aroma, and texture. The analysis results on the various treatments showed that the optimal treatment of mocaf flour produced was the addition of indigenous bacteria isolate starter of rubber variety (BUG1).ABSTRAKIsolat bakteri indigenous ubi kayu karet (Manihot glaziovii) merupakan isolat bakteri asli yang berada dalam umbi ubi kayu karet. Ubi kayu kultivar  karet merupakan ubi kayu dengan kandungan asam sianida (HCN) tinggi. Penelitian bertujuan untuk mempelajari kemampuan isolat bakteri indigenous ubi kayu kultivar karet (BUG1) pada fermentasi pembuatan mocaf. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan (A) pemberian starter isolat bakteri indigenous varietas karet (BUG1), (B) tanpa isolat, dan (C) tanpa fermentasi. Terhadap produk mocaf  yang dihasilkan dilakukan uji kimia meliputi kadar air,  abu, pati, derajat asam, serat kasar, dan kadar HCN, sedangkan uji organoleptik meliputi warna, aroma, dan tekstur. Hasil analisis terhadap berbagai perlakuan menunjukkan perlakuan optimal untuk tepung mocaf  yang dihasilkan adalah pemberian starter isolat bakteri indigenous varietas karet (BUG1).
Pengaruh penggunaan ekstrak gambir sebagai antimikroba terhadap mutu dan ketahanan simpan cake bengkuang (Pachyrhizus erosus) K Kamsina; F Firdausni
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.782 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4329.111-117

Abstract

Gambir merupakan sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir dan mengandung senyawa katekin yang bersifat sebagai antimikroba.  Guna meningkatkan ketahanan simpan pangan dan meminilisir penggunaan antimikroba sintetis dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi katekin terhadap nilai gizi dan ketahanan simpan cake bengkuang. Penelitian ini dilakukan dengan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (persentase catechin) yaitu A (kontrol), B (0,010%), C (0,015%), D (0,020%) dan E   (0,025%) dengan 5 kali ulangan. Hasil perlakuan optimal didapatkan pada perlakuan D dengan nilai kadar air 21,55%, kadar abu 0,3805%, gula 15,765%, antioksidan 28,38% dan total fenolik 2,01%. Uji organoleptik warna, rasa, aroma, dan tekstur disukai dengan nilai berturut-turut 3,481; 3,593; 3,593; 3,333. Sedangkan untuk ketahanan simpan cake bengkuang sampai minggu ke-3 untuk kadar air 31,91 % dan mikroba (Angka lempeng total) 7,4 x 104  koloni/g dan memenuhi standard SNI 01-3840-1995 (Roti). Penggunaan ekstrak gambir sebagai antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri kuat dengan daya hambat bakteri Escherechia coli 11 mm dan Salmonella 15 mm.AbstractGambier is a material that extracted from the leaves of gambier plants and contains catechin compounds which have antimicrobial characteristic. In order to improve the storage resistance of food and to minimize the use of synthetic antimicrobials, this study was carried out with the aim of knowing the effect of giving catechin concentrations on the nutritional value and storage resistance of yam cake. The method was conducted by a completely randomized design (CRD) with 5 treatments (percentage of catechin), namely A (control), B (0.010%), C (0.015%), D (0.020%) and E (0.025%) with 5 replications. The optimal result were obtained in treatment D with water content value 21.55%, ash content 0.3805%, sugar content 15.765%, antioxidant 28.38%, and total phenol 2.01%. Organoletic test of color, taste, flavor, and texture were preferred with value 3.481; 3.593; 3.593; 3.333 respectively. Whereas the resistance of jicama cake storage until the third week for water content 31.91% and microbes (total plate number) 7.4 x 104 colony/g and fulfilled the SNI standard 01-3840-1995 (Bread). The use of gambier extract as an antimicrobial in inhibit the growth of strong bacteria with inhibition of 15 mm for Salmonella bacteria and 11 mm for Escherechia coli.
Pengaruh penambahan tepung agar terhadap komposisi kimia serbuk agar dari kolang-kaling Inda Three Anova; K Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.968 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5631.119-126

Abstract

Pemanfaatan kolang-kaling sebagai produk pangan dalam bentuk serbuk memberikan nilai tambah bagi buah tersebut. Buah ini memiliki kandungan mineral yang cukup banyak, seperti: potassium, besi dan kalsium yang bermanfaat dan dapat memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari penambahan konsentrasi tepung agar pada pembuatan serbuk agar dari kolang-kaling. Penelitian dilakukan dengan penambahan tepung agar 1%, 2%, 3% dan 4%  pada bubur kolang kaling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung agar secara statistik tidak berbeda nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar karbohidrat dan jenis ikatan rangkap (uji FTIR), tetapi berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95% pada kadar beberapa mineral alami yaitu fosfor, kalsium dan besi. Perlakuan optimal didapatkan pada perlakuan penambahan tepung agar 2% dengan nilai kadar air 4,98%, kadar abu 0,49%, kadar serat 5,19%, kadar karbohidrat 64,29% dan mineral fosfor 400 ppm, kalsium 292,8 ppm dan besi 44,8 ppm, serta absorpsi air 10 kali. Produk  memenuhi SNI 01-2802-1995 tepung agar-agar untuk kadar air, abu dan absorpsi air.ABSTRACTThe utilization of kolang-kaling fruit as a food product in powder form can add the value of the fruit. The fruit has a lot of mineral content, such as: potassium, iron, and calcium which are useful and can facilitate the body metabolic processes. The research  purpose was to  find  the addition effect of the concentration of agar flour in the making of kolang-kaling agar powder. The research was done with the addition of agar flour 1%, 2%, 3% and 4%  into kolang-kaling puree. The results showed that the addition of agar flour statistically had no significant different to the water content, ash content, crude fiber content, carbohydrate content and type of double bond (FTIR test), but significantly different at 95% confidence on some natural minerals namely phosphorus, calcium and iron. The optimal treatment was obtained in the addition of 2% agar flour with a moisture content 4.98%, ash content 0.49%, fiber content  5.19%, carbohydrate content  64.29% and minerals phosphorus 400 ppm, calcium 292.8 ppm and iron 44.8 ppm with 10 times water absorption. Products meet the SNI 01-2802-1995 agar-agar powder for moisture content, ash content, and water absorption.
Pengaruh jenis isolat-isolat bakteri fermentatif dari ubi kayu terhadap rendemen, derajat putih, dan bentuk granula tepung mocaf K Kamsina; N Nurmiati; P Periadnadi
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.898 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5651.135-140

Abstract

Isolat bakteri indigenous ubi kayu merupakan isolat bakteri asli yang berada dalam umbi ubi kayu. Ubi kayu jenis lambau dan ketan (Manihot esculenta Crantz) merupakan jenis ubi kayu lokal Sumatera Barat, sedangkan ubi kayu kultivar karet (Manihot glaziovii)  merupakan ubi kayu dengan kandungan asam sianida (HCN) tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan masing-masing isolat bakteri indigenous ubi kayu terhadap rendemen, derajat putih serta bentuk granula tepung mocaf yang dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian isolat. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan pemberian starter isolat bakteri indigenous ubi kayu jenis ketan (A), lambau (B), karet (C) dan tanpa isolat/kontrol (D). Terhadap produk mocaf  yang dihasilkan dilakukan pengujian meliputi rendemen, derajat putih, dan bentuk granula tepung mocaf. Hasil analisis terhadap berbagai perlakuan menunjukkan perlakuan optimal untuk tepung mocaf yang dihasilkan adalah pemberian starter isolat bakteri indigenous jenis ketan dengan rendemen  35,85%, derajat putih 94,40% dengan dinding sel ubi kayu sudah banyak yang pecah menjadi granula-granula yang lebih kecil dan memiliki rongga pada bagian granulanya.ABSTRACTCassava indigenous bacterial isolates are native bacterial isolates that are in tubers of cassava. Lambau and sticky rice (Manihot esculenta Crantz) are types of local cassava from West Sumatra, while rubber cultivar cassava (Manihot glaziovii) is a cassava with a high content of cyanide acid (HCN). This study was aimed to look at the ability of each indigenous cassava isolate to yield, the degree of white and the form of mocaf flour granules compared to the treatment without administration of isolates. The study used a completely randomized design (CRD) with the following treatments: administration of indigenous cassava isolate starter of sticky rice type (A), lambau (B), rubber (C) and without isolate / control (D). The mocaf products were tested including yields, white degrees, and the granules shape of mocaf flour. The analysis results of various treatments showed that the optimal treatment for mocaf flour produced was the provision of indigenous bacterial isolates starter from sticky rice type (A) with a yield of 35.85%,  white degree 94.40% with a lot of cassava cell walls that had broken into smaller granules and had cavities on the granules.
Pemanfaatan katekin ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb) sebagai pengawet alami terhadap karakteristik mie basah K Kamsina; F Firdausni; S Silfia
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.533 KB) | DOI: 10.24960/jli.v10i2.6526.89-95

Abstract

Ekstak gambir merupakan ekstrak dari sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir dan mengandung senyawa antioksidan yang berfungsi sebagai pengawet pangan.  Guna meningkatkan ketahanan simpan pangan dan meminilisir penggunaan pengawet sintetis dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi ekstrak gambir terhadap nilai gizi dan ketahanan simpan mie pangsit. Penelitian dilakukan dengan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan (persentase ekstrak gambir) yaitu 0% (kontrol, 0,1%, 0,2%, 0,3% dan 0,4%  dengan 5 kali ulangan. Peningkatan penggunaan ekstrak gambir menyebabkan peningkatan nilai kadar air menjadi 34,706%, kadar abu 0,0443%, antioksidan 18,82% dan total fenol 84%. Hasil perlakuan  optimal didapatkan pada perlakuan 0,2% untuk uji organoleptik warna, rasa, aroma, dan tekstur disukai dengan nilai berturut-turut 3,50; 4,00; 4,13 dan 4,24.  Sedangkan untuk ketahanan simpan mie basah  sampai hari ke-4  cemaran mikroba (angka lempeng total) mengandung 9,8x105koloni/g dan memenuhi standard SNI 2987:2015 (mie basah).