Inda Three Anova
Balai Riset Standardisasi Industri Padang

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Substitusi Tepung Terigu dengan Tepung Kentang (Solanum Sp) Pada Pembuatan Cookies Kentang Inda Three Anova; Wilsa Hermianti; Silfia Silfia
Jurnal Litbang Industri Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.748 KB) | DOI: 10.24960/jli.v4i2.645.123-131

Abstract

Potatoes are one of plant types which consumed the tuber. It has high moisture content about 80% and will be easily demaged if not handled properly. Potatoes also have high content of carbohydrates about 70% therefore can be processed become flour. The high carbohydrate content causes potatoes known as food material that can substitute (replace) other carbohydrate sources such as rice, corn and wheat. The purpose of research was to see the effect substitution of wheat flour with potato flour in the cookies produced. The research was carried out by comparisons of wheat flour and potato flour (75%:25%, 50%:50%, 25%:75%). The potato cookies obtained was tested the water content, protein content, carbohydrate content, ash content, and organoleptic of texture, color, aroma, and flavour. Potato cookies had a good nutritional quality and appearance, the level of acceptance (organoleptic) was preferred until most preferred in the substitution of 50% potato flour. The cookies obtained had water content 3.58%, protein content 9.1%, carbohydrate content 46.56%, ash content 1.39%, and met The Indonesian National Standards for cookies 01-2973-1992.ABSTRAK Kentang merupakan salah satu jenis tanaman yang dikonsumsi umbinya. Memiliki kadar air yang cukup tinggi yaitu sekitar 80% dan akan cepat rusak apabila tidak ditangani dengan baik. Kentang juga memiliki kadar karbohidrat yang tinggi sekitar 70% sehingga dapat diolah menjadi tepung. Tingginya kandungan karbohidrat ini menyebabkan kentang dikenal sebagai bahan pangan yang dapat mensubstitusi (menggantikan) sumber karbohidrat lain seperti beras, jagung dan gandum. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh substitusi tepung terigu dengan tepung kentang terhadap cookies yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan memsubstitusikan tepung terigu dan tepung kentang (75%:25%, 50%:50%, 25%:75%). Terhadap cookies kentang  yang dihasilkan dilakukan pengujian kadar air, kadar protein, kadar karbohidrat, kadar abu, dan tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur, warna, aroma, dan rasa. Cookies kentang memiliki mutu nutrisi dan tampilan yang cukup baik, tingkat penerimaan (organoleptik) termasuk disukai hingga sangat disukai pada formulasi tepung kentang 50%. Cookies yang dihasilkan memiliki kadar air 3,58%, kadar protein 9,1%, kadar karbohidrat 46,56%, kadar abu 1,39%, dan memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk cookies 01-2973-1992.
Physical properties of a natural foam made from gambier: influence of proportion of gambier extract used Inda Three Anova; Anwar Kasim; Tuty Anggraini
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.151 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4059.89-94

Abstract

Tannin made from gambier extract contains hydroxyl groups and so can be modified to synthesize polymers. Gambier extract has a high tannin content that contains polyflavonoids with other additives. This allows it to be modified by polycondensation to make a polymer foam which can be used as an insulator for heat and sound, an absorber of heavy metal pollutants and for protective packaging. This study investigates the utilization of gambier in the manufacture of foam and determines the physical properties of the foam produced. The study was conducted using ethanol to produce the gambier extract from leaves of the plant which was used in the proportions of 14%, 24%, and 34% by weight to make different foam samples. Foam produced from 24% gambier extract had optimum qualities with a density value of 0.34 g/cm3, pH 6.83, compressive strength of 0.14 kg/cm2, thermal conductivity of 5.52 W/moC, and was semi-flexible foam. AbstrakSalah satu senyawa kelompok OH yang dapat dimodifikasi untuk tujuan sintesis polimer adalah tanin dari ekstrak gambir. Ekstrak gambir dengan kandungan tanin tinggi dapat dimodifikasi untuk pembuatan busa yang dapat digunakan sebagai bahan isolator panas, suara, dan penyerap logam serta untuk pengemasan. Pada pembuatan busa berbasis  gambir, tanin yang terdapat pada gambir berfungsi sebagai isolasi materi yang terjadi karena polikondensasi dari poliflavonoid tanin dengan bahan tambahan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan gambir dalam pembuatan busa dan mengetahui sifat fisik busa yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan tahap awal ekstraksi gambir menggunakan etanol. Perlakuan penelitian adalah pemakaian ekstrak gambir 14%, 24%, dan 34%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa busa yang dihasilkan dari pemakaian ekstrak gambir 24% memiliki nilai densiti 0,34 g/cm3, pH 6,83, kuat tekan 0,14 kg/cm2, konduktivitas termal 5,52 W/moC, dan busa dapat digolongan sebagai busa semi fleksibel.
Pengaruh penambahan tepung agar terhadap komposisi kimia serbuk agar dari kolang-kaling Inda Three Anova; K Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5631.119-126

Abstract

Pemanfaatan kolang-kaling sebagai produk pangan dalam bentuk serbuk memberikan nilai tambah bagi buah tersebut. Buah ini memiliki kandungan mineral yang cukup banyak, seperti: potassium, besi dan kalsium yang bermanfaat dan dapat memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari penambahan konsentrasi tepung agar pada pembuatan serbuk agar dari kolang-kaling. Penelitian dilakukan dengan penambahan tepung agar 1%, 2%, 3% dan 4%  pada bubur kolang kaling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung agar secara statistik tidak berbeda nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar karbohidrat dan jenis ikatan rangkap (uji FTIR), tetapi berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95% pada kadar beberapa mineral alami yaitu fosfor, kalsium dan besi. Perlakuan optimal didapatkan pada perlakuan penambahan tepung agar 2% dengan nilai kadar air 4,98%, kadar abu 0,49%, kadar serat 5,19%, kadar karbohidrat 64,29% dan mineral fosfor 400 ppm, kalsium 292,8 ppm dan besi 44,8 ppm, serta absorpsi air 10 kali. Produk  memenuhi SNI 01-2802-1995 tepung agar-agar untuk kadar air, abu dan absorpsi air.ABSTRACTThe utilization of kolang-kaling fruit as a food product in powder form can add the value of the fruit. The fruit has a lot of mineral content, such as: potassium, iron, and calcium which are useful and can facilitate the body metabolic processes. The research  purpose was to  find  the addition effect of the concentration of agar flour in the making of kolang-kaling agar powder. The research was done with the addition of agar flour 1%, 2%, 3% and 4%  into kolang-kaling puree. The results showed that the addition of agar flour statistically had no significant different to the water content, ash content, crude fiber content, carbohydrate content and type of double bond (FTIR test), but significantly different at 95% confidence on some natural minerals namely phosphorus, calcium and iron. The optimal treatment was obtained in the addition of 2% agar flour with a moisture content 4.98%, ash content 0.49%, fiber content  5.19%, carbohydrate content  64.29% and minerals phosphorus 400 ppm, calcium 292.8 ppm and iron 44.8 ppm with 10 times water absorption. Products meet the SNI 01-2802-1995 agar-agar powder for moisture content, ash content, and water absorption.
Pengaruh ukuran saringan dan konsentrasi gula terhadap sifat fisika kimia konsentrat sari buah kundur (Benincasa hispida (Thunb.) Cogn) Inda Three Anova; Kamsina Kamsina; Firdausni Firdausni; Yulia Helmi Diza; Yurnita Yurnita
Jurnal Litbang Industri Vol 11, No 2 (2021)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v11i2.7400.145-150

Abstract

Buah kundur (Benincasa hispida (Thunb.) Cogn) telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu bahan pangan fungsional. Pemanfaatan buah kundur biasanya dengan cara dibuat sari buah yang diminum langsung atau dikombinasikan dengan campuran sari buah lainnya. Kandungan buah kundur terdiri dari air, protein, karbohidrat, serat vitamin dan mineral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari perlakuan variasi ukuran saringan yaitu 40 mesh,  60 mesh,  80 mesh, dan konsentrasi gula yaitu 30% dan 40% yang digunakan pada pembuatan konsentrat sari buah kundur. Terhadap konsentrat yang diperoleh dilakukan pengamatan pH, kekentalan, analisa kadar serat, kadar gula, mineral, vitamin C dan aktivitas antioksidan. Perlakuan ukuran saringan 40 mesh dengan  konsentrasi gula 40% memberikan hasil yang optimal dengan pH 4,87, kekentalan 12,09 cP, kadar serat 0,15%,  kadar gula 29,91%, kandungan mineral kalsium (Ca) 0,0002%, magnesium (Mg) 0,0057%, kalium (K) 0,0474 % dengan kadar vitamin C 0,0057%  dan aktivitas antioksidan 55,65%.
Formulasi Perbandingan Asam Basa Serbuk Effervescent dari Coklat Bubuk Inda Three Anova; Kamsina Kamsina; Wilsa Hermianti
Jurnal Litbang Industri Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.261 KB) | DOI: 10.24960/jli.v6i2.1593.99-106

Abstract

Chocolate can be made various kinds of chocolate drink products. Chocolate drink is usually  mix with milk or coffee and drink with hot water become a refreshing drink. Chocolate can be made into effervescent drinks, these drinks produce gas bubbles which gives good taste. The presence of carbonate can provide another taste, so as to create a more interesting flavor diversification. The purpose of this study was to get optimal formulation to make an effervescent cocoa powder and more variety of cocoa powder drinks. The study was conducted by using a comparison method of citric acid : tartatic acid (A) and acid : base (B). The results showed that treatment of acid ratio and acid-base had an effect on the pH value, moisture content, flow time, compressibility value, and soluble time. Optimal treatment was obtained in ratio of citric acid : tartaric acid (1:2) and ratio acid 20% : base 25% which had pH value 6.77, moisture content 1.3%, the flow time 6.19 g/sec, compressibility 28.83, and soluble time 5.69 minutes. Except the compressibility value and soluble time, as a whole met criteria for effervescent powder drink.ABSTRAKCoklat dapat dibuat berbagai macam  produk minuman coklat. Minuman coklat biasanya diminum dengan mencampur susu atau kopi dan diminum dengan air panas menjadi minuman penyegar. Coklat dapat dibuat menjadi minuman effervescent, minuman ini menghasilkan gelembung gas yang memberikan rasa enak. Adanya karbonat dapat memberikan rasa lain, sehingga tercipta diversifikasi rasa yang lebih menarik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi yang optimal dalam pembuatan serbuk minuman effervescent dari coklat bubuk dan variasi minuman dari coklat bubuk yang lebih beragam. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan asam sitrat : asam tartarat (A) dan asam : basa (B). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan asam dan asam basa berpengaruh pada nilai pH, kandungan lembab, waktu alir, nilai kompressibilitas dan waktu larut. Perlakuan optimal didapat pada perbandingan asam sitrat : tartarat (1:2) dan perbandingan asam 20% : basa 25% yang mempunyai nilai pH 6,77, kandungan lembab 1,3%, waktu alir 6,19 g/detik, kompressibilitas 28,83 dan waktu larut 5,69 menit. Selain nilai kompressibilitas dan waktu larut secara keseluruhan memenuhi kriteria untuk minuman serbuk effervescent.
Pemanfaatan Gambir sebagai Bahan Dasar Pembuat Tinta Spidol Ramah Lingkungan Inda Three Anova; Hendri Muchtar
Jurnal Litbang Industri Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.266 KB) | DOI: 10.24960/jli.v7i2.3368.101-109

Abstract

Gambier can be used as a raw material for the manufacture of eco-friendly ink. This study was aimed to produce an alternative marker ink which is safer for the environment and human health. The current ink products generally contain volatile organic compound the chemical that can damage health. The study was done in several stages, raw material preparation, gambier extraction, color pigment making, ink formulation, and continued with stirring by used a high-speed homogenizer for the best formula. Variations of stirring speed were 1000, 1500, 2000 rpm and stirring time 10, 20, 30 minutes. The results showed that the best ink was obtained from the homogenization process with stirring time 30 minutes and speed 1000 rpm. The composition of gambier pigment 85%, glycerol 3%, polyethylene glycol 2%, propylene glycol 5%, and the addition of preservatives crystal violet 1%. The characteristics of markers ink were size particles 15.44 d.nm with a poly diversity index 0.186 and specific gravity 1.0254, black color ink, homogeneous, writings were not disjointed, and 6 minutes dry time.ABSTRAK Gambir dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan tinta spidol  yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan tinta spidol alternatif yang lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Tinta yang diproduksi saat ini pada umumnya masih mengandung volatile organic compound yang merupakan bahan kimia yang dapat merusak kesehatan. Pembuatan tinta dilakukan dalam beberapa tahap yaitu persiapan bahan baku gambir, pengekstrakan gambir, pembuatan pigmen warna, pembuatan formula tinta, dan dilanjutkan dengan pengadukan menggunakan alat high speed homogenizer untuk formula terbaik. Variasi kecepatan pengadukan adalah 1000, 1500, 2000 rpm dan lama pengadukan 10, 20, 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinta spidol yang terbaik diperoleh dari proses homogenisasi dengan waktu pengadukan 30 menit pada kecepatan 1000 rpm. Komposisi pigmen gambir 85%, gliserin 3%, polietylen glikol 2%, dan propilen glikol 5% serta penambahan pengawet kristal violet 1%. Karakteristik tinta spidol berupa partikel dengan ukuran 15,44 d.nm dengan indek polidiversitas 0,186 dan berat jenis 1,0254, tinta berwarna  hitam, homogen, tulisan tidak terputus-putus dan waktu kering 6 menit.
Rasio pelarut etanol dan etil asetat pada proses ekstraksi terhadap karakteristik katekin dari gambir Inda Three Anova; Gustri Yeni
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v10i2.6506.121-127

Abstract

Gambir salah satu tanaman herbal yang mempunyai banyak manfaat, terutama untuk produk farmasi, kosmetik, pewarna dan lain sebagainya. Kandungan senyawa katekin yang tinggi pada gambir sangat dipengaruhi oleh proses ekstraksi yang dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh dari rasio pelarut etanol dan etil asetat serta waktu ekstraksi yang digunakan terhadap rendemen dan karakteristik katekin gambir yang dihasilkan. Proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol dan etil asetat, dengan rasio sebagai berikut : E1= etil asetat : etanol (0:1), E2 = etil aetat : etanol (1:0), E3= etil asetat : etanol (3 : 2),  E4 = etil asetat : etanol (4 : 1); waktu ekstraksi : 5 jam (T1) dan 6 jam (T2), rasio pelarut dan gambir tetap yaitu 1:2. Pada produk katekin yang didapatkan dilakukan perhitungan rendemen, kadar katekin, kandungan unsur mineral logam dan non logam dengan uji XRF dan morfologi SEM EDX. Perlakuan optimal didapat pada perlakuan E3T2 dengan rendemen 74,86% dan  kadar katekin 98,66%. Menurut uji XRF terdapat beberapa jenis unsur logam dan non logam yang lebih kompleks seperti Mg, Al, Si, P, Cl, K, Ca, Fe, Cu, Ag, S, Eu dan Cd, morfologi SEM menunjukkan bentuk partikel yang masih sama serta tidak teratur dengan ukuran partikel yang lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran partikel bahan baku gambir.
Formulasi Perbandingan Asam Basa Serbuk Effervescent dari Coklat Bubuk Inda Three Anova; Kamsina Kamsina; Wilsa Hermianti
Jurnal Litbang Industri Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.261 KB) | DOI: 10.24960/jli.v6i2.1593.99-106

Abstract

Chocolate can be made various kinds of chocolate drink products. Chocolate drink is usually  mix with milk or coffee and drink with hot water become a refreshing drink. Chocolate can be made into effervescent drinks, these drinks produce gas bubbles which gives good taste. The presence of carbonate can provide another taste, so as to create a more interesting flavor diversification. The purpose of this study was to get optimal formulation to make an effervescent cocoa powder and more variety of cocoa powder drinks. The study was conducted by using a comparison method of citric acid : tartatic acid (A) and acid : base (B). The results showed that treatment of acid ratio and acid-base had an effect on the pH value, moisture content, flow time, compressibility value, and soluble time. Optimal treatment was obtained in ratio of citric acid : tartaric acid (1:2) and ratio acid 20% : base 25% which had pH value 6.77, moisture content 1.3%, the flow time 6.19 g/sec, compressibility 28.83, and soluble time 5.69 minutes. Except the compressibility value and soluble time, as a whole met criteria for effervescent powder drink.ABSTRAKCoklat dapat dibuat berbagai macam  produk minuman coklat. Minuman coklat biasanya diminum dengan mencampur susu atau kopi dan diminum dengan air panas menjadi minuman penyegar. Coklat dapat dibuat menjadi minuman effervescent, minuman ini menghasilkan gelembung gas yang memberikan rasa enak. Adanya karbonat dapat memberikan rasa lain, sehingga tercipta diversifikasi rasa yang lebih menarik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi yang optimal dalam pembuatan serbuk minuman effervescent dari coklat bubuk dan variasi minuman dari coklat bubuk yang lebih beragam. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan asam sitrat : asam tartarat (A) dan asam : basa (B). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan asam dan asam basa berpengaruh pada nilai pH, kandungan lembab, waktu alir, nilai kompressibilitas dan waktu larut. Perlakuan optimal didapat pada perbandingan asam sitrat : tartarat (1:2) dan perbandingan asam 20% : basa 25% yang mempunyai nilai pH 6,77, kandungan lembab 1,3%, waktu alir 6,19 g/detik, kompressibilitas 28,83 dan waktu larut 5,69 menit. Selain nilai kompressibilitas dan waktu larut secara keseluruhan memenuhi kriteria untuk minuman serbuk effervescent.
Physical properties of a natural foam made from gambier: influence of proportion of gambier extract used Inda Three Anova; Anwar Kasim; Tuty Anggraini
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.151 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4059.89-94

Abstract

Tannin made from gambier extract contains hydroxyl groups and so can be modified to synthesize polymers. Gambier extract has a high tannin content that contains polyflavonoids with other additives. This allows it to be modified by polycondensation to make a polymer foam which can be used as an insulator for heat and sound, an absorber of heavy metal pollutants and for protective packaging. This study investigates the utilization of gambier in the manufacture of foam and determines the physical properties of the foam produced. The study was conducted using ethanol to produce the gambier extract from leaves of the plant which was used in the proportions of 14%, 24%, and 34% by weight to make different foam samples. Foam produced from 24% gambier extract had optimum qualities with a density value of 0.34 g/cm3, pH 6.83, compressive strength of 0.14 kg/cm2, thermal conductivity of 5.52 W/moC, and was semi-flexible foam. AbstrakSalah satu senyawa kelompok OH yang dapat dimodifikasi untuk tujuan sintesis polimer adalah tanin dari ekstrak gambir. Ekstrak gambir dengan kandungan tanin tinggi dapat dimodifikasi untuk pembuatan busa yang dapat digunakan sebagai bahan isolator panas, suara, dan penyerap logam serta untuk pengemasan. Pada pembuatan busa berbasis  gambir, tanin yang terdapat pada gambir berfungsi sebagai isolasi materi yang terjadi karena polikondensasi dari poliflavonoid tanin dengan bahan tambahan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan gambir dalam pembuatan busa dan mengetahui sifat fisik busa yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan tahap awal ekstraksi gambir menggunakan etanol. Perlakuan penelitian adalah pemakaian ekstrak gambir 14%, 24%, dan 34%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa busa yang dihasilkan dari pemakaian ekstrak gambir 24% memiliki nilai densiti 0,34 g/cm3, pH 6,83, kuat tekan 0,14 kg/cm2, konduktivitas termal 5,52 W/moC, dan busa dapat digolongan sebagai busa semi fleksibel.
Pengaruh penambahan tepung agar terhadap komposisi kimia serbuk agar dari kolang-kaling Inda Three Anova; K Kamsina
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.968 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5631.119-126

Abstract

Pemanfaatan kolang-kaling sebagai produk pangan dalam bentuk serbuk memberikan nilai tambah bagi buah tersebut. Buah ini memiliki kandungan mineral yang cukup banyak, seperti: potassium, besi dan kalsium yang bermanfaat dan dapat memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari penambahan konsentrasi tepung agar pada pembuatan serbuk agar dari kolang-kaling. Penelitian dilakukan dengan penambahan tepung agar 1%, 2%, 3% dan 4%  pada bubur kolang kaling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung agar secara statistik tidak berbeda nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar karbohidrat dan jenis ikatan rangkap (uji FTIR), tetapi berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95% pada kadar beberapa mineral alami yaitu fosfor, kalsium dan besi. Perlakuan optimal didapatkan pada perlakuan penambahan tepung agar 2% dengan nilai kadar air 4,98%, kadar abu 0,49%, kadar serat 5,19%, kadar karbohidrat 64,29% dan mineral fosfor 400 ppm, kalsium 292,8 ppm dan besi 44,8 ppm, serta absorpsi air 10 kali. Produk  memenuhi SNI 01-2802-1995 tepung agar-agar untuk kadar air, abu dan absorpsi air.ABSTRACTThe utilization of kolang-kaling fruit as a food product in powder form can add the value of the fruit. The fruit has a lot of mineral content, such as: potassium, iron, and calcium which are useful and can facilitate the body metabolic processes. The research  purpose was to  find  the addition effect of the concentration of agar flour in the making of kolang-kaling agar powder. The research was done with the addition of agar flour 1%, 2%, 3% and 4%  into kolang-kaling puree. The results showed that the addition of agar flour statistically had no significant different to the water content, ash content, crude fiber content, carbohydrate content and type of double bond (FTIR test), but significantly different at 95% confidence on some natural minerals namely phosphorus, calcium and iron. The optimal treatment was obtained in the addition of 2% agar flour with a moisture content 4.98%, ash content 0.49%, fiber content  5.19%, carbohydrate content  64.29% and minerals phosphorus 400 ppm, calcium 292.8 ppm and iron 44.8 ppm with 10 times water absorption. Products meet the SNI 01-2802-1995 agar-agar powder for moisture content, ash content, and water absorption.